backstage beauty
06 Feb 2023
Apakah Industri Kecantikan Indonesia Sudah Mengarah ke Fast Beauty?
Terasa nggak sih kalau akhir-akhir ini industri kecantikan semakin berkembang? Mulai dari banyaknya pilihan produk, hingga campaign yang juga beragam tipenya. Pertanyaannya, apakah kamu selalu excited atau justru sempat overwhelmed? Atau bahkan kamu merasa bahwa ini adalah fenomena ‘fast beauty’?
Beberapa tahun belakangan, perkembangan beauty industry tampak semakin pesat. Kamu bisa lihat sendiri, nggak cuma banyaknya brand internasional mulai hadir di Indonesia, tapi brand lokal pun makin unjuk gigi dengan sederet inovasi produk yang nggak ada habisnya. Bagi saya sebagai seorang beauty enthusiast, hal ini jadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan pastinya.
Pertama, perkembangan beauty industry di Indonesia berarti menandakan kalau kualitas produk dari brand lokal memang sudah bagus, bahkan ada saja yang kualitasnya setara dengan brand internasional yang sudah populer sejak dulu. Selain itu, perkembangan industri kecantikan lokal juga bisa jadi peluang, bahkan bisa membuka kesempatan kerja bagi banyak orang. Kreativitas para stakeholder yang terlibat juga makin tinggi dan bisa memberikan solusi untuk permasalahan yang dimiliki orang Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki. Alhasil, produk yang dihadirkan pun lebih beragam, mulai dari formula, tekstur, hingga pilihan warna yang disesuaikan dengan pasar Indonesia, yang mungkin memang lebih cocok juga untuk kebutuhan kulit kita.
Hal ini tentunya jadi kebahagiaan juga buat saya karena pilihan produk amat beragam, serta biasanya beauty products dari local brand dibanderol dengan harga yang lebih terjangkau daripada brand internasional. Siapa sih yang nggak mau punya produk skincare atau makeup dengan kualitas yang patut diacungi jempol, dengan harga yang nggak menguras kantong? Saya rasa sebagian besar mau, ya.
Baca juga: Bongkar Prediksi Beauty Trend 2023 Menurut Para Local Beauty Bosses!
Barusan saya bilang bahwa kemunculan brand lokal dengan inovasi produknya bikin bahagia. Tapi nggak jarang juga ada orang yang merasa overwhelemed dengan semua ini, bahkan mulai berpikir bahwa industri ini mulai terasa seperti industri fashion. Kira-kira, apakah industri kecantikan Indonesia ini sudah masuk ke dalam kategori fast beauty?
Bukan hanya ada fast fashion, tapi ada juga fast beauty!
Sudah familiar dengan yang namanya fast fashion? Ternyata nggak cuma ada di dunia fashion, di dunia kecantikan pun ada yang disebut ‘fast beauty’. Fast beauty sendiri merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan produk kecantikan dengan bahan-bahan yang murah, namun seringkali bahan tersebut memberi dampak buruk untuk planet, serta makhluk hidup lainnya. Nggak hanya itu saja, fenomena fast beauty ini juga memungkinkan pemilihan ingredients yang lebih berbahaya, eksploitasi pekerja yang jam kerjanya nggak wajar, produk sampah yang meningkat, bahkan penurunan kualitas produk dikarenakan durasi peluncuran produk yang cenderung cepat.
Fast beauty juga nggak melulu soal durasi peluncuran produk yang super cepat, tapi juga berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk para konsumen. Misalnya, ketika ada diskon di tanggal kembar, kamu perlu memikirkan kembali apakah produk tersebut dibutuhkan dan akan dipakai sampai habis? Jika jawabannya tidak, kamu benar-benar perlu mengurungkan niat belanja agar perkembangan fast beauty dapat dicegah.
Fenomena banyak launching produk dalam waktu dekat
Kalau kamu hampir setiap saat buka sosial media, pasti ada saja momen ‘product launching’ dari brand, khususnya brand lokal yang muncul di timeline. Entah produknya skincare, makeup, hair care, atau body care. Nggak jarang pula, dalam waktu yang berdekatan pun ada beberapa local brands yang sama-sama meluncurkan produk terbaru dengan fungsi yang kurang lebih serupa. Kalau saya sendiri, ketika melihat ada brand lokal yang launching produk tentu excited, apalagi jika produk tersebut memang punya unique selling point, serta ingredients yang dipilih pun belum terlalu banyak digunakan di pasaran. Namun, ada kalanya merasa overwhelmed sih, terlebih lagi kalau local brand rilis banyak banget produk dengan bentuk atau fungsi yang mirip-mirip, sehingga bikin saya bingung untuk mencobanya.
Baca juga: Prediksi Beauty Trend 2023 Menurut Female Daily Member. Kira-kira, Seperti Apa Ya?
Nggak selamanya produk baru yang di-launching itu bikin excited
Kalau cuma melihat dari perspektif saya, tentunya nggak adil, dong. Karena, konsumen dari produk kecantikan bukan cuma saya saja. Ada banyak banget perempuan yang jadi konsumen dari beauty brand lokal di Indonesia, termasuk para FD Member di komunitas Female Daily. Makanya, saya memutuskan untuk melakukan survey ke FD Member yang sudah jadi konsumen setia brand lokal.
Sebagai beauty enthusiast, para FD Member ini banyak yang excited kalau brand lokal meluncurkan produk terbaru. Mereka mengatakan alasannya kenapa selalu excited, yaitu karena ingin tahu apa saja sih inovasi produk yang bakal diluncurkan oleh local brand. Kemudian, produk yang variatif nyatanya juga ditunggu-tunggu oleh FD Member ketika ada brand lokal yang sudah mulai spill teaser-teaser peluncuran produk. Jujur, momen seperti itu memang menyenangkan sih buat beauty enthusiast. Jadi sekaligus main tebak-tebakan ya, kira-kira produk apa lagi yang bakal dihadirkan?
Namun, di kala banyaknya beauty enthusiast yang excited dengan produk terbaru dari brand lokal, ternyata banyak pula beauty enthusiast yang justru merasa overwhelmed dengan banyaknya produk yang dirilis. Sebagian besar mengatakan bahwa mereka merasa excited di masa awal peluncuran produk dari local brand. Tapi, lama kelamaan banyak pula brand lokal yang launching produk secara masif dalam waktu yang berdekatan, sehingga bikin beauty enthusiast justru merasa overwhelmed.
Baca juga: Bikin Kulit Kencang dan Glowing Layaknya Aktris Korea, 3 Alat Canggih Ini Worth to Try!
Nah, kenapa bisa overwhelmed, sih? Berdasarkan survey yang saya lakukan, beberapa FD Member seperti Syahnida Areo dan Putri Lasim, merasa nggak bisa ‘keep up’ dengan produk-produk lokal yang terus bermunculan. Apalagi, saat ini cukup sering local brand meluncurkan produk yang sejenis, misalnya brand A meluncurkan lip tint, nggak lama kemudian brand B juga meluncurkan lip tint dengan variasi yang nggak jauh berbeda. Selain itu, menurut Vina Hadiwinata dan Maya Sari, kalau ingredients dan fungsi produk yang dihadirkan oleh brand lokal ‘itu-itu saja’, juga bisa bikin konsumen jadi kurang excited dan nggak penasaran lagi. Apalagi, kalau sebelumnya skincare dengan ingredients tersebut memang sudah banyak dihadirkan oleh brand lain. Akhirnya, ada konsumen yang jadi kehilangan ‘sparks’ ketika tahu brand lokal launching produk. Bahkan, nggak jarang juga ada pemikiran seperti “Oh it’s just another skincare”, tanpa ada rasa excited untuk mencobanya.
