banner-detik

haircare

Beauty Confession: 4 Tren Kecantikan yang Bikin Menyesal!

seo-img-article

Semua orang pasti pernah mengikuti tren dalam hidupnya. Tren kecantikan adalah tren yang paling gampang bikin tergiur! Ada yang berhasil dan jadi confident booster, nggak sedikit juga yang gagal dan jadi kenangan yang memalukan. Kamu lebih sering mengalami yang mana?

 

Rasanya, hampir setiap orang pernah mengikuti tren, setidaknya sekali selam hidup. Baik perempuan dan laki-laki, pasti pernah terpapar sesuatu yang hits atau fenomenal pada masanya, dan punya ketertarikan untuk mengikuti hal tersebut. Kenapa sih manusia suka jadi follower sebuah tren? Seperti dilansir dari Psychology Today, hal itu terjadi karena psikologi sosial manusia, yang membuat manusia bisa berpikir tentang sesuatu, lalu memengaruhi orang lain, dan kehidupannya sangat saling berkaitan satu sama lain.

BEAUTY CONFESSION - TREN KECANTIKAN YANG BIKIN MENYESAL 6

Nah, dalam dunia kecantikan, ikut-mengikuti dan saling memengaruhi punya peran yang sangat besar. Ketika seseorang berniat membeli produk atau mengikuti suatu tren kecantikan, lalu bertemu dengan temannya atau orang lain yang punya ketertarikan yang sama, atau bahkan sudah mencoba lebih dulu, maka dia menjadi lebih yakin. Semakin banyak orang yang memengaruhi, atau semakin populer tren tersebut, maka akan semakin meyakinkan banyak orang. Alasannya sebenarnya sederhana, karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.

Mulai bulan Maret ini, saya membuat artikel khas saya, yang akan tayang tiap bulannya, yaitu Beauty Confession. Melalui artikel Beauty Confession ini, saya akan mengulik lebih jauh tentang dunia kecantikan dari real people dengan real experience. Dari berbagai kisah, kita bisa belajar bahwa beauty adalah sesuatu yang evolving, sangat berkembang dari tahun ke tahun. Bukan hanya teknologinya, gayanya, produknya, dan trennya, tapi juga penikmatnya dan pelaku industrinya juga bertumbuh. Makanya, edisi Beauty Confession kali ini adalah tren kecantikan yang bikin menyesal. Karena faktanya, selera orang bisa berubah, dan nggak semua tren wajib kita ikuti. Kamu punya nggak kisah mengikuti tren yang kalau diingat-ingat jadi sangat memalukan? Atau semua tren kecantikan yang kamu coba selalu tergolong sukses?

Simak beberapa cerita tentang excitement mengikuti tren kecantikan yang berakhir penyesalan di bawah ini, yuk!

1. Red head ala Ariel 

BEAUTY CONFESSION - TREN KECANTIKAN YANG BIKIN MENYESAL 2

“Dulu, saya pernah bercita-cita punya rambut merah terang, karena suka banget sama Princess Ariel dan bosen rambut hitam. Jadi, tanpa pikir panjang, langsung deh ke salon rumahan dekat sekolah. Di sana rambut saya di-bleach berkali-kali sebelum diwarnai. Hasilnya? Lebih kelihatan kayak orange dibanding merah, saya sendiri sampai takut lihatnya! Lalu karena saat itu saya nggak tahu cara merawatnya, alhasil rambut saya jadi kusam, kering, frizzy, dan banyak split ends. Stress banget di masa itu, and it’s all because of my lack of research! Untungnya, sekarang saya lebih tahu warna yang cocok untuk skin tone saya. Semakin bertambahnya usia, saya juga jadi lebih berhati-hati mencoba berbagai tren yang muncul, dan sudah paham apa yang harus dilakukan agar rambut tetap sehat.” – Jill, 28 tahun, founder NOFILTER.

Baca juga: 4 Ingredient Skincare yang Akan Makin Hits di Tahun 2021!

