Akhirnya saya cobain moisturizer pertama Krave Beauty, Oat So Simple Water Cream. Does it really live up to the hype?
Pas saya berlibur ke Seoul tiga minggu lalu, kebetulan Krave Beauty sedang buka pop up store pertamanya di dekat Seoul Forest. Being a fan of the brand and Liah Yoo herself, tentunya saya nggak mau melewatkan kesempatan untuk cobain langsung moisturizer pertama mereka yang baru saja launch, Krave Beauty Oat So Simple Water Cream di #PressReset House. Interior minimalis, rustic, dengan aksen warna pastel khas Krave Beauty menghiasi Rose Mansion di Seoul Forest, serta ada juga beberapa instalasi seni untuk foto-foto di sana. Too bad, waktu saya ke sana Liah Yoo lagi nggak ada, but I was greeted by one of her staff, Jieun, yang super friendly dan helpful. Ia bisa banget menjelaskan produk-produk skincare Krave secara lengkap tanpa terkesan memaksa untuk beli. Kami juga sempat ngobrol sedikit tentang fans Liah Yoo yang banyak berasal dari Indonesia.
Tentu saja saya nggak pulang dengan tangan kosong dan beli Oat So Simple Water Cream untuk di-review. Okay, tanpa cerita panjang lebar lagi, langsung saja masuk ke review-nya ya.
Sejak awal muncul, Krave Beauty dan Liah Yoo selalu mengutamakan ingredients list yang simple untuk produk-produknya. Nggak terkecuali Oat So Simple Water Cream ini. Bahkan di kemasan luarnya hanya tertulis “Less Than 10” di kolom ingredients. List lengkapnya baru bisa dilihat di official website Krave Beauty US. Moisturizer ini formulanya water-based yang dilengkapi berbagai macam emollient dan humectant, yaitu Butylene Glycol, Capric Triglyceride, Squalane, dan Hexanediol. Star ingredients-nya tentu saja Oatmeal alias Avena Sativa Meal Extract. Posisinya ada di urutan kedua terakhir di ingredients list, tapi di official website Krave Beauty Korea tertera bahwa Oat So Simple Water Cream menggunakan 79.8% ekstrak oat. Oatmeal memang dipercaya memiliki manfaat soothing di kulit, terutama yang lagi meradang dan sensitif. Liah Yoo sendiri pun sebelumnya pernah membahas tentang manfaat colloidal oatmeal DIY di channel-nya saat kulitnya sedang iritasi.
Kalau dilihat-lihat, kandungan dalam Oat So Simple memang nggak ada yang terlalu spesial ya. There’s no significant active ingredients on sight. Tapi memang sesuai dengan tagline produk ini, yaitu “No-Frills Moisturizer”.
Soal packaging Krave Beauty Oat So Simple Water Cream ini sebelumnya sudah pernah saya bahas sebelumnya. It’s just a regular plastic jar yang dilengkapi spatula plastik juga. Sejujurnya saya masih lebih berharap kemasannya berupa tube sih agar lebih higienis. Tapi kalau memang plastic jar yang lebih baik untuk lingkungan, I’ll take it.
Plastic jar ini dikemas dalam box putih dengan aksen paintbrush stroke warna pastel khas Krave Beauty. Di bagian dalamnya ada penjelasan tentang material yang digunakan dan recycling tips yang bisa dilakukan setelah moisturizer ini habis. Karena saya beli di Krave Beauty Korea, penjelasannya ditulis dalam Hangul. Plastik yang digunakan untuk jar ini berjenis PET atau polyethylene terephthalate yang sejauh ini terbukti paling mudah didaur ulang. Sedangkan untuk tutup, label, dan spatulanya menggunakan PP atau Polypropylene. Tips recycle yang diberikan sebenarnya cukup basic, yaitu 1). Pakai Oat So Simple Water Cream sampai habis, 2). Bersihkan kemasannya dari sisa produk, 3). Pisahkan tutup dan jar saat akan mendaur ulang.
