banner-detik

health wellness

Apakah Perempuan Lebih Mudah Marah Dibandingkan Laki-Laki?

seo-img-article

Kaum perempuan sering dianggap lebih sensitif dan mudah marah dibandingkan dengan kaum laki-laki. Benar nggak sih? Cari tahu lebih detail tentang penyebab kemarahan dan cara mengontrolnya, yuk!

Perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan dalam mengekspresikan beragam emosi, termasuk kemarahan, tetapi tidak berarti satu jenis kelamin lebih mudah marah dibandingkan yang lain. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi bahwa perempuan lebih mudah marah, antara lain:

Pengaruh hormon

Perubahan hormon sangat memengaruhi suasana hati perempuan. Pada beberapa fase, terutama saat PMS (Premenstrual Syndrome) atau saat menjelang menstruasi, dan juga ketika sedang hamil, perempuan bisa lebih mudah tersinggung atau mengalami perubahan mood.

Baca juga: September Jadi PCOS Awareness Month! Yuk, Ketahui tentang Penyakit Ini!

Norma sosial

Masyarakat sering kali memiliki ekspektasi berbeda terhadap cara perempuan dan laki-laki mengungkapkan emosinya. Kemarahan yang diekspresikan oleh perempuan mungkin lebih diperhatikan atau dianggap “sudah biasa”, bila dibandingkan dengan laki-laki.

Cara mengekspresikan kemarahan

Laki-laki cenderung mengekspresikan kemarahan secara langsung atau secara fisik, sementara perempuan mungkin lebih cenderung mengekspresikannya secara verbal atau pasif-agresif. Bentuk kemarahan ini mungkin terlihat lebih sering, meskipun intensitasnya mungkin berbeda.

Baca juga: Ini 3 Alasan Kenapa Kamu Nggak Boleh Mencabut Uban!

Pengaruh lingkungan dan stres

Beragam situasi kehidupan, tanggung jawab, dan tingkat stres juga bisa mempengaruhi tingkat emosi seseorang. Perempuan yang mengurus rumah, bekerja, dan merawat anak, misalnya, bisa menghadapi stres yang sangat tinggi, yang bisa menyebabkan emosi lebih mudah meletup.

Jadi, meskipun faktor-faktor ini dapat mempengaruhi cara perempuan dan laki-laki dalam mengalami atau mengekspresikan kemarahan, namun sebenarnya, tidak ada bukti kuat bahwa perempuan lebih mudah marah secara alami dibandingkan laki-laki.

Bila kamu merasakan bahwa intensitas kemarahanmu cukup sering, atau mulai mengganggu berbagai lini kehidupanmu, atau mulai ada sekitarmu yang menegur dan mengingatkan, maka ada baiknya kamu mulai lebih mengenali diri sendiri dan introspeksi. Mengontrol kemarahan dengan baik adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan mental dan hubungan sosial. Simak beberapa cara di bawah ini, untuk membantu kamu mengelola kemarahan.

Tarik napas dalam-dalam

Saat mulai merasa marah, berhenti dulu dan tarik napas dalam-dalam. Teknik pernapasan ini adalah langkah paling sederhana namundapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi respons emosi.

Jauhkan diri dari sumber kemarahan

Kalau memungkinkan, tinggalkan situasi yang memicu kemarahan untuk sementara waktu. Jeda sejenak untuk menenangkan diri, sehingga nantinya bisa menghadapi masalah dengan pikiran yang lebih jernih.

Identifikasi penyebab kemarahan

Berikan diri kamu waktu untuk mencerna dan memahami hal yang membuat kamu marah. Mengetahui pemicu kemarahan bisa membantu kamu dalam menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasinya, dan bisa mencegah kamu untuk melakukan kemarahan yang impulsif ke depannya.

Gunakan teknik relaksasi

Meditasi, yoga, atau latihan mindfulness dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik-teknik ini efektif untuk menurunkan tingkat stres dan mengurangi kecenderungan untuk marah.

Olahraga lebih rutin

Aktivitas fisik, seperti jogging, berenang, yoga, dancing, atau jalan cepat, dapat membantu kamu melepaskan energi yang terpendam dan bisa mengurangi stres, sehingga bisa membantu meredakan kemarahan.

Ubah pola pikir

Coba untuk melihat situasi dari point of view (POV) yang lain. Jangan terlalu kaku atau merasa dirimu yang paling benar tentang segalanya. Hindari berpikir “semua atau tidak sama sekali” atau “selalu dan tidak pernah” dalam menyikapi situasi yang memicu emosi.

Komunikasi yang baik

Belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang lebih tenang dan asertif. Sampaikan keluhan atau masalahmu dengan komunikasi yang lebih jelas, dibandingkan langsung menyerang orang lain.

Baca juga: Ini 4 Mitos tentang Menstruasi yang Sering Dipercaya! Seperti Apa Faktanya?

Kapan sebaiknya konseling dengan psikolog?

Jangan takut untuk menghubungi ahlinya bila kamu sudah mulai kewalahan. Konseling dengan psikolog atau terapis bisa sangat membantu kamu, lho. Di bawah ini adalah beberapa tanda kamu harus mulai konseling untuk mendapatkan bantuan.

  • Kemarahan mengganggu kehidupan sehari-hari: Jika kemarahan mulai memengaruhi hubunganmu dengan pasangan, teman, anak, sahabat, hingga orang tua, kamu sebaiknya tidak menunda konseling lagi. Bila pekerjaan atau aktivitas sehari-hari juga mulai terusik, mungkin sudah saatnya mencari bantuan profesional.
  • Kehilangan kendali: Jika sering merasa tidak bisa mengendalikan kemarahan atau mengalami ledakan emosi yang berlebihan.
  • Ada riwayat kekerasan: Kalau kemarahan menyebabkan perilaku agresif atau merusak, termasuk kekerasan verbal atau fisik.
  • Perasaan marah yang kronis atau berkepanjangan: Saat kamu terus-menerus merasa marah atau kesal tanpa alasan yang jelas, mungkin ada faktor emosional atau psikologis yang mendasari kamu melakukannya.
  • Butuh bantuan untuk mengidentifikasi penyebab kemarahan: Ketika kamu bahkan tidak memahami dengan baik apa yang membuat kamu marah, terapis dapat membantu menemukan penyebab mendalam dan memberikan strategi yang sesuai untuk mengelola emosi.

Konsultasi dengan psikolog bisa menjadi langkah positif agar kamu bisa lebih memahami kemarahan dan belajar teknik mengelola emosi yang efektif. Namun, harap diingat juga bahwa konseling tidak selalu berjalan nyaman atau mulus. Ketika kamu melakukan konseling pertama kali, setelahnya kamu mungkin akan jadi lebih merenungi kehidupan, berkontemplasi, atau banyak berpikir. Itu adalah hal yang wajar, mengingat kamu belum pernah melakukan konseling sebelumnya. Berikan dirimu waktu untuk mengenal manfaat konseling dan belajar memahami dirimu lebih dalam lagi. Semoga prosesnya berjalan baik ya!

 

Image: Freepik

Slow Down

Please wait a moment to post another comment