banner-detik

industry news

Langkah Dear, Klairs untuk Tetap Relevan di Derasnya Arus Industri Kecantikan

seo-img-article

Seiring berkembangnya industri kecantikan di Indonesia, Dear, Klairs tetap punya komitmen untuk tetap relevan!

Jika melihat perkembangan dunia kecantikan, rasanya semakin ke sini semuanya berjalan serba cepat. Tiap bulan hingga pekan udah jadi makanan sehari-hari untuk menonton konten unboxing hingga ulasan skincare terbaru dari influencer. Entah sudah berapa banyak brand skincare yang merilis produk dengan kandungan serupa. Sepertinya sudah menjadi pola yang serupa pula jika ada satu jenama yang mengeluarkan produk dengan kandungan mutakhir, maka brand lainnya pun mengikuti demi mendapatkan atensi konsumen.

Baca juga: Tampil Serba Putih, Inilah Gaya Ayu Ting Ting yang Elegan dan Flawless saat Lamaran!

Mungkin secara sekilas fenomena ini bisa dilihat sebagai perkembangan dari industri kecantikan. Tetapi apakah strategi berlomba-lomba merilis produk baru ini akan tetap relevan? Jika lensanya kita alihkan ke konsumen, ternyata nggak berlaku di semuanya lho! Menurut Forbes dari sumber riset Alter Agents, terdapat 68% konsumen yang memilih produk berdasarkan value dan dampak yang brand kecantikan berikan terhadap dunia. Uniknya komposisi tersebut berasal dari generasi yang lebih muda, yaitu Milenial dan Z. Selain itu, laporan dari McKinsey di tahun 2023 mencatat hampir setengah konsumen dari Generasi Z memilih produk kecantikan berdasarkan konsistensi kualitas produk dan value sosial yang mereka anut; terutama mengenai isu sustainability.

Di tengah bisingnya industri kecantikan, saya mulai bertanya-tanya. Apakah masih ada brand yang nggak terpaku dengan terus-terusan merilis produk baru? Langsung saya teringat dengan sebuah brand asal Korea Selatan, yaitu Dear, Klairs. Siapa sih yang bisa lupa dengan booming-nya toner dari brand ini pada tahun 2015? Mungkin jika mendengar namanya, kita akan teringat dengan masa-masanya Wishtrend dan Liah Yoo yang merajai dunia per-skincare-an di Youtube. Selain toner-nya, beberapa produk lain seperti serum dan masker vitamin e juga menjadi produk yang ikonis dan masih dijual hingga sekarang. Tentunya ini membuat saya penasaran mengapa di tengah cepatnya laju dunia kecantikan, Dear, Klairs setia menawarkan produk yang memang sudah ada sejak lama bahkan jarang merilis varian yang baru?

Untungnya beberapa pekan yang lalu, Female Daily Network sempat berbincang langsung dengan CEO dari Dear, Klairs yaitu Ryan Seungho Park. Bagi Mr. Park, memiliki kulit yang sehat itu dimulai dari mengenal kebutuhan dan kondisi kulit sendiri. Nyatanya nggak semua kondisi kulit butuh belasan rangkaian dengan kandungan yang paling mutakhir. Terutama untuk kulit sensitif yang notabene lebih aman jika menggunakan skincare dengan steps yang lebih basic. Hal ini berkaca juga dengan Mr. Park yang pernah kesulitan mencari skincare yang cocok karena kulitnya yang sensitif. Justru kondisi kulitnya membaik setelah ia memutuskan untuk back to basic dalam rangkaian skincare-nya. Kenyataan tersebut membuat brand Korea ini memutuskan untuk berjalan sebagai sahabat bagi orang dengan kulit yang sensitif, simple but enough.

Baca juga: 4 Pilihan Cushion Brand Lokal yang Cocok untuk Kulit Kering!

Dear, Klairs yang sangat memperhatikan konsumennya juga terlihat dalam produk rilisan terbarunya. Saat melihat serum terbarunya, perhatian saya tertuju ke botol kemasan Freshly Juiced Vitamin Charging Serum yang tebal dengan warna opaque. Kemasannya yang kedap dan anti tembus sinar matahari ini berfungsi untuk melindungi serum supaya nggak gampang oksidasi. Serumnya juga terasa nyaman dengan sensasi cooling, pastinya pengalaman pampering akan terasa lebih enjoyable.

Dear Klairs

Dear, Klairs yang mengedepankan timeless beauty ini juga didasari oleh misinya dalam mendukung sustainability lingkungan. Untuk memastikan tetap menjalani komitmen hijaunya, Dear, Klairs terlibat dalam climate tech fund bersamaan dengan start-up dan perusahaan teknologi lainnya. Dear, Klairs juga memakai kemasan yang ramah lingkungan dari tinta kedelai dan kertas yang bersertifikasi FSC. Mereka juga setia memakai kandungan yang eco-friendly dan memastikan ethical sourcing.

Untuk mempertahankan relevansinya, Dear, Klairs sadar mereka nggak bisa terus menerus fokus ke produk saja. Menjalin hubungan yang meaningful dengan konsumen tentunya akan menjadi nilai plus untuk Dear, Klairs. Mereka punya komunitas yang senantiasa menemani, yaitu Sobat Klairs. Di acara Whimsical Escapade pula saya bisa menyaksikan antusias dan keseruan dari Sobat, Klairs. Mr. Park juga menambahkan mereka juga memanfaatkan konten media sosial yang engaging namun tetap align dengan estetika Dear, Klairs itu sendiri.

Baca juga: Rayakan Lunar New Year, Ini 7 Produk Beauty Edisi Imlek 2024 yang Cantik Dikoleksi!

dear klairs

Melihat bagaimana Dear, Klairs berusaha membangun value brand yang timeless, sustainable, dan dekat dengan konsumennya ini jelas jadi keistimewaan tersendiri. Nggak disangka Dear Klairs yang berawal dari pencarian “sahabat” bagi kulit sensitif bisa bertahan hingga sekarang menemani teman-temannya. Menurut laman Ethical Elephant, Dear, Klairs juga masih 100% cruelty free dan vegan, tentunya ini menjadi pertimbangan untuk setia dengan brand tersebut. Jika Dear, Klairs bisa survive hingga sekarang di industri kecantikan yang serba cepat ini, maka mungkinkah strategi tersebut jadi pilihan yang terbaik untuk tetap relevan?

 

Image: Dok. Brand

Slow Down

Please wait a moment to post another comment