banner-detik

makeup

Makna Riasan Tradisional Asli Indonesia | #FDLocalPower

seo-img-article

Beberapa bulan yang lalu, saya dapat kesempatan untuk belajar dan makeup berbagai pengantin tradisional Indonesia. Jujur ini adalah hal yang baru buat saya. Karena dari sejak saya masih kecil, saya selalu membayangkan wedding pada umumnya menggunakan gaun putih dengan hairdo yang simple dengan mahkota yang disertai dengan veil.

Saya bahkan pernah memiliki persepsi kalau riasan tradisional itu ‘ribet’, mendingan wedding ala barat atau Eropa yang kesannya lebih simple atau modern.

riasan tradisional 3

Sumber foto : weddingku.com

Tapi persepsi saya segera berubah ketika saya mulai belajar riasan tradisional. Bahkan menurut saya sudah mulai banyak yang melupakan warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan ini, dengan berbagai alasan ‘nggak mau ketinggalan jaman’. Hal ini menurut saya sayang banget sih, berhubung Indonesia punya banyak banget kekayaaan budaya dari berbagai suku dan bangsa. Tapi sejak belajar, bahkan melihat langsung tentang riasan tradisional, bisa dibilang saya malah tertarik banget sama gaya riasan seperti ini! Nggak heran ya Tasya Farasya merayakan 7x wedding-nya dengan gaya makeup dan hairdo ala budaya Indonesia, padahal dirinya sendiri keturunan Arab. But, why not?  

Baca juga : Skincare Lokal Terbaik di FD Review

Nah, berhubung saya tertarik dan jadi belajar beberapa hal tentang makeup tradisional Indonesia, saya mau sedikit share di artikel ini.

1. Sunda – Siger

riasan tradisional

Biasanya riasan siger digunakan untuk para pengantin yang berasal dari Lampung. Tapi ternyata, nggak cuma di Lampung, pengantin Sunda juga menggunakan siger. Siger berbentuk seperti mahkota besar dengan berbagai macam model yang berbeda yang terbuat dari emas dan berbagai macam logam lainnya. Untuk pernikahan adat siger Sunda, hiasan sanggulnya biasanya dihiasi dengan hiasan lain seperti kembang tanjung, kembang goyang, dan juga ronce melati.

Siger Sunda punya makna yang cukup dalam. Dengan meletakkan siger pada kepala, pengantin perempuan pada dasarnya telah meletakkan kearifan, rasa hormat, dan kebijaksanaannya sebagai prioritas dalam pernikahan. Sebagai istri, siger merupakan simbolisasi harapan hal-hal di atas. Wow, meaningful ya ternyata artinya.

Selain itu ada yang bernama kembang tanjung. Kembang tanjung adalah 6 pasang bunga yang disematkan pada belakang sanggul berbentuk seperti kupu-kupu di belakang konde. Kembang tanjung sendiri bermakna sebagai kesetiaan si pengantin wanita pada pria. Ada juga kembang goyang yang melambangkan wanita harus selalu tampil cantik, serta ronce melati yang berarti melambangkan kesucian dan kemurnian pengantin perempuan.

Untuk riasan, terserah kok mau bikin look yang bold atau modern natural, yang penting jangan sampai ‘kebanting’ dengan siger yang meriah. Waktu bkin look ini, saya amazed banget betapa cantiknya riasan ini, terutama wangi melati alami dari ronce yang bikin seger banget liatnya.

Baca juga: Brand Skincare Lokal Favorit Editorial FD

2. Sortali – Batak

riasan tradisional eee

Nah, kali ini sortali, riasan kepala untuk pengantin wanita dari budaya Batak berupa tali berwarna merah yang dihiasi dengan tembaga lapis emas. Sortali diletakkan di kepala sebagai tanda kehormatan serta keanggunan dari pengantin wanita.  Selain itu, sortali menunjukan kesucian pernikahan dalam budaya batak, kecantikan bagi pengantin dan kebaikan bagi pasangan yang akan menikah beserta seluruh keluarganya.

Untuk riasan wajahnya, boleh menggunakan look yang bold atau look yang sesuai dengan selera kamu. Tapi untuk bibir, lebih baik menggunakan warna merah merona untuk menyeimbangkan dengan sortali yang berwarna merah, supaya look makeup-nya nggak ‘kebanting’. Saya biasanya menggunakan MAC Russian Red atau Ruby Woo untuk look wedding Batak. Tapi kalau kamu nggak PD dengan lipstik merah, kamu bisa akalin dengan lipstik berwarna terracotta seperti Mac Strip Me Down.

