banner-detik

korean corner

Efek Buruk Kecanduan K-Beauty untuk Pemula!

seo-img-article

Sah-sah aja untuk kecanduan K-Beauty dan mengeksplor bermacam-macam produk yang ada di luar sana, tapi jangan sampai cuekin tiga hal ini!

Tren skincare yang semakin merebak di tahun 2017 lalu semakin mendorong beauty enthusiast untuk mengeksplor berbagai produk. Di tengah-tengah arus beauty trend yang ada di luar sana, K-Beauty adalah salah satu yang paling dominan. Mulai dari tren skincare, makeup, sampai haircare, banyak yang rela jastip sana-sini, browsing brand-brand indie Korea, dan mencoba berbagai metode K-Beauty. Sah-sah aja untuk kecanduan K-Beauty dan mengeksplor bermacam-macam produk yang ada di luar sana, tapi jangan sampai cuekin tiga hal ini!

1. “More is More” Mentality

Dunia diperkenalkan oleh K-Beauty lewat sheet mask dan 10-Step Korean Skincare. Kalau kamu sudah ngikutin Korean skincare trend dari dulu, mungkin kamu paham bahwa konsep “more is more” sudah jadi ajaran pokok mereka. Skincare layering sepuluh produk atau bahkan lebih, dengan hasil kulit yang glowing seperti kaca memang terlihat menyenangkan banget untuk ditiru. Tapi satu hal yang harus dipahami pemula adalah begitu banyak alasan untuk melakukan (dan tidak melakukan 10-step skincare). Salah satu contoh paling mudah: orang Korea identik menumpuk banyak pelembap-essence-ampoule-hydrating toner karena udara di Korea dingin dan kering banget!

Lihat juga: Skincare Routine Empat Tahap untuk Kulit Dehidrasi

Semakin ke sini, approach skincare Korea sebenarnya sudah nggak terlalu fokus di banyaknya produk, melainkan dengan kebutuhan kulit itu sendiri. Thanks to Liah Yoo juga salah satunya yang turut mengkampanyekan minimalist skincare dan juga skincare diet. Ketika kamu pikir bahwa untuk mempraktikkan K-Beauty satu-satunya cara yang benar adalah menumpuk produk sebanyak-banyaknya, pada dasarnya semua kembali lagi ke kebutuhan kulit. Jangan terpaku dengan jumlah produk, tapi lebih ke metode yang gentle, efektif, dan sesuai masalah kulit.

IMG_3867

2. Cuek dengan Cushion Shade

Buat kita yang tinggal di Asia Tenggara, shade cushion Korea memang suka bikin bingung. Dari dulu, kita hanya mengenal shade nomor 21 sampai 23, baik untuk brand yang ada ataupun nggak ada di Indonesia. Untuk orang Indonesia yang aslinya berkulit terang, mungkin shade ini masih masuk ke kulit. Tapi buat yang kulitnya kuning langsat, sawo matang, atau cenderung gelap? Wah, jangan ditanya, susah banget nyarinya!

Keterbatasan shade ini secara nggak langsung mempengaruhi pola pikir pembeli bahwa yang terpenting adalah beli cushion-nya, bukan mencari shade yang tepat untuk kulit kita. Padahal, sebagus apapun cushion-nya, kalau warnanya nggak masuk ke kulit kita ya percuma aja, nggak akan terlihat bagus. Kadang ada yang tetap “ngotot” Sayangnya, seringkali beberapa orang menyalahkan cushion ketika produknya malah membuat mereka terlihat abu-abu. Berhubung sekarang sudah ada opsi shade gelap untuk kulit Asia Tenggara, semoga masalah ini nggak muncul lagi, ya.

3. Terobsesi Glass Skin!

Its nice to have a goal, but don’t let it drive you nuts! Dari yang awalnya frustasi banget melihat Youtubers Korea yang bisa breakout parah lalu kulitnya kembali cling hanya dalam waktu tiga bulan, sampai akhirnya saya bisa menghargai proses recovery kulit setiap orang. Kalau kita sudah merasa sudah melakukan yang terbaik untuk kulit, memilih produk yang tepat sesuai concern, dan sudah memakainya teratur, its only a matter of time when you see results. Beberapa orang mungkin butuh lebih lama untuk pulih dibandingkan yang lainnya (termasuk saya, lho), tapi bukan berarti nggak ada harapan sama sekali!

Ini ada nasehat bagus dari Charlotte Cho, founder dari Sokoglam;

Screen Shot 2018-04-15 at 2.31.11 PMSumber: Sokoglam

Ketika kita terlalu terobsesi dengan hasil tanpa mempedulikan little progress, kita menjadi nggak sabaran dan bisa jadi kembali ke poin nomor satu tadi. Pindah dari produk satu ke produk lainnya dalam kurun waktu yang sebentar. Sebisa mungkin alihkan perhatian kamu dan fokus ke progress yang sudah kamu capai. ♡

Slow Down

Please wait a moment to post another comment