health wellness
01 Jul 2024
Kupas Tuntas Soal Menopause dengan Ahlinya! Apa yang Harus Dipersiapkan?
Jadi seorang perempuan, tentu ada banyak yang harus kamu lalui, salah satunya fase menopause. Sebelum mengalaminya, yuk ketahui sederet hal tentang tentang fase ini!
Saya yakin, perempuan di sini sudah pada familiar dengan menopause, kan? Yup, menopause merupakan fase yang menandakan berakhirnya siklus menstruasi dari seorang perempuan. Itu artinya, reproduksi pada perempuan juga akan berakhir ketika mengalami fase tersebut.
Oh iya, fase ini juga nggak hanya ditandai dengan berhentinya menstruasi, tetapi juga ada perubahan yang terlihat, mulai dari fisik, kondisi psikologis, dan lain-lain. Di Indonesia, perempuan biasanya akan mengalami fase ini pada usia 48-52 tahun. Nah, supaya kamu lebih paham tentang menopause, simak obrolan saya dengan dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) dari Rumah Sakit EMC Pulomas!
Baca juga: Ini 7 Jenis Aroma Vagina dan Penyebabnya yang Wajib Kamu Ketahui!
Ada 2 fase yang terjadi
Nggak langsung mengalami menopause, perempuan akan mengalami 2 tahap yaitu pra-menopause dan menopause. Menurut dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), ada juga tahapan post-menopause, tetapi nggak terlalu banyak perbedaannya dengan menopause. Biasanya, fase pra-menopause menuju menopause juga bisa berbeda-beda pada setiap orang, umumnya fase menopause akan terjadi 5-8 tahun setelah pra-menopause. Nah, kalau pra-menopause sendiri tentu terjadi sebelum menopause, ketika perempuan masih mengalami menstruasi. Namun, gejala menuju menopause sudah bisa terjadi. Sedangkan untuk fase menopause tentunya menstruasi sudah berhenti dan justru nggak boleh ada darah yang keluar lagi. Jika tiba-tiba ada darah yang keluar pada saat fase menopause, hal ini akan berbahaya karena bisa jadi pertanda munculnya kanker ginekologi.
Banyak mitos tentang menopause yang tersebar di masyarakat
Meski sudah banyak perempuan yang teredukasi, tetapi masih ada yang minim informasi mengenai menopause. Sehingga, mitos yang tersebar di lingkungan masyarakat jadi gampang dipercaya oleh banyak perempuan. Salah satu mitos yang cukup sering terdengar adalah kalau menjelang menopause, menstruasi akan semakin banyak karena mau ‘menghabiskan’ darah tersebut. Kalau kata dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), itu salah besar! Justru, ketika menjelang menopause (pada fase pra-menopause), menstruasi seorang perempuan akan semakin sedikit dan lama-lama akan menghilang karena hormon estrogen semakin berkurang.
Selain mitos tersebut, ada lagi satu mitos yang sering dipercaya banyak orang. Mitos tersebut yaitu miom dan kista yang akan menghilang ketika menopause. Hal itu tentunya salah banget. Justru, kalau kamu memiliki miom atau kista di usia menopause, maka harus lebih sering checkup (pap smear atau USG transvaginal), karena risiko kanker ginekologi akan meningkat. Jadi, jangan mudah percaya dengan mitos yang tersebar ya. Kamu perlu cari tahu langsung dari ahlinya!
Baca juga: Nyaman Dipakai saat Menstruasi, Ini 5 Menstrual Pants yang Bisa Kamu Coba!
Gimana cara mengatasi mood swing dan hot flashes saat pra-menopause
Berdasarkan informasi dari dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), memang ada keluhan yang bisa terjadi karena berkurangnya hormon estrogen darah. Hormon estrogen darah sendiri punya pengaruh pada elastisitas pembuluh darah. Jadi ketika menopause, pembuluh darah bisa semakin kaku. Alhasil, ada risiko yang meningkat, seperti jantung koroner. Oleh karena itu, kamu bisa melakukan olahraga secara rutin, serta bisa juga melakukan terapi sulih hormon dengan dokter yang sudah berpengalaman.
Kalau soal hot flashes, keluhan ini juga disebabkan karena hormon estrogen berkurang. Kalau hal ini memang mengganggu keseharianmu, terapi sulih hormon bisa jadi salah satu cara mengatasinya. Namun, hot flashes sebenarnya akan hilang ketika sudah mendekati menopause, lho. Jadi, memang terjadinya saat fase pra-menopause saja.
Menopause dini bisa terjadi karena beberapa hal!
Ternyata, menopause nggak hanya terjadi pada range umur yang seharusnya. Ada pula yang mengalami menopause dini. Seperti apa sih? dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) mengatakan kalau menopause dini terjadi ketika seorang perempuan mengalami menopause di usia kurang dari 40 tahun. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, misalnya ada hal yang menghambat ovarium memproduksi hormon, ketidakberfungsian ovarium, penyakit autoimun, serta kalau orang tersebut terpapar radiasi atau sedang menjalani chemotherapy. Ketidakberfungsian ovarium ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Alhasil, fungsinya menurun drastis atau disebut juga POI (Premature Ovarian Insufficiency).
Orang dengan autoimun juga berkemungkinan mengalami menopause dini karena sel-sel di tubuhnya menyerang organnya sendiri. Sehingga ketika ovarium terserang, maka fungsinya akan berkurang sebelum saatnya. Oh iya, perempuan yang memiliki kista berukuran besar juga bisa mengalami menopause dini, karena kista tersebut akan mendesak indung telur. Kemudian, menekan sel telur yang sehat. Jadi, sebaiknya kamu rutin melakukan check up supaya bisa mengetahui kesehatan organ reproduksi.
Mengalami menopause dini juga bisa memberikan efek buruk lho, misalnya mengalami osteoporosis, penyakit jantung koroner, demensia, terkena infeksi saluran kemih (ISK), serta insomnia.
Baca juga: Siklus Menstruasi Jadi Panduan Rotasi Skincare? Ini Hasilnya!
Apakah benar kedelai bisa meningkatkan hormon estrogen?
Pernah dengar pembahasan tentang hal ini? Kalau pernah, sebaiknya kamu nggak memercayai hal ini karena kacang kedelai nggak bisa meningkatkan hormon estrogen seseorang. Kedelai sendiri memang mengandung fitoestrogen, yang merupakan senyawa kimia pada tumbuhan yang memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Namun, menurut Menurut dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), fitoestrogen nggak bisa berfungsi sebagai hormon estrogen pada tubuh manusia. Jadi, sebenarnya ketika seseorang mengonsumsi kacang kedelai atau makanan lain dengan kandungan fitoestrogen dan merasa kondisi tubuh jadi lebih baik setelahnya, itu hanyalah placebo effect atau sugesti saja.
Baca juga: Bingung Pilih Olahraga yang Aman untuk Usia 40-an? Ini Sederet Pilihannya!
Nah, bicara soal kemajuan teknologi dan gaya hidup yang semakin meningkat, saya juga penasaran, apakah menopause seorang perempuan bisa jadi lebih cepat karena hal tersebut? dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) menjawab bahwa ternyata hal tersebut nggak memengaruhi. Jadi, perempuan yang mengalami menopause masih sama seperti masa-masa sebelumnya. Justru, fase yang lebih cepat terjadi karena perkembangan hal tersebut adalah pubertas. Hmm, menarik juga ya insight yang satu ini?
Yup, itu dia perbincangan saya dengan dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) dari Rumah Sakit EMC Pulomas. Super banyak informasi yang kamu dapat, kan? Jadi, buat perempuan jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan melakukan check up secara rutin. Sehingga, kamu bisa mengetahui kondisi organ tersebut dan bisa mengatasi sedini mungkin ketika ada masalah yang dialami.
Image: Freepik, Instagram @drcarolinetirtajasaspogk