banner-detik

skin care

Kandungan Skincare Sama, Kenapa Hasilnya Bisa Berbeda? Ini 4 Alasannya!

seo-img-article

Apa yang membuat skincare dengan kandungan yang sama memberikan hasil yang berbeda?

Saat ini industri beauty, khususnya skincare, sudah sangat saturated. Bukan lagi setiap bulan, rasanya setiap minggu ada saja produk skincare baru yang menggoda untuk dicoba. Saking ramainya, nggak jarang jadi banyak produk dengan kandungan yang mirip-mirip. Kalau ditanya rekomendasi serum Niacinamide, serum Retinol, atau toner Mugwort, pasti langsung banyak nama-nama yang muncul di pikiranmu kan? Di satu sisi, banyaknya pilihan skincare ini jadi hal yang menyenangkan buat yang suka coba-coba. Di sisi lain, tentunya juga nggak jarang yang jadi bingung harus mulai coba dari mana.

Pernah nggak sih mencoba beberapa serum yang ingredient list dan klaimnya mirip banget, tapi hasilnya berbeda? Bukan hanya hasilnya, kadang juga tekstur dan cara kerja dari produk-produk ini ternyata nggak 100% sama. Kalau pernah megalami, mungkin jadi berpikir kenapa ini bisa terjadi. Okay, langsung saja kita bahas ya tujuh alasannya.

Baca juga: Baru Mau Coba Retinol? Ini 4 Rekomendasi Retinol Cream yang Bisa Dipakai Pemula!

Sumber yang berbeda

Mulai dari ‘akarnya’. Alasan yang pertama adalah sumber dari suatu kandungan yang berbeda-beda. Misalkan ada dua serum Vitamin C yang sedang kamu coba. Serum A menggunakan Ascorbic acid dari ekstrak Kakadu Plum, sedangkan Serum B memakai Magnesium ascorbyl phosphate. Meski keduanya sama-sama turunan Vitamin C, tapi level stabilitas dan potency –nya belum tentu sama.

Terlebih lagi kalau skincare yang digunakan menggunakan banyak bahan natural. Banyak sekali aspek yang bisa mempengaruhinya.

Konsentrasi kandungan

Setelah dari sumbernya, konsentrasi kandungan yang digunakan oleh para produsen skincare belum tentu sama. Meski sekarang sudah banyak skincare yang mencantumkan persentase active ingredients-nya di INCI List, tapi konsentrasi dari suatu kandungan skincare lebih rumit dari sekadar “Niacinamide 10%” saja. Misalnya konsentrasi Niacinamide-nya memang 10%, namun urutannya di INCI List ada di bagian bawah/belakang. Tentu saja level potency-nya akan berbeda dengan Niacinamide 10% yang muncul di urutan nomor dua di list.

Formulasi

Formulasi yang berbeda juga berpengaruh sama cara kerja skincare. Sebelumnya saya juga sudah pernah menulis tentang retinol cream yang formulanya lebih gentle sehingga cocok untuk pemula. Kenapa? Produk dengan tekstur krim biasanya mengandung berbagai filler ingredients untuk menghasilkan tekstur creamy-nya. Jadi sekaligus bekerja sebagai buffer juga yang membuat efek sampingnya lebih minim. Begitu pun dengan teknologi encapsulated retinol yang populer di skincare lokal. Sifatnya yang slow-release membuat encapsulated retinol bekerja lebih lembut dibandingkan dengan pure retinol.

Penggunaan produk

Setelah membersihkan wajah, biasanya skincare routine dilanjutkan dengan beberapa step. Yang basic saja sudah ada empat, yaitu Cleansing, Toning, Moisturizing, dan Protection. Kandungan dalam skincare-mu bisa saja memberikan reaksi yang berbeda ketika di-layer dengan kandungan lain di step sebelumnya. Misalkan kalau kamu pakai exfoliating toner dengan rutin, sel kulit mati bisa terangkat sehingga kulit lebih halus, cerah, dan bebas komedo. Namun, kalau kamu sudah pakai exfoliating toner, dilanjutkan lagi dengan exfoliating serum, dan retinol cream, alih-alih hasilnya bagus, kulitmu malah jadi bisa iritasi.

Selain cara layering-nya, intensitas pemakaian suatu produk skincare juga berpengaruh. Rutin dan konsisten, but in moderation, jadi kuncinya.

Baca juga: Wajah Kusam atau Iritasi? Coba 5 Skincare Lokal dengan Kandungan Chamomile Ini!

Itu lah empat alasan yang bisa mempengaruhi cara kerja kandungan skincare di kulit kita. However, there’s no exact rules in skincare. Jangan lupa untuk selalu mendengarkan kebutuhan kulitmu.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment

banner-detik