banner-detik

skin care

Hello World... Cowok Pakai Skincare Itu Nggak Tabu!

seo-img-article

Hari Minggu malam. Waktunya untuk saya menonton video-video lawas di Youtube nya Female Daily Network. Jaman Imani rambutnya masih kibas-able. Jaman Aga matanya masih gak fokus ke kamera. Jaman Bani… Bani ya gitu aja sih dari dulu sampe sekarang. Kemudian saya liat video Imani dan Oday membahas fakta dan mitos tentang skincare, featuring Affi. Ada perasaan berbeda setelah saya menonton video itu. Saya merasa dikhianati. Kenapa? Karena biasanya skincare dan laki-laki selalu muncul di topik-topik beauty myth. Biasanya nih, pertanyaannya “Emang laki-laki nggak boleh pakai skincare yah?” Tapi topik itu nggak diangkat kemarin. Padahal saya sudah siap berteriak ke layar monitor… MITOOOS!!!

Baca juga: Memperkenalkan Skincare Ke Cowok, Apa yang Perlu Diperhatikan?

But then again, I got to thinking. Mengapa skincare dan beauty selalu menjadi tanda tanya ketika disandingkan dengan laki-laki? Mengapa kami (atau setidaknya saya) harus siap dengan sejuta argument kalo ditanya, “Kok lo pakai skincare sih bro?”

cowok pakai skincare

Cowok Identik Dengan Tidak Perlu Pakai Skincare

Media menjadi sasaran kambing hitam saya. Bagaimana tidak, semua media dari jaman Ida Iyasha sampai Maudy Ayunda menampilkan perempuan sebagai subjek kampanye produk kecantikan atau kesehatan kulit. Bahkan sampai sekarang pun, laki-laki paling mentok ada di iklan sabun cuci muka. Cowok pakai skincare itu nggak exist

Itupun digambarkan bahwa mereka baru selesai main bola atau kebut-kebutan di jalan pakai mobil tanpa atap. Lalu bagaimana dengan saya, yang menghabiskan hari-hari di kantor? Bagaimana dengan para male chef yang tiap hari menghadapi perubahan suhu drastis di dalam dan di luar dapur? Mungkin ini contoh dari pentingnya satu hal yang sekarang tengah digaung-gaungkan di Hollywood… representation

Baca juga: Rekomendasi Lip Balm Buat Cowok

We need more male representation dalam mainstream beauty industry, terutama di Indonesia. Saya ingat di salah satu videonya Pakdhe Danang, dia bilang “Ya buat kaum Adam yang rodo isin beli skincare di toko, kan sekarang bisa beli online.” And that is sadly true. Walaupun saya nggak peduli apa kata orang, kadang suka gak nyaman pergi ke drugstore dan diperhatikan sama mbak-mbak saat saingan merebut toner harga terjangkau karena baru aja dibahas di #FDBabes monthly fave. That should not happen.

skincare cowok

Rollover Reaction jadi salah satu brand pertama yang menggunakan male model untuk kampanyenya dengan cara yang sangat subtle & tetap kelihatan macho.

 

Pentingnya Representasi Cowok Di Dunia Kencatikan

Representasi itu penting untuk memberikan edukasi yang benar mengenai perawatan kulit untuk semua orang, tanpa pandang identitas gender. Sebagai seorang laki-laki. Di umur 30an. Dengan banyak skin concerns. Saya baru memulai perjalanan merawat kulit setahun lalu. Di umur 32 tahun. Saat flek hitam baru bisa hilang pakai aplikasi Facetune. Why? Karena saya tidak merasa perlu. Karena growing up, yang cuci muka pakai sabun khusus cuci muka itu perempuan. Laki-laki cuci muka pakai sabun mandi batang saja.

The realization hit me ketika saya diingatkan bahwa kulit adalah organ tubuh yang paling besar dan luas. Dan yang namanya organ tubuh ya harus dijaga. Saya menghabiskan 10 tahun karir saya banyak mengerjakan acara di lapangan. Under direct sun. SPF? Barang apa itu? Laki-laki pake cengdem aja yang penting tidak silau.