2. Latah beli clay mask

BEAUTY CONFESSION - TREN KECANTIKAN YANG BIKIN MENYESAL 1

“Dulu, clay mask pernah jadi tren kecantikan yang populer banget! Clay mask kabarnya bisa bikin kulit kinclong, karena bisa bikin pori-pori jadi tampak mengecil sekaligus bikin jerawat memudar. Saya ikut beli beberapa produk sekaligus, termasuk masker-masker yang harus Pre Order (PO) dari negara lain, karena brand-nya belum masuk indonesia. Setelah sampai, langsung nggak sabar cobain beberapa masker dalam satu minggu. Hasilnya? Kulit jadi kering banget dan iritasi! Rupanya, clay mask memang nggak disarankan untuk jenis kulit kering, karena bisa menyerap kandungan minyak di kulit. Nggak boleh juga dipakai terlalu sering! Setelah kejadian, saya baru sadar bahwa saat itu saya masih kurang riset dan kurang baca. Akhirnya, saya hibahkan semua clay mask saya ke kakak cowok yang punya oily skin, dan untungnya dia langsung cocok. Kalau nggak, sayang banget kan, produk sebanyak itu harus terbuang sia-sia?

Tapi, somehow coba-coba skincare itu hal yang seru dan memang dibutuhkan, karena kita nggak akan tahu gimana hasilnya kalau kita nggak coba. Menurut saya, itu bagian dari skincare journey setiap orang. Saya nggak kapok pakai skincare walau kadang menemukan yang nggak cocok. Yang terpenting, sekarang saya sudah semakin kenal kondisi kulit saya dan selalu banyak baca sebelum membeli. “ – Inne Nathalia, 36 tahun, Communication Specialist dan dosen.

Baca juga: Sederet Masker Lokal yang Siap Bikin Kulit Lebih Glowing di Tahun 2021

3. Bob asimetris yang hits

BEAUTY CONFESSION - TREN KECANTIKAN YANG BIKIN MENYESAL 3

“Waktu saya masih kuliah, saya ingat banget, pernah ada masanya BCL tampil dengan rambut bob yang pendek di belakang tapi agak panjang di depan. Sebagai manusia mudah FOMO, apalagi lihat BCL waktu itu cantik banget, tentu saja dong saya ingin punya rambut macam itu. Setelah memberanikan diri, saya ditampar kenyataan hidup! Yang ada bukannya jadi kayak BCL, tapi lebih mirip teman Boboho yang rambut bob itu, lho! Hahaha. Setelah itu, saya sadar kalau nggak semua gaya rambut bisa cocok di setiap orang. Bentuk wajah saya kurang cocok dengan potongan bob asimetris, jadi sampai sekarang, rambut saya selalu dibiarkan panjang, paling pendek itu medium cut, sebatas bahu. ” – Yutina, 30 tahun, anesthetic practitioner dan owner Waxpert.

Baca juga: 5 Tren Kecantikan 2021 yang Wajib Kamu Tahu!

4. Penggila lip cream

BEAUTY CONFESSION - TREN KECANTIKAN YANG BIKIN MENYESAL 4

“Saya ingat sekali era lip cream heboh masuk ke Indonesia, diawali NYX Soft Matte Lip Cream. Saya koleksi hampir semua warna, yang nama shade-nya adalah nama-nama kota: London, Stockholm, Antwerp, Prague, dan lain-lain. Berlanjut merambah ke brand lainnya, obsessed banget, padahal kalau semua lip cream-nya dijajarkan, warnanya hampir sama! Pernah juga heboh order sendiri dari official web L.A. Girl di Amerika, yang berujung bayar pajaknya lebih mahal daripada harga lip cream-nya. Sepertinya tren lip cream ini adalah tren kecantikan yang berhasil meracuni semua cewek deh! Menurut saya, keseruan ikutan tren lip cream ini adalah ketika hunting koleksi terbaru. Saya cari hampir ke semua pelosok online shop. Kadang ketika datang, beberapa warnanya nggak cocok di tone kulit saya. Akhirnya di-preloved dan anehnya laku saja lho, padahal kan itu bekas bibir orang lain! Mungkin karena yang beli juga seorang kolektor seperti saya, ya? 😀

