Hype-nya yang tinggi banget bikin saya penasaran sama produk makeup dari Sunnies Face. Saya sudah cobain semuanya dan ini reviewnya!
Sudah lama naksir sama produk makeup dari Sunnies Face, akhirnya saya sudah cobain semuanya nih! Beli produk Sunnies Face yang nggak overpriced memang lumayan tricky karena Filipina bukan lah destinasi liburan yang umum dikunjungi. Untungnya belum lama ini, Event Planner FD, Kristi pergi ke Filipina buat nonton konser dan sekalian buka PO Sunnies Face juga bersama beberapa FDN Crew lainnya. Awalnya tentu saja saya ingin beli semuanya hahaha, tapi akhirnya berujung hanya beli Airblush dan Jelly Pouch aja. This time, I did a good job with my self control! Karena yang lain ada yang memilih untuk beli Glow Boss, Life Brow, Lip Dip, dan Fluffmatte, saya jadi bisa bikin review untuk semuanya. Read on to know wether they are worth the hype or not.
Baca juga: Sunnies Face, Makeup Milenial ala Glossier dari Filipina!
Airblush adalah produk Sunnies Face yang saya sudah lirik sejak awal launch. Sempat bingung mau pilih shade yang mana, akhirnya shade Doll lah yang berhasil mencuri hati. Warnanya yang medium pink dengan hint coral membuat Doll jadi yang paling versatile di antara enam pilihan warna yang tersedia. Kemasannya compact dan memuat 2.5 gram produk. Meskipun terkesan mini, cermin bawaannya cukup fungsional. Material plastik yang digunakan juga sturdy dan bisa ditutup sampai ‘klik’ jadi aman buat dibawa-bawa.
Dari awal swatch tekstur dari Airblush ini terasa banget silicone feel-nya yang halus dan sedikit licin. Saat dicolek dengan jari, warnanya langsung terangkat dengan mudah, namun formulanya nggak benyek, berbeda dengan cream blush pada umumnya yang terasa kayak melted lipstcik. Benar saja, ternyata yang pertama muncul di ingredients list adalah dimethicone. Ketika diaplikasikan ke wajah, blend-nya gampang banget! Nggak ada area yang patchy sama sekali dan pigmentasinya sangat buildable. Di kulit saya yang light-medium maupun di kulit Brina yang medium-tan warnanya tetap keluar dengan baik. Saya sempat coba juga untuk aplikasi di atas makeup yang sudah di-set bedak dan hasilnya tetap rata lho.
Selain Doll, saya juga coba shade Biscuit. Awalnya saya kira ini akan mirip sama Glossier Dusk yang sama-sama nude blush. Tapi ternyata Biscuit agak lebih cokelat, hint pink-nya minim, dan bisa jadi bronzer di kulit saya. Untuk ketahanannya menurut saya sih decent karena meskipun pipi saya mulai berminyak, warna Airblush masih tetap terlihat asalkan nggak tergosok tangan atau tissue.
Sebagai pemilik kulit combo-oily, Glow Boss jadi least interesting product buat saya karena saya nggak merasa butuh punya lebih dari satu highlighter dan pilihan warnanya juga biasa saja. Tapi untuk review ini saya cobain shade Mamacita milik Kristi. Highlighter bentuk stick ini dikemas dalam twist up tube dengan finish doff khas Sunnies Face. Formulanya mirip dengan Airblush yang slippery dan nggak lengket sama sekali. Shade Mamacita ini kalau di kulit saya kurang cocok untuk jadi highlighter karena ada hint warna bronze-nya, tapi akan terlihat cantik di kulit medium-tan. Hasil akhirnya subtle banget, nggak ada partikel shimmer yang besar. Cocoknya memang untuk tampilan makeup natural. Kalau kamu cari highlighter blinding, this is not the one.
Dalam set The Lifebrow Duo ada dua produk alis, yaitu Skinny Pencil dan Grooming Gel. Pilihan shades-nya hanya dua, yaitu Ash Brown dan Warm Brown. Untuk Skinny Pencil, saya cobain Ash Brown. Warna cokelatnya cenderung medium brown dengan grey undertone yang cocok dipakai buat pemilik alis tipis seperti saya. Bentuknya yang retractable micropencil disertai spoolie membuat Skinny Pencil ini gampang banget saat bikin hair strokes palsu. Teksturnya cenderung kering dan nggak terlalu waxy, namun menurut saya spoolie bawaannya agak keras.
Untuk Grooming Gel, sebelumnya Raissa Sabrina juga sudah review yang shade Ash Brown. Kali ini saya mencoba shade Warm Brown. Nggak seperti namanya, hint kemerahan di Warm Brown minim banget. Jadi masih menyatu dengan warna asli alis yang cool-toned sekali pun. Aplikatornya cukup unik karena berbentuk mengerucut dan bristles-nya nggak terlalu kaku. Formula dari Grooming Gel ini juga nggak terlalu basah maupun kering, jadi nggak perlu learning curve untuk terbiasa memakainya. Alis juga langsung nge-set tanpa terasa terlalu kaku.
Nah, jujur Lip Dip ini juga nggak terlalu saya lirik. Alasannya karena sudah bosen banget sama yang namanya matte lip cream. Tapi biar nggak penasaran, saya coba shade Coco dan Terracota. Packaging Lip Dip pun masih mengusung konsep minimalis, matter, dan monokrom seperti produk Sunnies Face lainnya. Nggak ada yang terlalu spesial dari bentuk tube-nya, aplikatornya pun doe-foot applicator biasa. Ada sedikit aroma cherry aritifisial yang tercium, namun nggak mengganggu.
Formula dari Lip Dip, seperti Airblush, juga terasa sangat siliconey. Sesunguhnya saya memang kurang cocok dengan formula lip cream kayak gini. Aplikasinya memang gampang karena licin, namun warnanya jadi susah rata karena terlalu licin juga. Warna Coco dan Terracota merupakan dua warna yang masih masuk dalam satu color family, yaitu warm red with brown undertone. Bedanya, Coco lebih gelap dan Terracota masih termasuk MLBB di beberapa skin tone. Meski pun formulanya creamy, bibir saya terasa kering setelah memakai Lip Dip beberapa hari berturut-turut.
Baca juga: Review Sunnies Face Lifebrow Grooming Gel
Overall, produk makeup Sunnies Face memang menarik dicoba. Namun dari semuanya yang jadi favorit saya dan paling worth the hype tetap jatuh pada Airblush. Nggak sekadar aesthetically pleasing, kualitasnya juga bagus. Nggak tertarik coba cream blush? Saya rekomendasikan buat cobain The Lifebrow Duo untuk hasil alis yang effortless.
Kalau kamu sudah cobain Sunnies Face, share juga ya di komen!