lifestyle
28 Jun 2019
Dilarang Menggunakan Makeup, Bagaimana Nasib Perempuan Korea Utara?
Rela berkorban demi lipstick, face mask, dan cat rambut. Gimana sih nasib para perempuan di Korea Utara?
Rezim Korea Utara dapat dibilang mengendalikan seluruh aspek kehidupan para rakyatnya, bahkan dalam berpenampilan. Perempuan yang tinggal di sana dilarang menggunakan makeup. Bahkan, mereka nggak mengenal istilah-istilah seperti ‘lipstik’, ‘blush‘, dan istilah-istilah kecantikan lainnya. Lipstik di Korea Utara disebut sebagai ‘sesuatu yang dipakai di bibir’, sedangkan blush disebut sebagai ‘sesuatu yang membuat pipi merah merona’. Ironis ya? Padahal Korea Selatan sangat terkenal berkat K-Beauty yang mendunia.
Bahkan ada standar kecantikan khusus dari Korea Utara yang mengatur perempuan tentang bagaimana berpakaian, bagaimana bergaya rambut, serta berperilaku. Para pelanggar akan diberikan hukum yang berat.
Namun, apa yang dilarang oleh negara, tidak jarang ditentang oleh rakyatnya. Salah satunya adalah Danbi, penyelundup makeup yang berasal dari Korea Utara.
Baca juga: Tiga Model Rambut Populer Tahun 2018
Danbi baru berumur 14 tahun ketika dia mulai menyelundupkan berbagai jenis barang ke Korea Utara. Pada umurnya yang 17, Danbi menyadari bahwa produk yang paling diminati dan dicari dalam penyelundupan adalah beauty products dan trendy clothes. “Produk makeup Korea Selatan paling banyak diminati,” kata Danbi, “terutama eyeliner dan masker wajah,” lanjutnya. Kegiatan penyelundupan dianggap ilegal oleh pemerintah Korea Utara, dan berisiko penjara tanpa pengadilan jika ketahuan.
“Bagaimana cara perempuan Korea Utara tahu mengenai Korean Makeup?”
“Banyak masyarakat yang menyelundupkan film-film bajakan melalui USB. Terutama drama dan film-film Korea Selatan. Demam ‘Hallyu Wave’ atau Korean Wave, yang jadi pendorong utamanya. Dari situ kami belajar mengenai K-beauty. Sejak dari itu produk K-beauty mulai booming, bahkan ratusan orderan dari seluruh Korea Utara dinilai sedikit.”
Baca juga : Kepoin K-Beauty Brand Anti Mainstream
Karena boomingnya bisnis yang dijalankan Danbi, begitu pula dengan kesadaran rezim tentang penyelundupan yang terjadi. Malangnya Danbi, dirinya tertangkap telah melakukan penyelundupan.
“Aku menerima berbagai jenis siksaan. Aku dipukuli, dan disiksa di dalam air yang beku. Setelah itu aku dipaksa duduk bersila selama sebulan penuh, hingga seluruh badan dan kakiku bengkak. Bahkan, aku tidak bisa melepas celanaku jika mau buang air di kamar kecil. Untuk pergi mandi, aku harus merobek bajuku. Dalam rasa sakit dan penderitaan yang demikian, aku bisa melalui semuanya karena kakakku.”
Kakak Danbi, mengambil seluruh tanggung jawab yang dihukumkan kepada Danbi untuk membebaskannya. Kakak Danbi ditangkap, dan dirinya kabur ke Korea Selatan untuk mencari cara agar kakaknya dapat dibebaskan. Perjalanan untuk pergi dari Korea Utara pun tidak mudah. Menurutnya, setiap tahun terdapat sekitar 1000 penduduk Korea Utara yang berusaha menyeberang ke Korea Utara dengan selamat.
Baca juga: Makeup untuk Anak-Anak? Ini Tren Baru di Korea yang Laris Manis!
“Resiko jika ketahuan ingin kabur sangat besar. Kamu bisa saja ditembak ditempat, atau diseret secara paksa, jika ketahuan mencoba melewati batas antara Korea Utara dan Korea Selatan.”
Danbi sekarang berumur 27 tahun, hidup bebas di Korea Selatan untuk mengekspresikan kecintaannya kepada makeup, walau tidak pernah bertemu dengan kakaknya lagi.
Well.. ternyata besar banget ya risiko menggunakan makeup di Korea Utara. Hanya untuk mengekspresikan diri melalui sesuatu yang sangat wajar disukai oleh perempuan, Danbi jadi memiliki kisah yang mengerikan.
So, don’t take things for granted! Kalau kalian gimana? Rela nggak dihukum demi makeup?