Another fact about buying beauty products yaitu nggak semua orang akan langsung beli produk yang baru launching. Para FD Member yang saya tanyakan, yaitu Mirna Puji Rahayu, Syahnida, Alvi Suryani, dan Anisa Fitriani juga menyatakan kalau mereka lebih sering beli produk ketika produk yang dimiliki sudah habis, bukan ketika ada sesuatu yang baru, kecuali memang produk yang diluncurkan adalah produk favoritnya.
Baca juga: Industri Parfum Bakal Menjamur! Gimana Ramalan Fragrance Trend di Tahun 2023?
Apa yang harus dilakukan para beauty brand?
Launching produk tentunya jadi hal besar yang sudah dipersiapkan secara matang oleh semua brand, khususnya beauty local brand. Jadi, kalau kamu lihat brand A dan brand B meluncurkan produk yang mirip, itu sebenarnya bukan saling berlomba-lomba dan menjiplak satu sama lain, karena proses research & development yang dilakukan tentu sudah dari jauh hari. Tapi, sebagai konsumen yang menikmati produk lokal pastinya ingin produk yang nggak gitu-gitu saja. Lalu, apa yang perlu dilakukan brand lokal untuk membuat industri ini lebih sustain dan tidak masuk ke dalam ranah fast beauty?
Investasi pada riset yang matang untuk sebuah produk
Yup, hal ini menurut saya wajib dilakukan oleh para local brand supaya output produk yang dihasilkan juga lebih baik dan punya unique selling point yang menarik. Bukan maksudnya selama ini brand lokal nggak melakukan riset dengan baik ya, melainkan brand lokal bisa riset lebih mendalam, sehingga menciptakan formula yang lebih advance dan pakem.
Beri jeda untuk launching produk
Yes, sometimes local beauty brands need to slow down. Bukan berarti brand lokal yang jarang launching produk itu nggak bagus, lho. Justru, local brand bisa memanfaatkan jeda waktu tersebut untuk lebih engage dengan konsumennya, bisa menciptakan sense of belonging konsumen terhadap produk tersebut, dan lain-lain.
Cara yang bisa kita lakukan sebagai konsumen untuk mengurangi dampak fast beauty
Sudah tahu kan, kalau fenomena fast beauty ini bisa memberi dampak buruk bagi lingkungan? Nah, nggak cuma beauty brand saja yang turut andil dalam menangani fenomena fast beauty, kita sebagai konsumen pun punya peran penting untuk meminimalkan dampak buruk fast beauty, lho. So, ini dia beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan fenomena fast beauty sebagai konsumen!
Lebih mindful saat belanja beauty product
Mulai sekarang kamu harus lebih mindful saat berbelanja produk kecantikan. Jangan hanya karena produk tersebut sedang diskon besar-besaran, kamu jadi memborongnya, padahal sebenarnya produk itu bukanlah yang kamu butuhkan.
Pilih produk yang ingredients-nya lebih aman untuk lingkungan
Fenomena fast beauty ini memungkinkan produk beauty diproduksi menggunakan bahan yang lebih murah, namun bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Supaya fast beauty nggak makin berkembang, kamu bisa memilih produk yang lebih ramah untuk lingkungan. Biasanya, beauty products tersebut memiliki ingredients yang nggak merusak lingkungan, atau seringkali berlabel cruelty free, dan semacamnya.
Memakai beauty product sampai habis
Nah, ini adalah hal kecil tapi kadang susah dilakukan. Coba biasakan pakai produk kecantikan sampai habis, deh. Jadi, jangan sampai hasrat belanjamu terlalu tinggi dan keseringan belanja beauty product yang sama, padahal di rak skincare-mu juga masih ada produk sejenis yang belum habis. Kalau produk tersebut pada akhirnya nggak habis dan keburu expired, apa yang bisa dilakukan selain membuangnya? Sayang banget, kan?
Kalau kamu sendiri, apakah selalu excited atau pernah merasa overwhelmed dengan kehadiran produk beauty yang semakin ‘deras’ akhir-akhir ini? Coba share di kolom komentar, ya!
Image: Freepik