beauty
03 Feb 2023
Apa Itu Milia dan Gimana Cara Mengatasinya? Ini Tips dari Dokter!
Punya milia, atau pernah dengar tentang permasalahan kulit satu ini? Apa sih sebenarnya milia atau milium cyst ini? Kenapa bisa muncul dan gimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya, yuk!
Sebelum kamu panik, tenang saja, milia merupakan salah satu permasalahan yang umum terjadi, kok. Meski sebenarnya tidak berbahaya, tapi banyak yang terganggu atau jadi nggak percaya diri dengan munculnya milia di wajah. Milia memang nggak bisa ditutupi dengan makeup, dan banyak orang sering kali gemas memencet-mencetnya supaya hilang
Ssstt.. jangan iseng-iseng mencoba menghempaskan milia dengan cara yang belum terbukti kebenarannya ya, nanti kulitmu malah jadi rusak! Kalau kamu penasaran tentang penyebab dan cara penanganan yang benar, simak penjelasan dan beberapa tips dari dr. Arini Widodo, Sp.KK di bawah ini, yuk!
Apa itu milia?
Milia adalah benjolan kecil berwarna putih berukuran 1-2 mm yang ditemukan di wajah (biasanya sekitar area mata dan pipi), tidak sakit atau gatal. Milia merupakan sebuah kista epidermoid yang sangat kecil, yaitu sebuah kantung yang berisi keratin dan diding kantung tersebut dilapisi oleh lapisan yang serupa dengan lapisan kulit normal. Milia ini tidak berbahaya. Namun, banyak orang yang tidak begitu paham dengan kondisi ini. Orang-orang sering sekali mengeluhkan milia sebagai beruntusan di kulit dan mengiranya komedo.
Baca juga: 4 Rekomendasi Eye Treatment untuk Membantu Mengurangi Kantung Mata yang Mengganggu!
Apa sih penyebabnya?
Tahukah kamu kalau milia dapat terjadi karena bawaan dari lahir atau muncul begitu saja tanpa penyebab spesifik? Justru, paling sering terjadi tanpa penyebab spefisik, lho.
Menurut dr. Arini Widodo, Sp.KK, beberapa hal ini juga menjadi penyebab munculnya milia:
Pertama, akibat dari sumbatan kelenjar minyak atau kelenjar keringat, sehingga kemudian membentuk kista.
Kedua, kelainan ini umum ditemukan pada bayi yang baru lahir, umumnya pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Ketiga, trauma atau luka pada kulit yang menyebabkan keratin terperangkap pada permukaan kulit akibat trauma (luka bakar, lepuh, dkk) dapat memicu milia, termasuk prosedur-prosedur laser treatment yang membuat luka pada kulit seperti laser CO2.
Keempat, milia dapat merupakan bagian dari syndrome-syndrome tertentu seperti rombo, basal cell nevus syndrome, gardner, dan sebagainya. Tapi, umumnya milia yang disebabkan oleh sindrom tersebut terlihat lebih besar dan banyak.
Baca juga: Kupas Tuntas tentang Adult Acne! Simak Penjelasan Dokter tentang Jerawat Usia 30-an dan 40-an Ini!
Jenis-jenis milia
Neonatal milia: jenis milia pada bayi baru lahir. Milia jenis ini umumnya muncul di sekitar hidung dan area wajah lainnya. Ada juga yang muncul di kulit kepala.
Primary milia atau milia primer: milia yang muncul pada usia anak-anak dan dewasa. Milia primer ini biasanya lenyap dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Secondary milia atau milia sekunder: milia yang muncul di kulit yang cedera. Kondisi ini bisa terjadi akibat luka lepuh, luka bakar, atau penggunaan krim kulit yang mengandung kortikosteroid.
Milia en plaque: milea yang cukup parah dan belum diketahui pasti penyebabnya. Milia en plaque tidak berupa bintik putih kecil-kecil, tapi biasanya tumbuh cukup lebar dan menonjol dengan diameter mencapai beberapa sentimeter. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita paruh baya dan berada di sekitar telinga.
Multiple eruptive milia: milia yang biasanya muncul berkelompok dalam kurun waktu beberapa minggu atau bulan. Milia jenis ini juga jarang terjadi.
Baca juga: Mata Letih dan Keriput? Ini Rekomendasi Eye Serum Mewah untuk Usia 40-an!
Apa perbedaan antara milia dan komedo tertutup (acne komedonal)?
Banyak orang masih bingung perbedaan milia dengan komedo tertutup. Banyak yang mengiranya sama, karena kulit seolah sama-sama “tersumbat”. Tapi, sebenarnya berbeda, lho. Dari bentuknya juga sudah sangat berbeda.
