Rumah tangga milik berdua, bukan salah satu saja. Jadi, sudah sewajarnya kalau suami dan istri saling berbagi peran sehari-hari. Kalau kamu seseorang yang sudah menikah, simak deh tips berbagi peran di bawah ini!
Selama ini, anggapan yang sudah turun-temurun dianut di Asia, khususnya Indonesia, adalah bahwa perempuan harus rela mengurus keluarga saja setelah mereka memutuskan menikah. Padahal, nyatanya, seiring dengan perkembangan zaman, perempuan kian mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. Jadi, situasi istri yang bekerja bukanlah hal yang sulit ditemui. Apalagi, kebutuhan hidup saat ini perlu biaya yang tinggi, jadi sangat wajar jika suami dan istri sama-sama mencari nafkah. Apakah kamu salah satu dari sekian banyak istri yang bekerja?
Baca juga: Ini Penting dan Prinsipil: Kesetaraan Gender!
Nah, di saat yang sama, perempuan juga tetap harus merawat keluarganya, yaitu suami dan anak-anak, dan nggak terlepas dari urusan house chores juga. Wah, benar ya kalau ada yang mengatakan “women is a juggler”? Perempuan punya banyak sekali peran: sebagai istri, sebagai ibu, sebagai karyawan yang bekerja di kantor, business women, orang yang bersih-bersih di rumah, bahkan sampai koki untuk keluarga. Sedihnya, banyak perempuan sering merasa kewalahan dengan kondisi seperti ini, karena merasa semuanya harus dikerjakan sendiri. Padahal, yang harus diingat bahwa rumah tangga adalah milik bersama, jadi nggak bisa dibebankan pada perempuan saja. Suami dan istri harus saling berbagi peran dalam menjalani. Gimana ya caranya supaya konsep berbagi peran ini bisa lebih lancar dilakukan?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, suami dan istri harus sama-sama paham bahwa rumah tangga adalah sesuatu dibangun bersama, jadi sebaiknya nggak memberatkan satu pihak saja. Butuh kerjasama yang baik antara suami dan istri. Keduanya harus saling mengerti, kalau suami dan istri sama-sama bisa mencari nafkah, maka artinya, keduanya juga harus sama-sama mau membersihkan rumah, memasak, mengurus anak, menemani anak belajar, saling mengunjungi mertua, dan sebagainya. Ketika memutuskan hidup bersama, artinya sepasang laki-laki dan perempuan siap berbagi banyak hal seumur hidup, termasuk berbagi waktu dan peran. Kalau konsep ini dipahami, maka nggak perlu ada yang merasa harus “menyumbang” atau “berkorban” lebih banyak dibanding yang lainnya.
Baca juga: 5 Alasan Seks Bikin Kulit Glowing dan Sehat
Membuat jadwal harian bisa memudahkan pasangan, apalagi kalau sama-sama sibuk dan nggak pintar bagi waktu. Jadwal yang dibuat ini bisa “memaksa” suami dan istri jadi lebih disiplin. Apalagi ketika era pandemi seperti sekarang ini, kondisi WFH bikin jam kerja kita jadi lebih fleksibel (bahkan bisa lebih molor sampai malam hari). Jadi, buat kesepakatan saja dan tulis di atas kertas, tempel di kulkas atau ruang keluarga. Misalnya, Senin dan Rabu adalah tugas suami bersih-bersih rumah, sementara istri di Kamis-Sabtu. Senin dan Rabu istri menemani anak school from home, lalu kebalikannya, suami melakukannya di hari sisanya. Buat yang anaknya masih bayi, jadwal ganti popok juga bisa bergantian!
Tapi,bukan berarti jadwal membuat kondisi jadi kaku, lho! Ketika suami ada meeting mendadak, istri bisa menemani anak balita bermain. Ketika istri ternyata masih harus bekerja di weekend, suami bisa mendekor ulang rumah atau menyiapkan cemilan untuk menciptakan suasana yang lebih menyenangkan. “Saling” atau mutual adalah konsep dasar yang penting banget!
Cara ini juga sangat dipercaya efektif oleh brand produk bahan masakan ternama, yaitu Kecap ABC. Sebagai brand yang sangat peduli tentang kesetaraan gender, Kecap ABC percaya kalau pemahaman gender equality bisa dimulai dari rumah dan dari hal-hal sederhana, termasuk berbagi peran. Memasak itu basic life skill, jadi nggak semestinya terbatas di gender tertentu. Lihat saja, banyak chef ternama yang seorang laki-laki, kan? Apalagi, kemampuan memasak laki-laki itu diuji saat istri sedang sakit, sedang hamil, baru saja melahirkan, atau sedang bekerja. Karena boros juga kan, kalau harus delivery makanan terus-menerus? Plusnya lagi, momen saling masak untuk satu sama lain bisa terasa sangat romantis, lho!
Baca juga: Perjuangan Mewujudkan Kesetaraan Gender: Kita Bisa Ngapain?
Bagi pasangan yang sudah punya anak, berbagi peran juga bisa melibatkan anak-anak lho, supaya suasana lebih seru sekaligus melatih anak-anak bertanggung jawab di rumah sejak kecil. Misalnya, merapikan mainan dan rak buku bareng, mencuci piring, merapikan isi kulkas, menyapu, sampai masak menu kesukaan bersama. Nggak perlu berharap mereka akan melakukannya dengan sempurna, karena kan masih belajar. Yang terpenting, kenali anak-anak dengan gotong-royong dalam keluarga. Kalau sejak dini anak-anak sudah melihat ayah dan ibunya saling berbagi peran, dia akan tumbuh dengan konsep yang sama. Mencontohkan hal baik biasanya lebih efektif daripada menasehati lho!
Nah itulah tips tentang berbagi peran dalam rumah tangga. Nggak susah kan sebenarnya? Karena seperti warna, area rumah pun tidak memiliki jenis kelamin. Jadi, baik suami dan istri bisa saling mengisi setiap ruangan dengan “karya” masing-masing. Suami bekerja untuk kebutuhan bulanan, istri bekerja untuk tabungan liburan bersama. Suami punya andil dalam mengurus bayi, istri juga boleh mencuci mobil suami. Kesetaraan gender bisa dimulai dari hal-hal kecil kok, nggak harus selalu terkesan berat atau “beban”. Berbagi peran dalam rumah tangga artinya membuat kedua belah pihak menitikberatkan kebersamaan dalam perjalanan suatu hubungan.
Apakah kamu sudah menerapkan hal ini dalam rumah tanggamu? Yuk, share ceritamu dan jangan ragu kasih tips yang lebih seru! Yang belum melakukannya, selamat mencoba ya!
Foto: Freepik.com