Baca juga: Rekomendasi Sunscreen Nggak Lengket Buat Cowok

skincare-pria-3

Kenyataannya, skincare tidak pandang bulu. Berbeda dengan apa yang kamu kenakan di luar, kulit adalah bagian yang ada di dalam diri kita dan regardless kamu laki-laki atau perempuan, ya kulit harus dijaga. Dirawat dengan baik. We have reached the time where it becomes even more important to show the world the importance of taking care of ourselves. Kamu pasti sudah sering lihat berita akhir-akhir ini mengenai kualitas udara kota Jakarta yang sempat menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kualitas udara tidak hanya memengaruhi kesehatan internal seperti paru-paru. Justru radikal bebas yang ada di udara lah yang pertama kali menyentuh kulit kita sebelum masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Kenapa Cowok Sering Jerawatan Di Dagu?

Movement untuk male representation di beauty industry sebenernya sudah dimulai. Saya ingat pertama kali melihat Rollover Reaction dengan campaign clear brow mascara nya. Ada model laki-laki di sana. Saya bahagia luar biasa. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengirimkan DM lewat Instagram and say thank you. I thank them to start the movement. I thank them to put wider representation in their campaign. Mungkin ada beberapa brand di luar sana yang sudah memulai movement ini. However, the fact that I cannot mention the brands on top of my head proves that masyarakat juga belum banyak mengetahui hal ini.

Siapa Saja Male Representation Di Beauty Industry?

skincare cowok

Danang Wisnu

 

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya mau menyebutkan beberapa nama yang menjadi inspirasi buat saya terkait male representation di beauty industry. Yes, you guessed it. Pakdhe Danang Wisnu. Berawal dari journeynya menghempas masalah jerawat, cowok yang mengklaim dirinya sebagai om-om penyuka skincare ini sekarang sudah menjadi skincare influencer yang diperhitungkan di jagat beauty Indonesia. Video-videonya yang singkat, sederhana dengan logat Jowo yang kental membuat saya kepincut sama YouTube channel-nya. Jujur, saya mulai serius mengurus wajah semenjak nonton videonya PakDhe. He is the epitome of “comfortable in our own skin”. Boleh kerja sebagai dokter gigi, boleh menjadi ayah satu anak, tapi bukan berarti skincare ditelantarkan. Well, merawat diri juga bukan hanya menjadi tugas seorang istri, tapi juga suami.

skincare cowok

Stefan saat bertemu dengan Michelle Wong di Jakarta x Beauty 2019

 

Stefan, atau lebih terkenal dengan akun Instagramnya @skinchemically adalah seorang biologist. Nah dengan background ini, Stefan bisa lebih dalam membahas perkara bahan aktif, formula, efek terhadap kulit, dan yang pasti meluruskan mitos-mitos soal skincare. Gak hanya berhenti di skincare, Stefan juga cukup banyak menyentuh soal makeup. Yaaassss… boy in beauty represents!

Menyeberang samudera, saya juga menyukai sosok James Welsh. Cowok asal UK yang kepincut skincare Korea kerap hadir dengan product review yang memang banyak berkiblat ke Korea. Simple skincare that works for your skin types menjadi andalan banyak konten di channel YouTube nya, selain membahas mengenai hair and grooming.

Baca juga: Produk Skincare Buat Cowok

Ketiga nama di atas menjadi pengingat kita bahwa male representation tidak bisa lagi dianggap sebagai nice-to-have. Saya yakin, bahwa sebenarnya banyak sekali pria di luar sana yang punya concern tentang kulitnya namun kesulitan untuk mencari sumber informasi yang mereka dapat akses dengan nyaman. Atau bahkan kesulitan untuk mencari sosok yang bisa mereka ikuti untuk memulai skin care journey mereka. Cowok pakai skincare itu nggak diasosiasikan dengan centil ataupun girly kok, itu adalah bagian dari merawat diri yang memang harus dilakukan oleh semua orang. It is time for guys to be accounted for. Saya berharap movement ini tidak berhenti. Saya berharap brands di luar sana dapat mulai untuk memperluas representasi ini. After all, we are all consumers. We all have a voice. Let’s make our voices heard.

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment