Selamat Hari Bumi! Sudah melakukan apa saja untuk menyelamatkan planet kita? Simak obrolan saya dengan Tyas dari Sustaination!
Kamu tahu nggak kalau tanggal 22 April ditetapkan sebagai Hari Bumi? Menurut berbagai estimasi, usia planet kita ini sudah sekitar 4,5 milyar tahun! Semakin lama tentu saja sudah semakin banyak kerusakan yang terjadi, terutama akibat menumpuknya sampah. Bahkan menurut sebuah artikel The Washington Post, di tahun 2050 akan ada lebih banyak sampah plastik di lautan dibandingkan ikan. Sedih banget ya mendengarnya karena 30 tahun lagi itu bukan waktu yang lama lho.
Saat ini memang sudah banyak sekali gerakan-gerakan to slow down the inevitable seperti climate strikes yang rutin diadakan di berbagai belahan dunia. Tapi tentu saja demonstrasi semacam ini nggak akan memberi impact besar kalau kita sendiri nggak melakukan usaha yang nyata untuk mengurangi sampah. It all begins at home. Itu pun yang dilakukan oleh Tyas, Founder Sustaination. Simak obrolan kami tentang memilah sampah dan sustainable beauty berikut.
“Sebetulnya kalau benar-benar “zero” aku nggak pernah, tapi memutuskan untuk mengurangi sampah memang sudah dari tahun 2014. Dimulai dari bawa botol, bawa bekal, tas, dan dine in saja. Saat itu belum zamannya sedotan stainless itu. Nah, yang benar-benar reduce banget itu tahun 2018. Aku audit sampah dan belajar hal-hal lain seperti mengompos, bikin eco-enzyme, dan sebagainya. Challenge-nya sebenarnya adalah mencari informasi karena banyak hal yang kita nggak tahu kalau itu terbuat dari plastik, misalnya seperti microbeads yang ada di kosmetik dan produk-produk personal care. Kalau ini, informasinya ada hanya saja masalahnya kita mau atau nggak mencari tahu dan belajar. Jadi sampai saat ini pun challenge terbesarnya adalah diri sendiri buat mencari tahu. Kita harus banyak ngobrol sama orang yang lebih tahu juga.”
“Buat yang bingung, nggak usah bingung. Hahaha. Yang penting mulai aja dulu. Cara paling gampang itu ya menolak dan menghindari saja karena kalau kita bisa menghindari dan menolak barang-barang yang berpotensi untuk jadi sampah, kita jadi nggal nyampah. Mulai dari menolak sedotan, kresek, menghindari air minum dalam kemasan, snack berkemasan, jajan pakai aplikasi. Selain itu kita juga bisa mulai dari memperhatikan sampah kita paling banyak apa. Dari situ sebetulnya kita bisa tahu mana yang perlu dikurangi dan dihindari. Kalau aku dulu banyaknya snack nggak jelas gitu karena suka jajan. Jadi itu yang aku kurangi dan sisanya pasti organik dan bisa dikompos.”
“Aduh iya masalah beauty products ini nggak cuma waste-nya sebetulnya (yang nggak sustainable), tapi juga bahan-bahan yang digunakan dalam produk beauty konvensional itu kebanyakan dari non renewable resources kayak dari senyawa-senyawa turunan minyak bumi. Itu yang bikin sedih juga sih sebetulnya, ya. Kalau sudah jadi pekerjaan mungkin ini beberapa rekomendasiku:
“Aduh semuanya aku suka banget! Hahaha. Tapi paling suka dan aku pakai on a daily basis itu vegan deodorant, shampoo bar, dan solid perfume sih. Itu best products yang menurut aku oke banget.”