skincare
06 Jan 2020
Review Lacoco Hydrating Divine Essence
Penting nggak sih menggunakan essence dalam skincare routine? Sejauh ini saya selalu menganggap essence tidak terlalu dibutuhkan dalam rangkaian skincare saya. Lalu apakah pendapat saya akan berubah setelah mencoba produk yang satu ini?
Boleh dikata, essence merupakan produk skincare yang paling jarang saya gunakan. I used to think that essence is not as important as any other steps in skincare regime, sehingga membeli produk essence bukanlah sebuah urgency bagi saya.
Selain itu, saya merasa essence nggak jauh beda dengan toner. So, toner aja cukup lah, ya. Padahal essence disebut-sebut merupakan pelengkap dalam rangkaian skincare routine yang nggak kalah penting. Karena secara terori, essence dinyatakan memang bisa membantu memaksimalkan penyerapan skincare yang berikutnya akan kita gunakan sehingga menjadi lebih efektif.
Baca juga: Sebenarnya Kulit Kamu Butuh Toner atau Essence Sih?
Beberapa waktu lalu, saya dikasih kesempatan buat mencoba essence dari salah satu brand lokal yang terkenal dengan watermelon sleeping mask-nya, Lacoco. Sebenarnya dari dulu saya udah penasaran banget dengan sleeping mask-nya yang katanya adalah versi lokal dari Glow Recipe Watermelon Glow Sleeping Mask. Sampai akhirnya saya coba, dan udah pernah juga saya review beberapa waktu lalu.
Beruntung banget saya dikirimi serangkaian produk skincare dari Lacoco. Nah, karena review dari dua produk Lacoco favorit saya, Watermelon Glow Mask dan Amazonian Charcoal Glow Mask, sudah pernah dibahas di artikel-artikel sebelumnya. Kali ini giliran saya me-review essence dari Lacoco ini.
Packaging
Setuju nggak, kalau first impression terhadap suatu produk pasti dipengaruhi oleh packaging-nya? Bagi saya, packaging adalah komponen paling penting dari suatu brand yang bakal menentukan kesan pertama terhadap produknya. Untuk desainnya, Lacoco memang patut diacungi jempol, deh. Terbukti dari packaging produk Hydrating Divine Essence yang patut diapresiasi. Essence ini hadir dalam botol yang menurut saya cantik dan terlihat mewah.
Baca juga: Brand of The Month: Lacoco
Walaupun dikemas dalam botol yang sekilas terlihat shiny seperti dari bahan logam, ternyata botol ini terbuat dari bahan plastik tebal yang tetap ringan dan travel friendly. Dengan warna rose gold, packaging ini terlihat lux but simple. Kerennya lagi, packaging-nya juga berbentuk airless pump yang dapat melindungi kandungan 50ml essence di dalamnya dari bakteri dan oksidasi.
Ingredients List
Formulasi
Beberapa essence punya konsistensi yang watery hampir mirip dengan toner. Lacoco Hydrating Divine Essence ini termasuk pada essence dengan konsistensi yang lebih kental. Cairan essence-nya berwarna putih dan hampir nggak ada aroma apapun yang tercium walaupun masih ada kandungan fragrance dalam ingredients list-nya.
Essence ini juga cepat banget meresap ke dalam kulit. Sepengalaman saya menggunakan essence ini, lengket atau tidaknya tergantung pada toner yang saya gunakan sebelumnya. Beberapa kali saya amati, setiap aplikasi setelah hydrating toner yang kaya akan kandungan humectant dan emollient seperti hyaluronic acid dan/atau ceramide, essence akan terasa sedikit lengket. Berbeda dengan penggunaan setelah hydrating toner yang lebih light seperti rose water, rasanya essence langsung diserap oleh kulit begitu saja dan nggak berasa lengket sama sekali. Untungnya, rasa lengket yang saya rasakan nggak begitu mengganggu.
Lacoco juga nggak sembarangan dalam memformulasikan essence ini. Ada beberapa ingredients yang saya highlight dari produk ini. Pertama, Arisaema Amurense Extract (Melazero Extract). Honestly, saya baru dengar nama tanaman yang satu ini. Diantara ingredients lainnya yang sering digunakan oleh berbagai brand, tanaman ini nggak begitu familiar di telinga saya. Ternyata, tanaman Melazero ini bermanfaat untuk membantu mencerahkan kulit secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Walaupun efek brightening-nya dapat dirasakan secara (hampir) instan, Melazero dikenal aman dan nggak menyebabkan iritasi. Klaim ini sangat menggiurkan ya. Apa lagi buat yang udah lama struggling dengan masalah kulit kusam atau hiperpigmentasi, dan khawatir dengan skincare pemutih abal-abal.