“Tidak seperti komedo atau jerawat, milia dapat timbul tanpa alasan dan tidak dapat dikeluarkan atau di pencet dengan mudah seperti komedo. Komedo tertutup merupakan sumbatan saluran minyak. Sedangkan milia merupakan kista yang sangat kecil. Komedo umumnya jumlahnya banyak, milia umumnya lebih sedikit. Keduanya dapat muncul di mana saja, akan tetapi komedo umumnya lebih banyak di area yang berminyak seperti hidung, sedangkan milia banyak di sekitar mata atau pipi. Komedo akan lebih mudah berulang, sedangkan milia biasanya tidak mudah terbentuk lagi seperti komedo,” ujar dr. Arini.
Cara pencegahan
dr. Arini mengatakan, “Tidak ada terapi yang dapat mencegah 100 persen timbulnya milia. Milia merupakan akibat dari sumbatan kelenjar pilosebasea (minyak) dan ekrin (keringat). Sehingga untuk mengurangi kemungkinan timbulnya hal ini adalah terapi yang mencegah terjadinya sumbatan ini, antara lain dengan eksfoliasi kulit atau mempercepat regenerasi kulit. Eksfoliasi kulit dapat dilakukan dengan tindakan peeling, baik chemical peeling maupun laser peeling. Penggunaan beberapa krim seperti krim yang dapat mempercepat regenerasi kulit, atau yang memberikan efek eksfoliasi ringan dapat membantu mengurangi kemungkinan timbulnya milia.”
Jadi, untuk pencegahan milia sehari-hari, kamu bisa melakukan eksfoliasi secara rutin ya, menggunakan skincare dengan kandungan Salicylic Acid atau Glycolic Acid. Kandungan tersebut bisa membantu menghilangkan keratin berlebih pada kulit. Citric Acid juga bisa mencegah kulit memproduksi keratin yang berlebihan. Bonusnya, pori-pori kulit lebih bersih dan kulit juga tampak glowing kalau kamu rajin eksfoliasi!
Kamu juga bisa melakukan facial steam di rumah. Saat sedang hot shower, atau menggunakan facial steamer khusus, atau cukup menuangkan air panas ke dalam mangkok, kamu dekatkan wajah ke air selama 10-15 menit. Uapnya akan membuka pori-pori, dan membantu pori-pori melepaskan keratin flakes yang jumlahnya berlebihan pada kulit.
Jangan pernah memencet-mencet milia atau menusuknya dengan kuku, jarum, atau sejenisnya ya. Kamu akan membuat kulitmu jadi kemerahan, luka, trauma, dan malah akan meninggalkan scar (bekas bopeng).
Baca juga: Jaga Kekuatan Kulit Area Mata, 5 Eye Cream dengan Ceramide Ini Wajib Dicoba!
Mengatasinya dengan treatment di klinik kecantikan
Meski sifat milia akan hilang dengan sendirinya, tapi kalau kamu terganggu dengan keberadaan mereka di wajahmu, kamu bisa langsung ke klinik kecantikan terpercaya dan berkonsultasi dengan dokter kulit di sana untuk mengatasinya sesuai dengan jenis milia yang kamu alami. Ada beberapa opsi tindakan yang bisa dilakukan, yaitu:
Cryotherapy: prosedur untuk membekukan dan menghancurkan benjolan milia menggunakan nitrogen cair.
Dermabrasi: pengikisan lapisan kulit teratas dengan menggunakan alat khusus. Treatment ini nggak hanya untuk menghilangkan milia saja, tapi bisa kamu lakukan bersamaan dengan facial treatment saat kamu membutuhkan tampilan kulit yang lebih segar dan glowing. Prosedur mikrodermabrasi bisa dilakukan 1-2 bulan sekali, untuk mengurangi kerutan halus, jerawat dan bekasnya, dan pori-pori yang tampak besar.
Chemical peeling: pengikisan lapisan kulit teratas dengan mengoleskan cairan kimia. Langkah ini bisa dilakukan sebagai pencegahan (sebelum ada milia), maupun setelah milianya muncul.
Ablasi laser: prosedur untuk menghilangkan milia dengan menggunakan laser.
Diathermy: prosedur untuk menghilangkan milia dengan menggunakan suhu panas.
Deroofing: prosedur untuk mengeluarkan isi milia dengan menggunakan jarum steril.
Baca juga: Gimana Langkah-langkah Pakai Eye Cream yang Tepat? Intip di Sini!
Nah, itulah poin-poin penting tentang milia dan cara mengatasi milia dengan benar. Gimana, sudah jelas, kan? Apakah kamu salah satu yang punya milia di wajah? Bila menurutmu mengganggu penampilan, segera hubungi dermatologist terpercaya ya!
Image: Dok. Freepik