banner-detik

skincare

Kupas Tuntas tentang Adult Acne! Simak Penjelasan Dokter tentang Jerawat Usia 30-an dan 40-an!

seo-img-article

Sudah berusia 30-an, bahkan 40-an, namun masih struggle soal jerawat? Kamu harus simak artikel tentang jerawat usia 30-an dan 40-an ini sampai tuntas!

 

Faktanya, jerawat memang bukan permasalahan kulit yang jadi milik remaja saja, lho. Ada yang namanya adult acne, yang biasanya muncul di usia 30-an, bahkan 40-an. Meskipun nggak lagi puber, tapi jerawat ini sama saja meresahkannya. Kita bisa jadi nggak percaya diri dan nggak menyukai tampilan wajah kita sendiri! Padahal, kualitas diri kita nggak bisa dinilai dari jerawat, kan?

Nah, supaya kamu bisa menangangi adult acne dengan baik dan punya kulit yang lebih sehat, Female Daily ngobrol dengan dr. Arini Widodo, Sp.KK yang memberikan banyak penjelasan terkait masalah satu ini. Kamu wajib simak hingga selesai!

Adult acne itu biasanya terjadi pada rentang usia berapa, Dok? Apakah bentuk dan tampilannya berbeda dengan jerawat biasanya?

Jerawat dewasa, atau jerawat pasca-remaja, adalah jerawat yang muncul setelah usia 25 tahun dan dapat bertahan terus menerus, atau sebentar-sebentar dari masa remaja, atau justru baru pertama kalinya muncul di usia tersebut. Jadi, sangat mungkin mengalami jerawat pada usia 30-an atau 40-an, padahal nggak pernah mengalaminya saat remaja. Kondisi ini bisa terjadi jika ada faktor pencetusnya. Misalnya penggunaan makeup terus-menerus, level stres yang tinggi, diet tinggi GI, fluktuasi hormonal, dan lain-lain.

Sebagian besar, faktor yang sama yang menyebabkan jerawat pada remaja, juga berperan pada jerawat dewasa. Jerawat remaja dan jerawat dewasa juga nggak punya perbedaan bentuk yang signifikan. Empat faktor yang secara langsung berkontribusi pada jerawat adalah: produksi minyak berlebih, pori-pori tersumbat, sel-sel kulit mati, bakteri, dan peradangan.

Biasanya, apa saja penyebab adult acne ini?

Tingkat hormon yang berfluktuasi: Ketidakseimbangan dapat menyebabkan jerawat. Wanita sering mengalami fluktuasi hormon, contohnya, selama masa menstruasi, atau selama kehamilan, peri-menopause, dan menopause, dan juga setelah memberhentikan (atau memulai) pil KB.

Stres: Banyak penelitian telah menemukan korelasi antara stres dan munculnya jerawat. Sebagai respon terhadap stres, tubuh kita memproduksi lebih banyak hormon androgen. Hormon-hormon ini merangsang kelenjar minyak dan folikel rambut di kulit, yang dapat menyebabkan jerawat. Ini menjelaskan mengapa jerawat bisa menjadi masalah yang berkelanjutan ketika kita menemukan diri kita di bawah tekanan konstan. Jadi, kita memang harus mengatur level stres kita sehari-hari.

Riwayat keluarga: Apakah kerabat dekat, seperti orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan kamu memiliki jerawat? Kalau iya, kemungkinan besar kamu akan berjerawat juga. Temuan dari studi penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk jerawat. Orang yang memiliki kecenderungan ini lebih mungkin untuk mengalami adult acne.

Produk perawatan rambut dan kulit: Kalau kamu punya adult acne, kamu wajib membaca label pada produk perawatan kulit dan perawatan rambut yang kamu gunakan. Pastikan kamu melihat salah satu istilah berikut: non-comedogenic, non-acnegenic, oil-free, tidak menutup pori-pori.

Efek samping obat: Jerawat adalah efek samping dari beberapa obat (kortikosteroid, anabolik steroid, dan litium). Kalau kamu menduga bahwa obat memicu atau memperburuk jerawat, lanjutkan minum obat, tetapi bicarakan dengan dokter yang memberikan resepnya. Tanyakan apakah jerawat merupakan efek samping yang mungkin terjadi. Nah, kalau jerawat adalah kemungkinan efek samping, tanyakan apakah ada obat lainnya. Kalau ternyata kamu nggak bisa minum obat lain, mungkin kamu bisa berkonsultasi ke dokter kulit yang dapat membantu kamu mengontrol jerawat.

 Baca juga: Punya Konsentrasi Lebih Tinggi, Coba 5 Brightening Ampoule Ini untuk Atasi Noda Bekas Jerawat!

Apa saja ingredients skincare yang bisa mengatasi adult acne? Adakah perbedaan signifikan dengan cara mengurangi jerawat puber?

Untuk skincare OTC, kandungan seperti Salicylic Acid atau BHA dan retinol dapat membantu untuk mengatasi jerawat yang tidak meradang. BHA juga dapat membantu membersihkan pori dan mengontrol minyak.

Beberapa kandungan lain dapat mengatasi peradangan akibat jerawat meradang dan bersifat antiseptik sehingga diharapkan dapat mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Perawatan jerawat orang dewasa tidak berbeda dengan yang lebih muda. Algoritma pengobatan kelompok kerja AAD untuk pengelolaan acne vulgaris pada remaja dan dewasa muda, memerlukan penyesuaian berdasarkan faktor risiko pasien, jenis dan lokasi lesi jerawat, dan usia.

Perlu diingat bahwa jerawat dengan kondisi sedang-berat memerlukan konsultasi ke dokter, tidak dapat ditangani dengan skincare OTC saja.

Baca juga: 3 Serum Jerawat dari Brand Lokal yang Bisa Kamu Coba!

Lifestyle sehari-hari pastinya sangat berpengaruh ya. Gaya hidup seperti apa yang seharusnya diterapkan oleh orang-orang yang memiliki adult acne?

Mencuci muka dengan baik: Membantu mencegah jerawat penting untuk menghilangkan kelebihan minyak, kotoran, dan keringat. Namun, mencuci muka terlalu banyak juga dapat memperburuk jerawat, karena kulit jadi kering dan kesat, secara natural memproduksi minyak yang lebih banyak. Jadi, sebaiknya 2 kali sehari saja, dengan produk yang diciptakan khusus untuk merawat jerawat.

Diet rendah glikemik: Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah glikemik dapat mengurangi jumlah jerawat. Makanan rendah glikemik diantaranya adalah: sayur, buah, kacang-kacangan, dan gandum.

Menghindari susu sapi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum susu jenis ini dapat meningkatkan jerawat. Dalam studi ini, semua jenis susu sapi (utuh, rendah lemak, skim) memiliki efek pada jerawat. Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang minum 2 gelas atau lebih susu skim per hari memiliki resiko 44% lebih tinggi untuk memiliki jerawat dibandingkan dengan wanita lain. Kalau kamu memang penyuka susu sapi, mungkin ini saatnya kamu beralih ke oat milk, almond milk, atau soy milk, untuk membantu meredakan jerawat dari dalam.

jerawat usia 30-an

Menjaga kesehatan fisik: Langkah-langkah seperti meminimalkan stres, makan makanan yang seimbang, minum cukup air, berolahraga secara teratur, dan banyak tidur akan membantu mencegah jerawat.

Riasan harus non-oklusif, non-comedogenic, oil free: Pakai makeup sehari-hari yang ringan dan nggak menyumbat pori-pori. Jangan lupa double cleansing setelah menggunakan makeup. Sebaiknya, beri jeda pada kulitmu. Biarkan kulitmu bernapas dengan cara skip makeup untuk beberapa hari.

