banner-detik

skin care

Efek Samping Banyaknya Informasi Tentang Skincare

seo-img-article

Akun-akun skincare guru yang banyak bermunculan akhir-akhir ini, buat saya membantu banget dalam memahami penggunaan skincare dengan baik dan benar. Tapi informasi yang terlalu banyak ini, bukan tanpa efek samping, lho!

Di dunia kecantikan belakangan ini, skincare memang lagi naik daun banget. Topik atau informasi tentang skincare jauh lebih diminati daripada makeup. Kalau buka blog ataupun sosial media, rasanya di timeline maupun explore penuh dengan skincare shelfie atau berbagai review produk-produk skincare keluaran terbaru. Saya juga ngerasa, banyak akun-akun skincare-related baru yang bermunculan di Instagram.

Baca juga: Trend Beauty Shelfie Instagram Karena Demam Skincare

Saya adalah salah satu netizen yang terkena arus demam skincare ini. Sekarang-sekarang ini, saya jadi follow banyak sekali skincare guru di Instagram, dan jadi hobi baca-baca artikel mengenai skincare. Jadi kalau ditanya, ya saya senang sekali dengan tren kecantikan yang lebih condong ke arah skincare ini. Banyak orang, bahkan laki-laki juga, jadi lebih aware mengenai perawatan kulit yang baik dan benar.

skincare layering waktu tunggu 1

Tapi saya mengamati juga, tren skincare ini bukan tanpa dampak buruk. Bukan tren-nya yang salah sih, tapi lebih kepada penggunaan informasi yang kurang bijak. Misalnya:

1. Menimbun Produk

Hampir setiap bulannya selalu muncul produk skincare baru. Produk yang mendapat banyak review positif, biasanya langsung booming, apalagi kalau harganya terjangkau. Wuih, rasanya ingin segera mencoba produk tersebut. Alhasil kita jadi tergoda untuk terus menerus membeli produk baru karena ‘penasaran’.

Kalau menurut saya, skincare nggak sama dengan makeup. Kita bisa saja dalam satu minggu, memakai lipstik yang berbeda-beda terus setiap harinya. Tapi kalau untuk pemakaian skincare, nggak segampang itu untuk rotate produk yang kita pakai. Apalagi kalau mau diperlakukan seperti lipstik. Nggak mungkin kan, dalam satu minggu setiap harinya kita selalu memakai serum yang berbeda? Kecuali memang kita sudah paham betul dengan kondisi kulit kita dan formulasi skincare yang kita punya.

Lagi pula, produk skincare, biasanya mempunyai PAO atau Period of Opening yang lumayan pendek. Produk skincare, bila sudah terlalu lama dibuka dan terlalu sering bersentuhan dengan udara, air, atau unsur apapun dari luar jar-nya, kualitasnya akan menurun.

Jadi menumpuk banyak produk itu menurut saya bukan sesuatu yang baik. Selain pada akhirnya kita hanya buang-buang produk, juga kita nggak bisa benar-benar merasakan kerja suatu produk skincare secara efektif dalam jangka waktu yang seharusnya.

Baca juga: Resolusi 2018: Bersih-Bersih Skincare!

2. Melupakan Basic Skincare

Saya mengamati, produk yang paling diminati dan paling banyak review-nya adalah produk-produk yang menjanjikan kulit lebih cerah. Hal tersebut biasanya ada di dalam produk serum atau chemical exfoliation. Sementara untuk produk-produk yang fungsinya membersihkan, menghidrasi, melembapkan, dan melindungi, orang cenderung abaikan. Bahkan nggak jarang, orang malas memakai sunscreen tapi sudah sibuk berburu serum pencerah. Atau memakai exfoliating toner, tapi tidak dilanjutkan dengan produk-produk yang sifatnya menghidrasi setelahnya.

Ini bukan salah akun-akun skincare review-er yang banyak me-review produk. Biasanya akun-akun yang membahas skincare, selain me-review produk-produk skincare yang mereka coba, juga pernah membagikan mengenai basic skincare. Namun, orang cenderung malas untuk membaca dari awal. Ketika ingin kulit yang lebih cerah, orang-orang cenderung untuk langsung mencari review produk-produk pencerah, tanpa membaca terlebih dahulu mengenai basic skincare. Padahal kalau penggunaannya tidak tepat, serum semahal apapun juga tidak akan bekerja dengan baik di kulit kita.

3. Melakukan Skincare Layering Asal-asalan

Kalau melihat skincare guru yang pemakaian produknya ber-layer-layer, bahkan terkadang untuk serum saja bisa tiga produk yang berbeda dipakai sekaligus, kadang kita jadi ikutan kepingin mencoba. Apalagi kalau melihat hasilnya yang bagus. Akhirnya banyak orang yang ikut-ikutan langsung membeli banyak produk untuk skincare layering.

Padahal, skincare layering bukan untuk semua orang! Ada yang memang cocok dengan penggunaan skincare berlapis-lapis, tapi ada juga yang tidak. Skincare layering baru boleh dilakukan kalau kita sudah melakukan basic skincare dengan baik, dan sudah paham betul dengan kondisi kulit kita. Itu pun penggunaannya tidak asal ditumpuk. Ada aturan mengenai produk mana yang harus dipakai terlebih dahulu, ingredients apa yang tidak boleh digunakan secara bersamaan, atau ingredients apa yang harus dihindari dalam kondisi tertentu.

Lalu skincare layering juga nggak bisa dilakukan tiba-tiba, atau secara serentak menambahkan sejumlah produk dalam rangkaian skincare kita. Harus dipahami dulu, apa yang kulit kita butuhkan. Lalu beri jeda minimal dua minggu saat mencoba satu produk, agar kita benar-benar tahu apa efeknya di kulit kita. Jangan mencoba banyak produk dalam waktu bersamaan sekaligus.

Baca juga: Skincare Layering: Wajib Atau Tidak?

Jujur saja, saya dulu pernah dalam fase melakukan ketiga kesalahan di atas. Sekarang karena rajin baca-baca artikel mengenai skincare, saya jadi ‘tobat’ nggak lagi-lagi melakukan salah satu dari ketiga hal di atas. Jadi memang informasi-informasi mengenai skincare yang banyak sekali di internet, juga harus kita pelajari, dan dipergunakan dengan baik sesuai kebutuhan kulit kita masing-masing. Setuju?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment