lifestyle
in 5 hours
Sering Dianggap Lebih Percaya Diri, Apa Laki-Laki Bisa Merasa Insecure?
Seringkali dianggap sebagai seseorang yang kuat dan selalu percaya diri, memangnya laki-laki dihantui rasa insecure?
Sadar nggak sih, sebagai laki-laki kita sangat diuntungkan hidup di dunia ini? Sampai, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laki-laki punya kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Walaupun begitu, bukan berarti kita nggak merasa insecure, terkadang insecurity yang dialami oleh laki-laki bisa membawanya mengalami beberapa permasalahan terkait kesehatan mental. Bahkan, kasus laki-laki bunuh diri jadi yang cukup sering terjadi di dunia, lho. Sehingga, bisa dipastikan bahwa rasa insecure itu bisa juga dimiliki oleh laki-laki dan apa sebenarnya penyebab utama dari munculnya rasa itu?
Baca juga: Peduli dengan Penampilan, Ini Alasan Para Cowok Datang ke Acara Kahforward!
Dunia yang didesain untuk laki-laki
Anggapan bahwa laki-laki lebih percaya diri dari perempuan muncul karena dunia yang ada di sekitar kita didesain untuk kenyamanan hidup laki-laki. Mulai dari hal kecil seperti bentuk smartphone yang didesain cocok dalam genggaman tangan laki-laki. Alhasil, banyak perempuan merasa bahwa bentuk smartphone yang ada di pasaran terlalu besar bagi tangan mereka. Contoh selanjutnya terlihat dari kemudahan yang hadir untuk mereka bisa dilihat pada dunia kerja. Melalui penelitian dari McKinsey yang dikutip oleh Harvard Business Review menunjukkan bahwa selama ini pekerja laki-laki mendapatkan kenaikan pangkat berdasarkan potensi mereka, sementara pekerja perempuan dinaikkan pangkatnya jika mereka sudah menunjukkan rekam jejak mereka. Ditambah, laki-laki juga mendapatkan gaji yang lebih besar dibanding perempuan yang memiliki kemampuan atau kualifikasi yang sama.
Kemudian, rasa aman yang dimiliki oleh laki-laki saat harus berkegiatan di malam hari, mereka jarang merasa takut ketika jalan sendirian di waktu ini. Itu karena nggak ada rasa takut untuk mendapatkan catcalling, pelecehan seksual, atau kejahatan lainnya yang sering dialami oleh para perempuan.
Nah, ketiga contoh di atas menunjukkan bagaimana keuntungan yang dimiliki oleh laki-laki dan mendorong kita merasa lebih percaya diri dalam kehidupan sehari-hari. Namun, keuntungan ini juga membuat laki-laki lebih memiliki rasa penghargaan diri atau pride yang sangat tinggi, sehingga kita tidak mau mengakui rasa insecure yang dimiliki. Ditambah adanya ekspektasi yang diletakkan di pundak jadi lebih banyak, seperti harus kaya raya, punya pekerjaan baik, dan rupawan.
Ekspektasi pada pekerjaan dan pemasukan bulanan
Melalui keuntungan yang didapat oleh laki-laki di dunia kerja, maka tuntutan yang ada adalah menjadi tulang punggung keluarga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, di tahun 2023, hampir 90% laki-laki di Indonesia bekerja, dibandingkan dengan jumlah perempuan pekerja yang angkanya hanya berada pada kisaran 60%. Dengan adanya ekspektasi ini, pekerjaan yang kita miliki dan besaran gaji pun menjadi salah satu sumber hadirnya rasa insecure.
Jika gajinya terlalu sedikit, laki-laki dianggap tidak akan bisa menghidupi keluarganya. Apabila jabatannya terlalu rendah, ia dianggap sebagai seseorang yang nggak serius dalam bekerja. Maka dari itu, nggak kaget kalau ada data yang menyebutkan bahwa lebih dari setengah laki-laki di Indonesia yang bekerja mengalami gangguan kesehatan mental!
Baca juga: Lebih dari Dekorasi Halloween, Pumpkin Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan!
Bentuk tubuh yang ‘ideal’ hanya ada pada media sosial
Bagi banyak laki-laki muda, bentuk tubuh yang tidak ‘ideal’ jadi salah satu sumber rasa insecure. Pandangan tentang ini juga semakin parah dengan keberadaan media sosial. Melalui beberapa platform media sosial, banyak laki-laki yang digambarkan memiliki tubuh ‘ideal’ dan ini diperjelas melalui bentuk badan dan gaya rambut yang dibilang ‘sempurna’ yang realitanya sulit untuk diikuti.
Biasanya, laki-laki ingin memiliki badan yang berotot, tidak terlalu gemuk, dan rambut yang tampak lebat. Warna kulit juga jadi salah satu concern, bila mengacu pada standar aktor Korea maka warna kulit nggak boleh terlalu gelap. Lalu, hal lain yang bikin rasa insecure hadir adalah dunia yang didesain bahwa laki-laki nggak boleh punya fitur-fitur yang danggap ‘feminim’, karena ini terlihat nggak keren dan mencerminkan sifat laki-laki ‘sejati’. Gimana, apakah para laki-laki mengalami permasalahan serupa?
Harus lebih berani untuk Speak Up
Langkah pertama untuk menghilangkan rasa insecure adalah mengakui bahwa kita bukanlah makhluk yang sempurna dan bisa memiliki rasa ini. Setelah mengakuinya, kita bisa mengidentifikasi langkah selanjutnya yaitu, menemukan ruang untuk bercerita agar kita bisa merasa lebih lega. Ruang bercerita ini bisa jadi teman-teman kita sendiri, atau jika dirasa membutuhkan bantuan seorang profesional, kita bisa mencari psikolog yang cocok dengan masalah dan diri kita. Dengan bercerita kepada orang lain, kita bisa melepaskan beban yang dimiliki. Sehingga bisa lebih menerima keadaan diri sambil merencanakan langkah selanjutnya untuk menghilangkan rasa insecure.
Lalu, mulai suarakan pentingnya untuk peduli pada kesehatan mental laki-laki. Selama bulan November, ada gerakan Movember Movement yang ingin mengajak kita untuk sadar tentang krisis kesehatan yang dialami oleh laki-laki, salah satunya adalah krisis kesehatan mental yang sering berujung pada laki-laki yang bunuh diri. Kamu bisa ikut serta dengan sama-sama menumbuhkan dan tidak mencukur kumismu selama satu bulan, sebagai salah satu cara untuk speak up!
Baca juga: Atasi Hari Kelam Melalui Lagu ‘Senyumin Dulu Aja’ dari VIDI!
Jadi, kita perlu sadar kalau dunia yang didesain untuk laki-laki juga bisa menyebabkan kita untuk dituntut terlalu banyak dan mendorong rasa insecure yang semakin besar. Semoga, kamu bisa jadi salah satu penggerak yang mengubah kondisi bagi laki-laki di Indonesia dengan berani speak up dan menyuarakan pentingnya peduli kesehatan mental laki-laki, ya!
Images: Dok. iStock