Berhenti merokok: Nikotin meningkatkan retensi sebum dan meningkatkan skala di dalam folikel, sehingga bisa membentuk komedo (komedo dan komedo putih).

Untuk treatment di klinik, apa saja yang bisa jadi pilihan untuk mengatasi adult acne?

jerawat usia 30-an

Ada banyak pilihan treatment, contohnya:

  1. Injeksi anti radang untuk menghilangkan peradangan akibat jerawat.
  2. Peeling untuk mengangkat kulit mati.
  3. PDT atau blue light untuk mematikan bakteri penyebab jerawat.
  4. Laser untuk mengurangi minyak, mengurangi peradangan, mengangkat sel kulit mati, mengurangi bekas jerawat.

Baca juga: Apa Perbedaan Aging Spots dengan Noda Gelap Bekas Jerawat? Ini Kata Dokter!

Dengan kondisi kulit usia 30-an dan 40-an yang regenerasinya tidak sebaik dulu lagi, gimana cara terbaik untuk mengatasi bekas jerawatnya?

jerawat usia 30-an

Penanganan bekas jerawat bergantung pada jenis bekasnya, apakah bekas menghitam (PIH atau Post Inflammatory Hyperpigmentation), kemerahan (PIE atau Post Inflammatory Erythema), atau scar bekas jerawat (misalnya bopeng, atau scar jenis lain). Ketiga bekas ini memiliki pendekatan terapi yang berbeda-beda.

PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation)

Bekas hitam atau dark spots akibat jerawat yang sangat umum terjadi pada pasien berkulit gelap seperti kebanyakan orang Indonesia adalah PIH.

Kandungan produk skincare, seperti Arbutin, Azelaic Acid, Kojic Acid, ekstrak licorice, dan retinol, dapat efektif dipakai sendiri atau dipakai secara kombinasi dengan kandungan lain. Prosedur seperti chemical exfoliation dan laser treatment juga dapat dipilih untuk membantu kulit jadi lebih cerah dan dark spots tersamarkan.

Sebagai catatan, kandungan skincare (topikal) biasanya digunakan untuk mengobati PIH epidermal (kulit bagian atas), karena pigmentasi yang lebih dalam umumnya lebih bisa diatasi dengan treatment di klinik kecantikan, seperti laser.

Hal yang penting dalam pengobatan PIH yang tidak boleh diabaikan atau diremehkan adalah pentingnya proteksi untuk mencegah memburuknya PIH. Jadi, wajib menggunakan sunscreen dengan broad spectrum dan SPF minimal 30. Jangan lupa juga untuk menggunakan kacamata hitam atau topi saat cuaca terik, atau tetap berada di tempat yang teduh.

Scar acne

Untuk scar acne, umumnya memerlukan konsultasi dan treatment di dokter spesialis kulit untuk hasil yang lebih optimal. Penggunaan skincare dengan kandungan derivat vitamin A juga dapat menyamarkan scar, karena bisa meregenerasi kulit dan menstimulasi kolagen. Bekas jerawat bentuk bopeng ini juga sangat efektif menggunakan beragam treatment di klinik seperti peeling, laser, IPL, PRP, dan lain-lain sesuai dengan jenis bekas jerawat yang dialami.

Baca juga: Jerawat Puber Menyerang? Jangan Panik, Ini 5 Tips Mengatasinya!

Nah, itulah ulasan lengkap tentang adult acne atau jerawat usia 30-an dan 40-an yang harus kamu tahu! Jadi, buat kamu yang memiliki jerawat di usia 30-an dan 40-an, sekarang bisa lebih paham kalau untuk mengatasinya diperlukan kombinasi gaya hidup sehat, pemakaian produk skincare topikal, serta treatment di klinik kecantikan terpercaya. Jika jerawat sudah membaik, jangan lupa tetap menghindari pemicu jerawatnya ya!

 

Image: Freepik, Pexels.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment