banner-detik

eco friendly

Hal-hal yang Salah Kaprah Mengenai Eco Beauty

seo-img-article

Terkadang tanpa kita sadari, sebagai pemakai skincare dan makeup, kita melakukan hal-hal salah kaprah untuk menjaga lingkungan. Simak beberapa hal tentang eco beauty yang kerap kali salah dimengerti.

Saya tahu sudah banyak orang yang melek soal isu sampah plastik dan pencemaran lingkungan, termasuk beauty enthusiast. Makanya, mulai banyak beauty enthusiast yang melakukan hal untuk mengurangi efek perusakan lingkungan yang disebabkan oleh “hobi” mereka terhadap makeup dan skincare. Di antaranya seperti beralih ke produk-produk kosmetik yang pembuatan dan bahannya ramah lingkungan, atau mulai mencari pengganti untuk beauty tools yang sekali pakai.

Banyak brand kosmetik yang berkomitmen untuk berkontribusi terhadap lingkungan hidup juga mulai banyak dicari. Itu adalah tanda bahwa kepedulian terhadap lingkungan memang sudah sangat meningkat, dan itu bagus!

Tapi tanpa kita sadari, kadang kita melakukan hal-hal yang salah kaprah mengenai praktik menjaga lingkungan ini. Ini dia di antaranya!

1. Mengoleksi beauty tools dan produk ramah lingkungan

Beauty tools yang termasuk ke dalam kategori eco beauty, seperti reusable cotton pads, diciptakan agar sampah kapas sekali pakai yang kita hasilkan setiap harinya bisa dikurangi. Namun dalam proses produksinya, tentu tetap menghasilkan limbah dan residu walau sedikit. Demikian juga dengan skincare dan makeup eco-friendly. Bahan dan pembuatannya, memang dirancang untuk meminimalisir polusi. Namun tetap saja, semua hanya diminamilisir, belum bisa 100% dihilangkan.

Nah, apa jadinya kalau kita malah mengoleksi dan membeli lebih dari yang kita butuhkan? Menurut saya, ya sama saja. Tindakan kita malah akan mendorong produksi berlebihan dan menciptakan sampah yang lebih banyak lagi. Sebaiknya, belilah produk sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Pakai dan manfaatkan sampai habis apa yang sudah kita beli. Belilah produk-produk kosmetik dengan bijak. Tidak perlu berlebihan, apalagi sampai menimbun, yang jatuhnya malah terbuang sia-sia karena expired sebelum habis digunakan.

 

Baca juga: 7 Brand Kecantikan Eco-Friendly yang Layak Dicoba!

2. Lebih memilih brand luar negeri dibandingkan brand lokal

Tidak ada salahnya kok membeli brand kosmetik luar. Karena saya tahu kalau skincare dan makeup adalah sesuatu yang personal, cocok-cocokan. Tapi kalau alasan memakai produk luar tersebut adalah karena produknya tergolong ke dalam kategori eco beauty, berarti ada yang perlu diluruskan di sini.

Ramah lingkungan tidak hanya soal packaging yang mudah terurai atau sustainability bahan bakunya saja. Tapi kita harus perhitungkan juga emisi karbon yang dihasilkan untuk mengirimkan produk tersebut dari negara asalnya, sampai ke depan rumah kita. Belum lagi pembungkusannya yang harus secure, berlapis, dan menggunakan banyak bubble wrap karena produk harus melalui perjalanan yang jauh. Jatuhnya tidak ramah lingkungan lagi.

Kalau alasannya adalah mencari produk-produk yang tidak merusak lingkungan, saat ini sudah banyak banget local beauty brand yang berkomitmen terhadap lingkungan. Menggunakan brand lokal adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk turut menjaga bumi kita.


3. Membeli produk yang jarang dipakai dalam ukuran besar

Membeli produk dalam kemasan besar dalam satu waktu, memang jauh lebih baik daripada terus-terusan membeli dan membuang kemasan produk dengan size kecil. Produk dalam kemasan besar memang bisa mengurangi sampah. Saya juga lebih memilih ukuran besar untuk produk-produk yang dengan cepat saya habiskan, misalnya sunscreen, facial wash, sabun mandi, sampo, dan lain-lain. Tapi untuk produk-produk yang punya PAO pendek, atau yang hanya saya gunakan sesekali atau jarang dipakai, saya memilih membeli dalam kemasan kecil.

Produk yang bagi saya lebih baik dalam kemasan kecil ini contohnya adalah maskara. Saya memang terkadang membutuhkan mascara, namun terhitung jarang. Dan kebetulan, maskara juga punya PAO (Period After Opening) yang pendek, yaitu 3-4 bulan saja. Kalau saya membeli maskara dalam ukuran besar, saya hanya akan terus menerus membuang kemasan maskara besar beserta isi produk yang tidak habis saya pakai setiap tiga bulan sekali. Sama saja dengan ketika saya menggunakan maskara travel size, saya juga membuangnya tiga bulan sekali, namun produk di dalamnya saya pergunakan sampai habis. Volume kemasan yang saya buang setiap kalinya juga lebih kecil.

Baca juga: 5 Tips Mengurangi Sampah Plastik untuk Pemula

Memang sepele, tapi saya yakin menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal kecil, seperti mengontrol apa saja yang kita beli dan gunakan. Selamat mencoba!

 

Image: Freepik.com

Slow Down

Please wait a moment to post another comment