lifestyle
16 Oct 2022
Mengenal Post Concert Depression yang Banyak Dialami Setelah Nonton Konser
Siapa yang masih nggak bisa move on dari panggung hiburan weekend kemarin? Jangan-jangan kamu terkena PCD (Post Concert Depression).
Menjelang akhir tahun semakin banyak hiburan panggung yang diselenggarakan, baik itu mengundang artis lokal maupun artis internasional. Setidaknya dalam satu bulan, kita bisa melihat IG Story teman sebaya sedang berada di sebuah acara festival musik terbesar yang paling ditunggu-tunggu, sebut saja ‘Synchronize’, ‘Pesta Pora’, ‘We The Fest’, dan festival musik lainnya. Bagi sebagian penikmat musik multi-genre, tentu acara seperti inilah jadi target utamanya. Nggak memandang siapa yang menyanyikan, berapa usia penyanyinya, bagaimana attitude-nya, asal lagunya kena di telinga pasti akan disambangi.
Baca juga: Rekomendasi Kutek yang Tahan Lama untuk Dipakai Nonton Konser
Banyaknya acara musik, di sosial media pun mulai banyak orang yang membicarakan efek sampingnya, yaitu PCD atau Post Concert Syndrome. Bagi mereka yang benar-benar mencintai sebuah grup musik atau solois, ketika sudah bertemu idolanya, ada perasaan yang nggak bisa lepas dari dirinya. Menurut Urban Dictionary, PCD adalah sebuah kondisi yang dialami oleh beberapa penonton konser setelah menyaksikan aksi panggung idolanya. Kamu bisa tiba-tiba merasa ‘hampa’ sehari setelah kamu mendatangi konser idola yang kamu sayangi. Kejadian ini juga pernah saya alami pasca nonton NCT Dream di Allo Bank Festival.
9 Tahapan Post Concert Depression
Melansir dari altpress, PCD memiliki beberapa tahapan yang dialami, antara lain:
- Euforia: Kamu masih bisa merasakan kesenangan saat menonton konser.
- Refleksi: Kamu berusaha memahami hal yang terjadi selama konser, bahkan menuliskan rekap atau komentar mengenai kejadian yang kamu lihat.
- Realisasi: Kamu menyadari pengalaman konser nggak akan terjadi lagi, dan merasa sedih karena foto atau video nggak bisa menggambarkan ulang bagaimana keseruannya selama konser.
- Realita: Kamu kembali ke kehidupan sehari-hari yang terasa sangat berbeda dari euforia konser. Di sinilah kamu akan merasakan hal-hal unik yang jarang terjadi, seperti denial, dan lain sebagainya.
- Merasa terkucilkan: Ketika bercerita soal keseruan konser kepada teman lain, kamu cenderung merasa kurang didengarkan atau dipedulikan, karena apa yang kamu rasakan nggak dirasakan oleh orang lain.
- Stalking: Kamu jadi lebih aktif mengikuti update tentang idola kamu, atau bahkan bergabung dengan sesama penggemarnya di sosial media.
- Impulsif nggak terkontrol: Kamu jadi ke-trigger untuk datang ke konser idola kamu lagi, karena ingin mengulang euforia yang pernah kamu rasakan sebelumnya, walaupun harus mengeluarkan biaya yang nggak murah.
- Menerima: Pada akhirnya, kamu akan menerima kalau konser yang kamu tonton sebelumnya sudah selesai, dan harus menunggu lagi untuk konser selanjutnya.
- Kembali ke kehidupan: Tahap terakhir yang terjadi adalah, kamu kembali menjalani kehidupan sehari-hari, dan kembali menatap dokumentasi konser dengan memori yang ada, sembari menunggu konser selanjutnya yang akan datang.
Baca juga: Wajib Dimiliki, Ini 7 Starter Kit untuk Nonton Konser!
Sementara untuk mengatasi PCD sendiri belum ada cara yang benar-benar tepat untuk dilakukan, karena setiap orang memiliki cara coping-nya masing-masing. Sebagian orang sudah tahu bagaimana harus move on dari sebuah pertunjukan. Namun bagi yang masih belum bisa menghadapinya, kamu bisa menjalin hubungan dengan sesama penggemar yang memiliki PCD serupa, sehingga punya teman untuk saling berbagi. Kamu juga bisa menjalani kehidupanmu seperti biasanya, sambil tetap mendukung pergerakan idolamu, hingga ada pengumuman panggung berikutnya lagi.
PCD ini hanya bisa dirasakan oleh kamu yang benar-benar mencintai sebuah grup dan memiliki emosi yang spesial. Apakah kamu salah satunya juga yang terkena PCD ?
Image : freepik.com