lifestyle
24 Jun 2019
Pakai Skincare, Kamu Team Minimalis atau Berlapis-lapis?
Yang mana yang benar: pakai skincare sedikit saja, atau 10 steps skincare regime ala Korea? Jawabannya, nggak ada yang benar atau salah. Semua tergantung kebutuhan kulitmu.
Jadi, karena ini sangat personal, maka analoginya bisa seperti agama (hmmmm, topik sensitif). Atau seperti cari pacar. 😀 Kamu nggak harus memaksakan kesukaanmu atau kepercayaanmu kepada orang lain.
Segala tren di dunia kecantikan sama saja seperti tren di dunia fashion. Nggak semuanya harus kamu ikuti atau kamu aplikasikan. Bisa jadi ada tren baru yang kamu suka, ada juga yang tidak. Yang kamu suka itu belum tentu cocok dengan kamu. Yang cocok dengan kamu, belum tentu cocok dengan orang lain.
Intinya, setiap manusia punya jenis kulit yang berbeda, yang sangat unik. Jadi dari sekian banyak pilihan produk, kita harus pintar memilih mana yang mampu memenuhi kebutuhan kulit. Bukan beli produk karena sekadar tren atau ikut-ikutan. Tugas kita adalah mengenali kulit dan diri kita lebih dalam lagi, supaya aksi selanjutnya nggak sulit kita tentukan.
Jadi, Team Berlapis-Lapis dengan Team Minimalis nggak boleh berantem ya! Hahaha. Karena masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Selama yang kamu jalani itu kasih hasil yang baik di kulit wajahmu, kamu nggak perlu berubah haluan. Sebaliknya, kalau kamu merasa yang kamu jalankan itu nggak berhasil bikin kulit jadi lebih sehat dan mulus, kamu bisa menguranginya, atau menambahkannya. It’s all about adjusting.
Team Berlapis-Lapis
Pakai skincare dengan jumlah produk yang sangat banyak adalah kebiasaan para perempuan Asia. Korea dan Jepang terkenal sekali dengan ritual ini. 10 steps skincare jadi tren K-beauty yang sangat terkenal di dunia. Mereka bahkan bisa pakai lebih dari 10 produk, memakai sheet mask setiap hari atau sehari dua kali. Belum lagi ada tren yang disebut Korean Skin Method, atau layering toner sampai 7 kali! Korea memang benar-benar suka banget dengan tampilan kulit yang dewy, bouncy, dan glowing.
Sementara, skincare layering ala Jepang, jumlahnya lebih sedikit: sekitar 5 lapis saat pagi hari dan 6 lapis saat malam hari. Untuk pagi, biasanya cleanser, essence, serum, moisturizer, dan eye gel. Sementara untuk malam, biasanya cleanser, essence, face oil, eye gel, spot treatment, dan overnight mask. Memang secara jumlah cukup jauh berbeda dengan Korea, tapi tetap saja pakai skincare ala Jepang masih sangat banyak. Belum lagi Korea dan Jepang punya banyak koleksi sheet mask.
Baca juga: Skincare Layering Tips
Kalau saya sendiri, termasuk yang Team Berlapis-lapis, tapi saya nggak Korea garis keras atau mengadopsi gaya Jepang seutuhnya. Saya menyesuaikan dengan kebutuhan kulit saya. Yang saya pakai saat pagi: cleanser, toner, essence, serum, eye gel, moisturizer, dan sunscreen.
Saat malam hari, saya pakai lebih banyak karena kulit jadi lebih kering waktu tidur: cleanser (double-cleansing), toner, essence, serum, moisturizer, eye cream, dan overnight mask. Kadang, pakai acne spot treatment setelah overnight mask, kalau lagi jerawatan. Atau cuma pakai cleanser, toner, essence, dan face oil kalau lagi pengen yang lebih ringkas. Meski cocok dengan layering ini, tapi 7 skin method nggak cocok untuk saya. Kulit jadi super lengket setelah pakai toner 7 lapis meskipun yang dipakai adalah toner yang sangat cair.