Krave Beauty Oat So Simple Water Cream diformulasikan tanpa pewangi tambahan, baik artificial fragrance maupun essential oils. Saya sendiri pun nggak mencium aroma apa-apa dari moisturizer ini.
Saya suka banget formula dari Oat So Simple Water Cream. Sesuai dengan namanya, saat dilihat dan pertama diambil dari jar, teksturnya berupa cream. Bahkan terlihat cukup thick. Namun saat diratakan ke kulit wajah, rasanya benar-benar watery dan nggak lengket sama sekali. Saya juga nggak merasakan feel licin yang identik dengan moisturizer yang memiliki dimethicone di dalamnya. Kalau harus dideskripsikan dalam satu kata, formula Oat So Simple Water Cream ini ‘nyaman’. Lebih ringan dari pada cream moisturizer pada umumnya, namun kemampuan melembapkannya di atas gel moisturizer. Sudah cukup lama saya menghindari pemakaian physical sunscreen karena terasa terlalu kering di kulit kombinasi saya, tapi kalau pakai Oat So Simple sebagai base, physical sunscreen jadi lebih bearable. Buat yang rutin pakai makeup, nggak perlu khawatir karena moisturizer ini sits well under makeup.
Klaim dari moisturizer ini super simple dan nggak memberikan kesan too good to be true, yaitu hanya untuk melembapkan. Di videonya, Liah Yoo juga menyatakan “I can’t say that Oat So Simple Water Cream is going to fix all of your problems, but it does solve one problem really really well. This is truly made for anyone and everyone who wants to simply moisturize without worry.” Nggak ada klaim spesifik lainnya seperti brightening atau efek yang bisa bantu membuat kulit menua dengan baik dari Oat So Simple. Buat saya, hal ini bukan masalah karena untuk concerns semacam itu saya lebih suka mengeksplor produk skincare lain, misalnya serum atau masker.
Di luar itu, Oat So Simple juga mengklaim bahwa akan aman dipakai bagi pemilik fungal acne, eczema, acne-prone, ibu hamil dan menyusui, serta bayi sekali pun. Sebagai pemilik kulit acne-prone, moisturizer ini lolos tes di kulit saya. I can’t vouch for fungal acne nor eczema though karena saya nggak mengalami masalah kulit tersebut.
Sejauh ini cukup banyak mixed reviews untuk produk ini. Ada yang suka banget seperti saya, tapi ada juga yang menganggap moisturizer ini terlalu simple. Oat So Simple bakal kamu sukai kalau kamu hanya cari basic moisturizer yang tujuannya benar-benar untuk melembapkan saja. Skincare beginners, remaja, dan pemilik kulit sensitif juga kemungkinan besar akan suka produk ini. Kalau ditanya jenis kulit apa yang akan cocok dengan Oat So Simple, jawaban saya adalah kulit kombinasi, berminyak, dan normal. I don’t think this is moisturizing enough for people with dry skin, let alone super dry skin.
Saya belum mencoba cukup banyak water cream untuk bisa menemukan dupe buat produk ini. Gel moisturizers yang pernah saya pakai nggak ada yang formulanya mirip. Tapi menurut Ochell, tekstur dan feel-nya mengingatkan dia dengan Blithe Pressed Serum favoritnya. Since harga Blithe dua kali lipat lebih mahal dari Oat So Simple, tentu saja saya akan lebih pilih Oat So Simple hehehe.
To sum everything up, saya akan kasih rating 8/10 untuk Krave Beauty Oat So Simple karena it gets the job done as a moisturizer dan juga memikirkan aspek sustainability. Performa dari produk ini juga sesuai dengan hype-nya. Untuk harganya bisa dibilang mid-range, yaitu KRW 28000/$28 atau sekitar Rp450.000,- kalau dijual di online shop Indonesia. Namun kita akan mendapatkan 80 ml produk, which is 50 ml more than the usual moisturizers (30 ml).
Sudah coba Krave Beauty Oat So Simple juga? Do you think it lives up to the hype?