Saat sedang asyik beraktivitas, ketiak basah dan bau badan bagai mimpi buruk yang bisa mengganggu keseharian. Selain bikin nggak nyaman, dua hal ini bisa menyebabkan turunnya rasa percaya diri.
Berkeringat adalah proses biologis yang lumrah dan pasti dialami oleh setiap orang. Pasalnya, setiap manusia pasti memiliki kelenjar keringat pada kulitnya. Tapi apa jadinya kalau tubuh memproduksi keringat berlebihan, terutama di area ketiak hingga mengeluarkan aroma yang tidak sedap? Pastinya, selain malu, hal ini bisa mengganggu kenyamanan orang lain juga.
Nah, sebelum buru-buru pilih-pilih deodorant yang ampuh buat menangkal bau dan keringat pada ketiak, ada baiknya untuk mengetahui hal-hal berikut ini!
Keringat pada ketiak sebenarnya wajar saja. Namun seringkali ketiak yang basah bikin nggak pede buat angkat tangan di depan umum. Secara anatomi, pada ketiak terdapat dua jenis kelenjar keringat, yang disebut dengan Eccrine dan Apocrine. Pada saat melakukan aktivitas fisik, atau saat cuaca panas, suhu tubuh pun juga ikut meningkat. Kelenjar Eccrine berperan dalam mengatur suhu tubuh dengan mengekskresi cairan yang mengandung garam dan tidak berbau atau odorless.
Sedangkan pada saat berada dibawah tekanan emosional atau psikologis, seperti gugup dan cemas, kelenjar Apocrine bekerja dengan mengeluarkan cairan yang mengandung lemak dan protein. Ketika keringat yang dihasilkan dari kelenjar Apocrine bercampur dengan bakteri yang tumbuh pada kulit ketiak, maka akan menyebabkan timbulnya bau tidak sedap dari ketiak, atau sering disebut sebagai bau badan (body odor).
Deodorant dan antiperspirant bukan lagi istilah yang asing. Beragamnya merek dan jenis produk untuk underarm yang dijual di pasaran, mulai dari powder, stick, roll-on, hingga spray, menjadi jalan keluar untuk mengatasi ketiak basah dan bau badan. Tapi tahu nggak sih, apa perbedaan deodorant dengan antiperspirant?
Deodorant dan antiperspirant sebetulnya adalah dua hal yang berbeda. Keduanya sama-sama digunakan pada area ketiak untung menangkal “bencana basah ketek”. Namun deodorant dan antiperspirant sebetulnya punya cara kerja dan fungsi yang berbeda.
Deodorant berfungsi untuk meminimalisir bau badan dari keringat di ketiak. Kandungan alkohol dan fragrance yang ada dalam deodorant dapat menyamarkan atau menutupi bau yang disebabkan oleh keringat yang bersumber dari kelenjar Apocrine. Selain menutupi bau, deodorant juga bekerja dengan mengondisikan agar kulit di area ketiak menjadi acidic atau asam, sehingga bakteri tidak dapat berkembang.
Berbeda dari deodorant, antiperspirant berfungsi dalam mencegah produksi keringat berlebih pada ketiak. Bahan aktif yang terdapat dalam antiperspirant umumnya adalah alumunium salt. Ketika dialikasikan ke kulit ketiak, alumunium salt dapat larut dalam keringat dan membentuk gel yang akan sementara waktu membentuk lapisan dan menyumbat kelenjar keringat sehingga dapat menahan keringat untuk keluar lebih banyak. Nah, dengan menutupi kelenjar, keringat pun akhirnya nggak bisa bercampur dengan bakteri, sehingga bau badan pun dapat dicegah.
Jika kamu bermasalah dengan bau badan, maka deodorant adalah pilihan yang tepat. Sementara, jika kamu memiliki masalah keringat berlebih, kamu dapat memilih untuk menggunakan produk antiperspirant. Namun nggak perlu dalam bingung memilih antara deodorant atau antiperspirant, sebab kebanyakan produk underarm yang dapat ditemui di pasaran merupakan gabungan dari deodorant dan antiperspirant.
Baca juga: Pengalaman Memakai Deodorant Natural Selama 6 Bulan
Karena antiperspirant bekerja dengan cara menyumbat kelenjar keringat, bukan berarti antiperspirant deodorant dapat menghentikan produksi keringat pada kelenjar secara total, lho. Antiperspirant hanya dapat mengurangi produksi keringat sebanyak 20 hingga 30 persen saja. Karenanya, mitos tentang deodorant atau antiperspirant dapat membahayakan kesehatan karena menghambat keluarnya keringat yang memang semestinya harus disekkresi oleh tubuh, sama sekali nggak benar.
Bahkan tubuh kita dapat membangun kekebalan terhadap antiperspirant deodorant sehingga kadang deodorant terasa nggak ampuh lagi untuk mencegah keringat berlebih dan bau badan. Dilansir dari Huffpost, tubuh dapat beradaptasi dan menjadi resistan terhadap deodorant yang digunakan, sehingga disarankan untuk mengganti merek deodorant setiap enam bulan sekali.
Isu tentang penggunaan deodorant dapat memicu tumbuhnya sel-sel kanker sudah sejak lama menghantui konsumen dan bikin skeptis terhadap produk-produk deodorant. Desas-desus ini ramai banget diperbincangkan di internet. Dari informasi yang beredar, katanya antiperspirant deodorant mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat menyerap ke dalam pori-pori kulit dan memasuki aliran darah dan menyebabkan kanker payudara.
Faktanya, menurut National Cancer Institute (NCI), tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan deodorant dengan perkembangan kanker payudara. Kajian tentang hubungan keduanya pun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Baca juga: Review Segara Naturals Solid Deodorant
Kulit ketiak sama halnya dengan bagian kulit lainnya, bisa saja sensitif terhadap kandungan-kandungan tertentu. Bahkan kulit ketiak bahkan lebih tipis dan rentan dibanding bagian kulit lainnya. Kulit ketiak bisa saja menunjukkan tanda-tanda alergi terhadap deodorant, misalnya dengan rasa gatal, perih, hingga munculnya axillary dermatiitis. Beberapa ingredients dalam deodorant yang mungkin dapat mengiritasi kulit ketiak diantaranya adalah alumunium, alkohol, paraben dan fragrance. Sayangnya, rata-rata deodorant yang dijual di pasaran mengandung ingredients tersebut. Tapi jangan khawatir, berikut rekomendasi deodorant yang bebas dari beberapa irritant di atas yang bisa menjadi alternatif bagi pemilik kulit sensitif:
The Body Shop Aloe Caring Roll On Deodorant
Sebamed Balsam Deodorant Roll-On for Sensitive Skin
Good Virtues Co. Dependable & Devoted Deodorant
NIVEA Black & White Clear Roll On
NIVEA Black & White Clear Roll On akan memberikanmu perlindungan deodorant yang melawan tumbuhnya bakteri penyebab bau badan dan juga perlindungan 48 jam antiperspirant yang mencegah produksi keringat berlebih. Dilengkapi Anti-Stain Technology, NIVEA Black & White nggak meninggalkan noda kuning di baju putih maupun noda putih di baju hitam, jadi nggak perlu khawatir ada noda yang tertinggal di baju favoritmu. Formulanya pun nggak mengandung Ethyl Alcohol dan pewarna, serta sudah teruji klinis oleh dermatologis.
Nah, itu dia beberapa hal yang harus diketahui sebelum memilih deodorant. Masih ada beberapa orang yang ragu untuk menggunakan deodorant karena kekhawatiran tertentu, serta nggak semua orang pula bisa dengan mudah menemukan doeodorant yang pas dengan kebutuhan. Semoga informasi ini bisa menghilangkan keragu-raguan dalam menggunakan produk satu ini, ya!