banner-detik

industry news

Mengenal Olfactory Marketing, Strategi Pemasaran Lewat Kesan Akan Aroma

seo-img-article

Nggak lagi hanya mengandalkan tampilan visual, kini banyak merek kecantikan mulai memanfaatkan indera penciuman sebagai upaya branding dan marketing mereka.

 

Beberapa shopping mall punya wangi khas yang tercium ketika kita baru menginjakkan kaki ke dalamnya. Beberapa  brand kecantikan juga ada yang demikian, sebut saja LUSH dan Bath & Body Works. Strategi yang juga banyak diadopsi di industri food & beverage ini termasuk dalam upaya pemasaran, yang dikenal dengan sebutan olfactory marketing. 

Baca juga: 5 Parfum Vanilla Terbaru dari Brand High End, Cocok untuk Malam Hari dan Musim Hujan!

olfactory marketing

Selain label parfum atau home fragrance, brand-brand kecantikan juga sering kali menjual aroma dari produk yang mereka formulasikan. Sehingga, tidak heran jika olfactory marketing juga turut diadopsi oleh brand-brand kecantikan.

Kira-kira apa untungnya bagi brand kecantikan untuk mendesain aroma yang khas di toko fisiknya? Dan apakah olfactory marketing ini bisa diterapkan untuk semua jenis brand? 

 

Sains di balik penciuman

Penciuman adalah indera yang erat dengan memori. Sebabnya karena struktur anatomi otak kita. Menurut Profesor Raymond Leo Erikson dari Harvard, berbagai jenis bau ditangkap oleh bagian depan otak, bagian yang berperan sebagai komando sentral tubuh kita. Jalur gerak aroma langsung menuju amigdala dan hippocampus pada otak, area yang berkaitan dengan emosi dan memori. 

strategi marketing dengan wewangian

Sebuah riset sampai mencatat bahwa 75% dari memori yang tersimpan di otak kita setiap harinya berasal dari penciuman. Kalau kamu pikir indera penglihatan kita lebih kuat, nyatanya riset tersebut menyebut bahwa memori yang berdasarkan pada visual menurun akurasinya hingga 50% setelah tiga bulan. Jika dibandingkan dengan aroma, akurasinya mencapai 65% bahkan setelah satu tahun.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ERHA Dermatology (@erha.dermatology)

Selain dapat meninggalkan kesan yang membekas di benak orang-orang yang mengunjungi toko brand-brand yang memanfaatkan olfactory marketing, wewangian membuat orang betah berlama-lama di toko. Siapa tau, karena menghabiskan waktu yang lama di toko untuk melihat-lihat produk, akan lebih besar kesempatan bagi pengunjung toko untuk mengambil satu dua produk yang menarik buat mereka.

Salah satu contohnya adalah ERHA, di setiap Apothecary-nya di mall-mall terdekat, ada wangi khas yang “ERHA banget” dan somehow menarik kita untuk mampir melihat-lihat produk over the counter-nya. Kamu notice hal ini nggak? 

Baca juga: Rekomendasi Parfum Woody dan Aquatic untuk Si Zodiak Aquarius

Meski sudah ada riset yang mencatat kenaikan penjualan pada brand yang menerapkan strategi olfactory marketing, jika tidak terkonversi menjadi penjualan pun, memanfaatkan wewangian di toko fisik akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung toko. Mungkin mereka tidak ingat persis produk-produk yang brand-mu jual, tapi mereka akan mengingat suasana toko yang telah didesain sedemikian rupa. Sama halnya kita, mungkin kita bisa ingat nyamannya suatu spa di Bali meski kita lupa namanya.

 

Bagaimana memulai olfactory marketing?

Jika strategi ini adalah sesuatu yang ingin kamu coba praktekkan, kamu dapat kembali ke identitas brand. Apakah produk-produk yang ditawarkan brand-mu menawarkan perasaan rileks, atau justru sebaliknya, memicu semangat? Jika jawabannya rileks, aroma bunga-bunga atau wewangian dengan nuansa yang clean bisa jadi salah satu pilihan. Sedangkan untuk yang memicu semangat, bisa menggunakan aroma buah misalnya.

Selain dari perasaan yang ingin ditimbulkan, target pasar juga dapat menjadi arahan dalam menentukan jenis wewangian yang ingin kamu pasang di toko. Misalnya, brand yang premium dapat memanfaatkan aroma leather. 

Kamu juga bisa mengintegrasikan olfactory marketing dengan produk yang kamu jual. Misalnya, aroma bedak bayi untuk toko yang menjual perlengkapan bayi dan anak-anak. Atau aroma kelapa untuk toko yang menjual perlengkapan berenang. Dengan demikian, olfactory marketing akan mendesain pengalaman berbelanja yang lebih imersif.

Baca juga: 5 Pilihan Parfum Cherry Blossom yang Lembut dan Indah, Pas untuk Kamu yang Girly!

Wewangian seperti apa yang terpikir di benakmu untuk dipasang di toko brand-mu? Kalau kamu tidak bekerja di brand kecantikan, kira-kira wewangian seperti apa yang kamu rasa cocok untuk olfactory marketing bagi brand-brand kecantikan? Bagikan di kolom komentar, ya.

 

Images: Dok. iStock

Slow Down

Please wait a moment to post another comment