Baca juga: Rekomendasi 3 Hydrating Toner Lokal dengan Harga Terjangkau

3. Jogja Putri

riasan tradisional

Sebetulnya riasan Jogja ada banyak macam, seperti Jogja Putri, Jogja Basahan, maupun Paes Ageng, tapi yang akan saya bahas kali ini adalah Jogja Putri. Biasanya semua riasan pada adat Jawa memiliki aksesori yang mirip satu sama lain. Misalnya chunduk mentul, kembang goyang yang bisa dilihat menempel di atas kepala pengantin perempuan.

Cundhuk mentul sendiri biasa digunakan dalam nomor ganjil mulai dari 1,3,5,7, ataupun 9. Banyaknya cundhuk mentul yang dipakai pun memiliki makna yang berbeda dalam adat Jawa. 1 cundhuk mentul melambangkan Tuhan Yang Maha Esa, 3 melambangkan nilai-nilai Trimurti, 5 melambangkan rukun Islam, 7 melambangkan perkawinan yang penuh pertolongan, dan 9 melambangkan Wali Songo.

riasan tradisional eekeke

Sumber: Instagram Hepi David

Selain itu, ada juga yang bernama centhung, sepasang aksesoris sisir dengan hiasan batu permata yang disematkan di kiri dan kanan kepala si pengantin wanita. Bentuk centhung mirip dengan gerbang, menandakan bahwa sang perempuan sudah siap memasuki gerbang pernikahan, walau kadang ada juga pengantin yang nggak memakai aksesoris ini. Terakhir, ada juga gunungan yang menjadi tanda sakralnya ikatan pernikahan. Serta menjadi pengingat bahwa perempuan harus menjaga kecantikan. Jangan lupa sematkan juga mawar merah di bagian depan sanggul. Untuk makeupnya sendiri, sekarang sudah banyak makeup yang disesuaikan dengan selera sang pengantin. Tapi, bibir merah dan paes khas Jogja tetep jadi kewajiban!

Baca juga: Brand Lokal Baru Wajib Dilirik

4. Solo Putri

riasan tradisional

Sumber : Instagram Marlene Hariman

Solo Putri adalah salah satu riasan tradisional saya yang paling favorit. Gaya rias Solo Putri mengharuskan mempelai wanita memakai tata rias warna hitam pekat pada dahi. Pada rambut, juga diletakkan sebuah aksesori yang disebut melati tibo dodo yang dironce dan dilengkapi dengan hiasan cunduk sisir serta cunduk mentul, mirip dengan Jogja Putri!

Pengantin Solo Putri juga menggunakan paes, sebagai lambang kecantikan, simbol membuang perbuatan buruk, serta lambang kecantikan.  Paes pengantin Solo Putri berwarna hitam dan terdiri dari 4 bentuk cengkorongan yaitu bentuk Gajahan, bentuk Pengapit, Penitis, dan Godeg. Sanggul pengantin Solo Putri disebut sanggul Bangun Tulak.

Sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut Ngupu. Sanggul Bangun Tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja. Untuk putri yang sudah menikah, sanggul berhiaskan bunga Bangun Tulak, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun.

riasan tradisional 33333

Sumber foto: ilayatifa.com

Menurut saya, Solo Putri adalah salah satu riasan yang penuh dengan hiasan di sanggul. Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu Cunduk Mentul, Bros Gelung (simyoki), Tanjungan, Sintingan, Cunduk Jungkat, Centung, Borokan dan Tiba Dada Bawang sebungkul. Cunduk Mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros Gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah. Banyak banget ya perhiasan Solo Putri? Tapi waktu semua look-nya udah jadi, menurut Solo Putri betul-betul bikin pangling!

Baca juga : #FDInsight: Serum Lokal Terbaik

So, itu dia beberapa look tradisional yang saya pelajari. Masih banyak pakaian adat pernikahan Indonesia yang lainnya, yang menurut saya menggambarkan seutuhnya arti Bhinekka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Adat pernikahan ini juga menggambarkan warisan budaya Indonesia yang berharga dan harus dilestarikan.

Menurut kalian gimana? Adat apa lagi yang ingin kalian tau? Share di komen ya!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment