beauty
17 Mar 2022
Menopause dan Efeknya Terhadap Kulit
Selain siklus menstrual yang berakhir, ternyata ada beberapa hal lain yang terjadi pada perempuan saat menopause. Di antaranya adalah perubahan kondisi kulit yang lebih kering, kendur, dan tipis.
Seperti yang kita ketahui secara general, menopause merupakan masa berakhirnya siklus menstruasi pada perempuan yang terdiagnosis setelah 12 bulan tidak mengalami periode menstruasi. Namun sebelum hal itu terjadi, perempuan akan mengalami sebuah fase yang bernama perimenopause. Pada masa ini akan terjadi penurunan hormon estrogen yang pada akhirnya akan memunculkan berbagai gejala, seperti gejala Vasomotor (hot-flushes), menstruasi yang tidak teratur, pertambahan berat badan, hingga mood yang tidak karuan.
Mengutip penjelasan yang terdapat pada Capital Women’s Care, seringkali perempuan jutru menyangka dirinya mengalami menopause. Padahal yang sedang terjadi itu adalah fase perimenopause, dan fase ini juga bisa bertahan cukup lama (berbulan-bulan, hingga tahunan) sebelum menopause benar-benar terjadi.
Baca juga: Apa Sebenarnya yang Terjadi Pada Kulit Saat Menua?
Menurut dr. Manik Hikmat, SpKK yang berpraktek di ERHA dan Tivaza, Bandung, memang belum ada studi yang pasti di Indonesia tentang kapan perempuan mulai memasuki fase menopause. “Menurut studi yang dimiliki oleh negara Belanda, rata-rata menopause itu terjadi pada usia 50,2 tahun. Sementara studi di Italia menyatakan ada di usia 50,9 tahun,” tutur dr. Manik.
Tapi memang tidak menutup kemungkinan juga apabila menopause terjadi pada usia yang lebih muda. “Hal ini mungkin terjadi, dan menurut penelitian yang ada menopause dini bisa terjadi karena genetik, perempuan yang merokok, kurang gizi, hingga perempuan yang vegetarian,” tambah dr. Manik.
Apakah efek menopause terhadap kulit?
Dengan berkurangnya hormon estrogen pada tubuh perempuan saat menopause, tentu akan ada pengaruhnya terhadap kulit. Menurut dr. Manik, kulit kita bisa menjadi lebih kering, kendur, dan tipis. Sayangnya tidak hanya itu, tapi menopause juga bisa menyebabkan beberapa hal ini terjadi:
- Tumbuh rambut pada wajah, sedangkan rambut pada kulit kepala menjadi lebih sedikit. Rambut yang tidak diinginkan bisa timbul di area bawah dagu dan sepanjang garis rahang atau di atas bibir. Penipisan rambut di kepala mulai ditandai dengan area dahi yang melebar, garis rambut mulai mundur.
- Bintik-bintik penuaan dan area kulit yang lebih gelap dapat muncul di wajah, tangan, leher, lengan, atau dada.
- Kulit lebih mudah terjadi memar.
- Kolagen berkurang, kulit kehilangan kekencangannya dan mulai mengendur. Garis penuaan pada area rahang, lipatan senyum mulai permanen. Kerutan yang dulunya hanya timbul ketika tersenyum atau cemberut, menjadi tampak setiap saat. Kantung mata mulai timbul. Pori-pori besar juga bisa timbul akibat berkurangnya kekencangan kulit.
- Beberapa perempuan dapat mengalami jerawat seperti remaja.
- Pada saat perempuan berusia 50 tahun, tingkat pH kulit berubah. Dengan perubahan pH, kulit menjadi lebih sensitif, rentan mengalami ruam, dan mudah teriritasi.
- Jika ada yang menderita eksim atau rosacea menahun, kondisinya bisa memburuk.
- Hormon memainkan peranan yang penting dalam penyembuhan kulit. Ketika kadar hormon turun, kulit membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Baca juga: Toner Retinol yang Pas untuk Usia 40-an!
Apa yang bisa dilakukan agar kulit menua dengan baik saat menopause?
- Konsultasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin terpercaya, karena pengobatan akan dimulai dari dengan gejala yang dikeluhkan.
- Oleskan tabir surya spektrum luas dengan SPF 30 atau lebih tinggi, setiap hari.
- Bersihkan wajah menggunakan pembersih yang ringan.
- Oleskan pelembap setelah mandi dan sepanjang hari, terutama saat kulit terasa kering.
- Gunakan produk-produk kulit yang tepat, sesuai dengan jenis kulit, ataupun medikasi yang tepat sesuai dengan keluhan.
Pada kesempatan interview dengan dr. Manik, saya juga penasaran apakah ada makanan tertentu yang bisa dikonsumsi untuk membantu menghadapi perimenopause dan menopause pada perempuan. Saya pikir dengan mengonsumsi makanan yang tinggi kadar estrogen bisa membantu, tapi ternyata menurut dr. Manik hal itu tidak memberikan pengaruh. “Salah satu suplementasi yang bermanfaat adalah kalsium, tetapi dengan catatan diberikan sejak/pada anak perempuan prapubertas dan pubertas. Selain itu, konsumsi makanan yang tinggi kadar antioksidannya juga bisa membantu kita pada saat menopause,” jelas dr. Manik.
Baca juga: Cara Merawat Uban Tanpa Perlu Ribet
Keluhan yang perempuan rasakan pada saat perimenopause tentunya berbeda-beda. Agar keluhan tersebut bisa ditangani dengan lebih baik, segera lakukan konsultasi pada dokter Obstetri dan Ginekologi, serta dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang terpercaya ya.