Kedua, Aminopropyl Ascorbyl Phosphate. Kalau dilihat dari namanya, kedengaran seperti Vitamin C (Ascorbyc Acid) ya? Bener banget, Aminopropyl Ascorbyl Phosphate atau Vitagen adalah turunan dari Vitamin C yang lebih stabil. Manfaatnya sudah jelas dong, sebagai antioksidan konsentrasi tinggi dan brigtening agent, sehingga dapat mencerahkan kulit dan sekaligus memiliki manfaat anti-aging.
Ketiga, ada Aloe Barbadensis Leaf Juice. Pastinya udah pada tahu dong, kalau ini adalah nama lain dari Aloe Vera yang punya manfaat sebagai anti-inflamasi dan dapat memberikan hidrasi yang baik untuk kulit.
Keempat, Polyglutamic Acid (PGA). Nah, acid yang satu ini bukan berperan sebagai exfoliant, just like Hyaluronic Acid (HA) but better. PGA disebut lebih efektif untuk mengikat air dan kelembapan kulit dibanding HA. Berbeda dengan HA, PGA lebih dari sekedar humectant karena kemampuannya untuk membentuk lapisan di kulit guna menahan kelembapan agar nggak menguap begitu saja. Bahkan PGA mulai dilirik sebagai game changer dalam produk skincare. Seperti Polyglutamic Acid serum dari The Inkey List.
When To Use
Essence ini bisa digunakan di AM dan/atau PM routine. Digunakan di AM routine, essence ini dapat menjaga kulit saya lembap seharian. Apa lagi didampingi dengan hydrating toner yang benar-benar “nampol”. Anyway, pemakaian essence ini dengan produk lainnya yang mengandung HA sama sekali nggak akan bikin kulit jadi overmoisturized, karena PGA dapat dikombinasikan dengan HA dan membuat kerja keduanya menjadi lebih optimal.
Tiap penggunaan di AM routine, saya merasa hydrating toner, essence dan sunscreen saja sudah cukup tanpa perlu tambahan moisturizer atau day cream lainnya untuk kulit saya yang cenderung normal to oily. Apa lagi di cuaca yang panas dan kelembapan udara yang tinggi.
Final Verdict
Selama penggunaan essence ini, saya nggak mengalami breakout sama sekali. Menurut saya essence ini akan cocok di setiap jenis kulit. Dalam seminggu pemakaian, saya masih nggak bisa merasakan manfaat apapun dari essence ini, yang awalnya bikin saya makin yakin kalau kehadiran essence dalam skincare routine tuh nggak penting-penting banget.
Namun setelah lebih dari dua minggu pemakaian, saya baru merasakan efek dari produk ini. Sesuai dengan klaimnya, produk ini bagus banget untuk melembapkan dan bikin kulit saya terasa lebih plumpy. Rasanya jadi pengin towel-towel muka sendiri.
Untuk klaim mencerahkan, saya nggak melihat ada perubahan yang begitu signifikan. Padahal kandungan Melazero disebut-sebut bisa mencerahkan kulit secara instan. Mungkin efek tersebut nggak begitu terasa, karena saya sedang nggak mengalami hiperpigmentasi, sehingga nggak bisa melihat perbedaan before and after pemakaian essence. Tapi kalau dilihat-lihat, essence ini memang bikin skincare dan makeup di wajah saya memang jadi nggak gampang oxidize walaupun sudah seharian digunakan.
Untuk klaim anti-aging? Well, tentu hasilnya belum bisa saya lihat sekarang sih. Perlu pemakaian produk secara rutin dan konsisten. Mungkin hasilnya baru bisa dibuktikan setelah menggunakan serum ini lebih dari satu botol? Hehe.
Final verdict setelah pakai produk ini, pandangan saya tentang pentingnya essence dalam skincare routine tetap nggak berubah. Menurut saya essence adalah produk komplementer, yang memang dapat membantu mengoptimalkan pemakaian skincare dan membantu melembabkan kulit. But having this product in my skincare routine is not bad, bahkan saya cukup impressed dengan essence yang satu ini. Harganya pun cukup affordable! Mungkin nantinya saya akan repurchase produk ini dengan uang sendiri. Oh iya, Lacoco Hydrating Divine Essence bisa kamu beli di Beauty Studio By Female Daily.
Foto: dok. Lacoco & Female Daily