banner-detik

lifestyle

Review Paper Shoot: Ngonten Makin Seru Pakai Kamera Digital Rasa Analog yang Eco-Friendly ini!

seo-img-article

 

Benarkah Paper Shoot bisa kasih experience unik seperti memakai kamera analog ? Seperti apa ya hasil memotret dengan kamera ini?

 

Siapa sangka kalau kemajuan teknologi juga bisa memberikan spotlight untuk hal yang sempat terlupakan oleh banyak orang? Dua dekade lalu, orang-orang berlomba supaya bisa mendapatkan foto sejernih mungkin dengan kamera digital lansiran terbaru. Sekarang kamera analog yang jadul malah kembali trending karena hasil jepretannya yang jadi terkesan estetik. Memang kamera analog memberikan experience unik tersendiri saat dipakai. Kita juga nggak perlu pusing memikirkan apakah hasil jepretannya akan bagus atau tidak, karena memang nggak tersedia layar untuk mengeceknya.

Berbeda dengan kamera digital atau mirrorless, kamera analog membutuhkan film yang kemudian perlu dicuci dan dicetak untuk mendapatkan hasilnya. Bayangkan jika kamu membeli film baru setiap bulan selama bertahun-tahun. Mulai dari kemasan hingga bekas gulungan film pun akan menjadi sampah yang menumpuk dan bisa mencemari lingkungan. Ditambah lagi kalau kamu pakai kamera analog yang disposable yang kameranya dibuang setelah semua film terpakai dan dicetak. Selain itu, mencetaknya pun butuh kertas foto yang berasal dari pohon seperti kertas-kertas lainnya dan otomatis juga jadi gak eco-friendly.

Baca juga: Sama-sama Ramah Lingkungan, Ini Bedanya Green Beauty dan Blue Beauty!

Kamera “analog” yang ramah lingkungan

paper shoot

Beauty enthusiast yang juga hobi fotografi dengan kamera analog dan suka dengan experience saat memakainya, bisa coba beralih ke kamera dari Paper Shoot. Sebenarnya kamera ini adalah digital camera a.k.a digicam. Namun kamera ini nggak punya layar untuk melihat hasil foto langsung setelah diambil, sehingga memberikan experience yang sama dengan memakai kamera analog. Hasil fotonya juga punya kesan jadul yang aesthetic seperti kamera analog. Hasilnya pun baru bisa dilihat setelah dipindahkan dari SD card ke komputer, smartphone, atau tablet menggunakan kabel data type C. Yup, jadi nggak bakal nyampah rol film!

Yang bikin kamera ini makin eco-friendly adalah case atau body kameranya yang bebas plastik, melainkan terbuat dari kertas jenis stone paper yang kokoh dan anti air. Tapi bukan berarti kamu bisa membawa kamera ini ke dalam air ya, karena camera board-nya tetap terekspos dari sisi samping. Jika sudah bosan dengan tampilan kameranya, Paper Shoot juga menjual berbagai case dalam berbagai desain yang menarik dan bisa diganti dengan mudah. Mulai dari gambar kamera lomo, motif floral, hingga bokong hewan yang cocok bagi pemilik jiwa humoris. Selain itu, ada juga case yang terbuat dari material cork dan akrilik bening untuk tampilan yang lebih premium.

 

Spesifikasi kamera

Saya hanya menemukan satu versi saja yang dijual di Indonesia, yaitu versi terbaru yang punya resolusi 18 MP. Ada empat mode filter yang tersedia, yaitu normal color, black & white, sepia, dan blue. Tapi menurut saya, filter black & white-nya enggak benar-benar pure black & white seperti beberapa filter yang ada di aplikasi edit foto dan terkadang hasilnya terlihat hanya seperti mengurangi tingkat saturation saja.

Kamera ini butuh dua baterai AAA sebagai sumber dayanya dan juga disarankan untuk memakai yang rechargable saja. Selain lebih ramah lingkungan karena jadi nggak nyampah dengan baterai bekas, kamera ini juga ada kemungkinan jadi error jika dipakaikan baterai biasa. Kamu nggak perlu khawatir bakal repot nge-charge baterainya dengan alat pengisi daya khusus karena bisa memanfaatkan slot type C yang ada di kamera ini untuk charge baterainya juga.

paper shoot

Kamera ini pun hanya memanfaatkan satu tombol untuk menyalakan dan mengambil foto. Nggak ada tombol off-nya karena ia akan mati otomatis setelah beberapa detik. Hal ini gak jadi masalah ketika mengambil foto objek yang gak bergerak. Tetapi ini jadi tantangan tersendiri saat foto objek yang bergerak seperti hewan peliharaan atau kendaraan yang melintas di jalan.

Ada aksesori tambahan

Selain ramah lingkungan karena nggak perlu mencetak hasil foto untuk melihat hasilnya (kecuali kalau memang ingin dicetak), kamera ini juga cocok banget buat yang ‘mager’ pergi ke tempat cetak foto seperti saya. Lalu, karena technically merupakan digital camera, kamera ini juga bisa merekam video, lho! Namun jika mau merekam video, kamera ini harus sambil di-charge supaya dayanya memadai. Tapi kalau nggak mau repot, kamu juga bisa menggunakan function card yang bisa bikin kamera jadi lebih canggih.

Selain untuk merekam video, ada tiga function card lain yang bisa dicoba, yaitu function card yang bisa memberikan efek double exposure, bingkai foto retro, dan bikin foto jadi berbentuk kotak. Ada juga aksesori berupa lensa tambahan untuk memberikan efek radial, fish eye, star, dan six prism yang bikin hasil foto jadi lebih aesthetic tanpa harus diedit dulu. Yang jadi incaran saya sebenarnya adalah lensa micro dan wide angle, tapi sayangnya masih out of stock di Indonesia.

Sebenarnya ada juga penutup lensa magnetic untuk melindungi lensa tergores. Bentuknya pun beragam, seperti gunung fuji, bunga sakura, hidung babi, ataupun motif kayu yang simpel. Tapi bentuk yang saya inginkan juga masih out of stock sehingga saya belum membelinya dan mengandalkan pouch saja untuk melindungi kameranya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Paper Shoot (@papershootcamera)

Menurut saya kamera ini bisa jadi alternatif yang baik dan ramah lingkungan untuk ikutan tren kamera analog. Apalagi tampilannya bisa diganti hanya dengan membeli case baru jika sudah bosan, tanpa harus membeli kamera baru. Semoga jeda antara kamera menyala dan mengambil foto bisa dibuat lebih cepat di versi berikutnya supaya gak was-was saat foto objek bergerak ya.

Baca juga: Bisa Merusak Lingkungan, Ini 3 Skincare yang Perlu Dikurangi Pemakaiannya!

Nah, gimana menurutmu tentang kamera ini? Apakah bisa menghadirkan variasi unik dalam content creating dan layak untuk disebut sebagai kamera “analog” yang lebih eco-friendly?

 

Images: Dok. Pribadi, Dok. Paper Shoot, Dok. Instagram/@papershootcamera

Slow Down

Please wait a moment to post another comment