banner-detik

beautypedia

Kupas Tuntas Perbedaan Digital Perm, Permanent Blow Dry, dan Root Perm!

seo-img-article

 

Apa sih sebenarnya perbedaan antara digital perm, permanent blow dry, dan root perm? Baca selengkapnya di sini!

 

Tampilan rambut seperti apa yang bikin kamu lebih percaya diri? Apakah tatanan rambut keriting, ikal, atau lurus? Apabila tekstur alami rambutmu berbeda dengan yang bikin kamu lebih pede, maka menata rambut setiap hari jadi kegiatan yang sulit dihindari. Selain membutuhkan waktu dan effort lebih, terlalu sering menata rambut dengan alat panas seperti catokan atau hair dryer bisa menyebabkan kerusakan rambut.  

Baca juga: Punya Permasalahan Kulit Kepala? Ini 5 Scalp Serum yang Layak Dicoba! 

Nah, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan prosedur di salon yang memberikan hasil keriting atau ikal yang tahan hingga berbulan-bulan. Salah satu yang paling populer sekarang ini adalah digital perm. Selain itu, ada juga permanent blow dry dan root perm. Lalu, apa perbedaan dari ketiganya? Baca terus untuk mengetahuinya ya. 

 

Digital Perm 

permanent blow

Digital perm adalah teknik mengeriting rambut dengan menggunakan tongkat panas dan bahan kimia untuk menstruktur ulang setiap helai rambut sehingga teksturnya jadi keriting dan tahan lama. Tingkat keriting bisa diatur sesuai keinginan dan jadi lebih bervariasi, sehingga kerusakan rambut juga bisa diminimalisir. Biasanya digital perm digunakan untuk mendapatkan hasil big waves atau soft waves yang terlihat alami layaknya seperti habis dicatok curly. Saat rambut sedang basah, biasanya gelombangnya nggak terlalu terlihat, tapi akan terlihat jelas saat sudah kering. Hasil dari digital perm bisa bertahan selama enam bulan hingga satu tahun, tergantung dari cara merawat rambut masing-masing orang. 

Baca juga: Tampil Memukau, Intip Gaya Isyana Sarasvati Hadiri Vogue World London!

Permanent Blow Dry 

Berbeda dengan digital perm atau root perm yang memberikan keriting kepada rambut, permanent blow dry memberikan hasil seperti seperti habis di-blow dry lurus atau dengan ujung ikal di salon. Prosesnya melibatkan pemakaian keratin ke rambut. Kemudian dipanaskan dengan mesin khusus agar larutan “tersegel” di rambut dan bentuk yang dihasilkan bisa bertahan hingga tiga atau empat bulan. Namun, beauty enthusiast perlu berhati-hati supaya nggak menguncir atau menjepit rambut selama satu minggu, supaya nggak membekas ke rambut dan malah merusak hasil permanent blow dry-nya. Kamu juga perlu menghindari keramas selama tiga hari setelah melakukan prosedur ini. 

 

Root Perm 

Sesuai dengan namanya, root perm hanya mengeriting bagian rambut yang terletak di dekat akar aja, yaitu sekitar 5-10 cm dari kulit kepala. Oleh karena itu, metode yang digunakan pun hanya bisa metode dingin atau ceramic aja. Pada dasarnya, root perm cocok dilakukan untuk rambut lurus, wavy, ataupun keriting. Tapi biasanya root perm dilakukan untuk touch up bagian akar dari rambut yang sudah pernah di-perming sebelumnya. Jadi, helai rambut yang sebelumnya sudah pernah dikeriting nggak perlu melalui proses keriting lagi dan mengurangi dampak rambut rusak. Selain itu, root perm juga cocok untuk beauty enthusiast yang ingin memberikan volume di bagian atas kepala dan bikin rambut nggak terlihat lepek. Root perm biasanya bertahan antara tiga hingga enam bulan. Ketahanannya tergantung dari jenis rambut, berapa lama rambutmu tumbuh, serta caramu merawatnya. 

Baca juga: Awas! Ini 4 Dampak Buruk Polusi Terhadap Rambut

Jadi, itulah perbedaan dari digital perm, root perm, dan permanent blow dry. Ketiga prosedur ini bisa jadi alternatif daripada harus menata rambutmu setiap hari di rumah. Apakah kamu tertarik untuk mencoba salah satunya? Tuliskan di comment yaa. 

 

Images: Dok. Freepik

Slow Down

Please wait a moment to post another comment