Baca juga: Pentingnya Punya Cleanser Lebih dari Satu
Sejauh ini, saya merasa aman dengan ritual yang saya jalankan. Hasilnya, kulit jadi lembut, lembap, glowing, kenyal! Jerawat pun muncul saat PMS saja. Untuk kondisi pori-pori yang besar, freckles dan spruten yang banyak, sepertinya memang faktor genetik dan butuh bantuan serius dari teknologi yang advanced di klinik kecantikan. Tapi saya nggak pernah terlalu ngoyo untuk menghilangkannya.
Tapi kekurangannya, layering terlalu banyak skincare bisa bikin kulit kamu jadi terasa berat dan menimbulkan jerawat, apalagi kalau kulitmu memang berminyak dan sensitif. Kamu akan sulit menemukan “sumber masalah”, terutama kalau sedang pakai beberapa produk baru sekaligus. Karena ada banyak produk yang kamu pakai, kamu jadi nggak tahu mana yang nggak cocok di kulitmu. Makanya, disarankan pilih produk yang non-oily, dan jangan pakai beberapa produk baru di waktu yang bersamaan.
Baca juga: Ingredient Skincare yang Nggak Bisa Dipakai Barengan
Team Minimalis
Pakai skincare yang basic saja adalah kepercayaan yang dianut oleh banyak orang di Eropa. Saya pernah interview Aurelie Guyoux dari Bioderma, dan dia mengungkapkan bahwa kebanyakan di Paris nggak pakai skincare yang berlapis-lapis. Sama seperti gaya makeup, Eropa juga menyukai yang simpel urusan skincare. Bagi Aurelie yang terpenting adalah membersihkan, menutrisi, dan melembapkan. Itu saja cukup. Bagi mereka sunscreen nggak perlu dipakai setiap hari.
Kalau saya sih kurang setuju, karena cuaca di Indonesia jelas berbeda dengan Eropa. Lingkungan yang buruk, banyak polusi, dan sinar matahari yang sangat terik, bikin kulit kita butuh lebih banyak asupan antioksidan dan wajib pakai sunscreen.
Tapi sekali lagi, nggak ada rumus yang pasti untuk skincare. Pengalaman setiap orang memang berbeda-beda. Kulit kombinasi saya akan terasa kering sekali kalau cuma mengandalkan moisturizer. Sementara, teman saya dari penganut 10 steps skincare berubah jadi pengguna 4 skincare saja, dan kulitnya jadi jauh lebih baik. Ternyata, ritual yang lebih simpel justru bikin jerawat malas muncul di wajahnya.
Belakangan ini, saya banyak membaca dan mendengar juga tentang skincare diet. Diet ini dilakukan karena banyak anggapan bahwa layering skincare mudah memicu kulit jadi lebih sensitif. Kulit juga butuh istirahat dari sekian banyak produk yang kamu bubuhkan (yang beberapa di antaranya mungkin nggak diperlukan kulitmu).
Kalau kamu mau mencobanya, gaya Scandinavia bisa dicoba. Yes, Scandinavia bukan cuma jago di interior dan dekor minimalis, tapi juga skincare minimalis. Bertolak belakang dengan K-Beauty, mereka percaya bahwa kunci kulit sehat adalah simplicity. Menurut Lars Fredriksson, pendiri brand Verso, sebuah skincare dari Swedia, 2 produk untuk pagi dan 2 produk untuk malam sudah cukup. Wow, ringkas banget ya? Gaya anti-ribet ini muncul karena bagi Fredriksson, yang terpenting adalah performa atau kualitas produknya, bukan kuantitasnya.
Skincare routine yang low-maintenance ini bisa kamu coba sebagai jeda dari banyaknya produk yang kamu tumpuk di muka setiap hari. Banyak juga yang menyebutnya “skipcare” atau “skin fasting”. Sangat berguna buat kulit biar beristirahat, biar pori-pori nggak berat dan tersumbat. Cukup gunakan cleanser, moisturizer, dan sunscreen. Atau cleanser, serum, dan sunscreen. Kulit bersih, lembap, dan terlindungi tanpa repot. Yang penting, pilih produknya sesuai dengan jenis kulit biar bisa beraksi maksimal.
Jadi, kalau kamu yang mana? Team Minimalis atau Tim Berlapis-lapis? Yuk, cerita di comment!
Photo: Pinterest.