Part yang nggak kalah seru adalah mengikuti skandal para beauty guru yang punya brand lip cream ini. Dimulai dari Lime Crime, Kat Von D, sampai Jeffree Star, dan masih banyak lagi. Sekarang saya sudah nggak seambisius dulu. Beli lip cream ya seperlunya saja. Saya bisa baca dulu review-nya, dan lebih amati swatch-nya supaya bisa pilih yang lebih pas dengan warna kulit dan selera saya. Sekarang juga nggak perlu cari jauh-jauh sampai ke web luar negeri, karena brand lokal pun sudah banyak sekali memproduksi lip cream dengan kualitas yang nggak kalah bagus. Happy banget deh dengan perkembangan industri kecantikan lokal saat ini!” – Ruth Dian, 32 tahun, ibu rumah tangga dan content creator.

Baca juga: Seperti Apa Tren Lipstik Tahun 2021?

Nah, dari cerita-cerita di atas, kamu pasti langsung terbayang segala tren kecantikan yang pernah kamu coba selama ini? Saya tentu juga punya sederet cerita soal tren yang kemudian bikin saya terbahak kalau mengingatnya. Misalnya, saat SMA, tahun 2005, saya pernah punya rambut dengan potongan tebal di bagian atas, dan tipis di bawahnya. Seperti ubur-ubur! 😀 Rasanya di tahun itu, semua cewek kompak deh bergaya sama. Padahal kalau dilihat lagi fotonya sekarang, sama sekali nggak keren. Waktu awal 2000-an, alis saya pernah juga dicukur banyak banget oleh MUA untuk suatu pemotretan. Jadi tipis banget, cuma segaris! Tentu saja nggak karena saat itu saya biarkan saja, nggak dipakaikan pensil alis karena belum bisa dandan (dan belum boleh) karena masih SMP! Belum lagi kegemaran saya membeli produk facial scrub karena saat remaja saya merasa kulit saya sangat berminyak. Semakin digosok dan semakin sering dipakai, rasanya semakin semakin bangga karena seperti “sudah sadar skincare“. Hahaha. Padahal, itu tindakan yang harsh banget! Kalau diingat-ingat, rasanya malu pernah melewati masa-masa tersebut! Tapi, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, bahwa dunia kecantikan selalu bergerak dari masa ke masa, termasuk juga kita, penikmatnya. Jadi, penyesalan tentu nggak ada artinya, kan? Kisah-kisah kita terdahulu justru jadi memori dan pelajaran tersendiri supaya kita lebih canggih ke depannya.

Yang terpenting, semakin hari kita semakin mengenal kondisi tubuh, warna kulit, jenis kulit, bentuk wajah, kondisi rambut, dan kebutuhan masing-masing, supaya bisa memilih dan mengikuti yang sesuai dengan yang diri kita sendiri. Kondisi tiap individu berbeda-beda, dan nggak semua tren perlu melibatkan kita, hanya karena kita nggak mau dicap kurang hits atau ketinggalan zaman. Buat apa mengikuti tren kalau membahayakan diri? Untuk itu, perbanyaklah membaca dan menonton, pokoknya cari informasi terlebih dulu sebelum mencoba suatu tren. Apalagi di era informasi yang sudah sangat mudah diakses sekarang ini, berbeda sekali dengan 20 tahun lalu! Ada kalanya kita perlu bereksperimen, ada kalanya JOMO atau Joy of Missing Action sangatlah diperlukan untuk ketenangan diri.

 

 

Image: Freepik.com, dok. Narasumber

Slow Down

Please wait a moment to post another comment