
Jangan menyepelekan kanker payudara! Ini dia beberapa pemeriksaan yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terjadinya breast cancer!
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Nah, mendeteksinya secara dini adalah salah satu kunci penting karena makin cepat diketahui, makin besar juga peluang penanganannya berhasil. Oleh karena itu, penting banget lho untuk kita tahu metode apa saja yang bisa digunakan untuk memeriksa payudara, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks. Belum tahu, ada apa saja pemeriksaan yang bisa dilakukan? Simak artikel berikut ini!
Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Payudara dan Meminimalisir Risiko Breast Cancer!

SADARI atau yang merupakan singkatan dari “Periksa Payudara Sendiri” adalah langkah paling dasar yang bisa kamu lakukan sendiri di rumah. Dengan cara ini, kamu memeriksa payudara secara visual dan meraba permukaan serta bagian dalam payudara untuk mendeteksi perubahan seperti benjolan, pembengkakan, perubahan kulit, atau puting yang tiba-tiba berubah posisi. Meskipun pemeriksaan SADARI cukup mudah, murah, dan bisa dilakukan kapan pun, tapi hasilnya memang nggak bisa menggantikan pemeriksaan klinis karena benjolan kecil atau perubahan di dalam jaringan nggak dapat teraba oleh tangan.

Selain memeriksa sendiri, pemeriksaan oleh tenaga medis sangat diperlukan untuk mendeteksi hal-hal yang mungkin terlewat. Pemeriksaan payudara klinis atau SADANIS dilakukan oleh dokter dengan meraba tiap bagian payudara dan ketiak, memperhatikan tekstur kulit, perubahan warna, atau benjolan yang mungkin nggak kamu sadari sendiri.
Baca juga: Wanginya Tahan Lama, Intip 4 Rekomendasi Parfum Arab yang Lagi Hits!

Sudah pernah mendengar tentang mamografi? Ini merupakan pemeriksaan menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mengambil gambar payudara. Tes ini berguna banget, khususnya buat mendeteksi kelainan seperti microcalcification atau kalsifikasi kecil yang bisa menjadi petunjuk dini kanker, maupun massa yang belum bisa diraba. Biasanya mamografi juga digunakan sebagai screening rutin untuk perempuan di usia tertentu, misalnya yang berusia lebih dari 40 tahun atau bagi yang berisiko.

USG payudara dilakukan dengan memakai gelombang suara untuk membuat gambaran jaringan payudara. USG sering dipakai sebagai tambahan ketika memang ada temuan abnormal di mamografi atau kalau payudara sangat padat, supaya bisa membedakan apakah benjolan itu berisi cairan (kista) atau jaringan padat. Pemeriksaan yang satu ini juga nggak memakai radiasi, sehingga relatif nyaman dan bisa melihat detail real-time. Tapi, ultrasonografi kurang tepat untuk mendeteksi microcalcification.
Baca juga: Bye-bye Pegal! Ini Suplemen dan Vitamin yang Bantu Tubuh Nggak Mudah Lelah

Biopsi adalah pemeriksaan yang paling pasti, karena sebagian jaringan dari bagian yang dicurigai akan diambil dan diperiksa di laboratorium. Melalui pemeriksaan jaringan ini, dokter bisa memastikan apakah terdapat sel ganas seperti kanker atau nggak. Ternyata, jenis biopsi juga beragam, lho.
Ada Fine-Needle Aspiration (FNA) yang menggunakan jarum tipis untuk mengambil cairan atau sel dari benjolan, Core-Needle Biopsy dengan memakai jarum berongga yang lebih besar untuk mengambil potongan jaringan kecil, Stereotactic Biopsy yang cara kerjanya menggunakan petunjuk gambar mamografi untuk menargetkan area mencurigakan, kemudian Biopsi dengan panduan USG atau MRI agar jarum tepat menembus ke daerah target, serta Biopsi Operatif / Bedah (Excisional Biopsy) yang dilakukan ketika jaringan yang dicurigai diangkat melalui operasi untuk pemeriksaan lebih menyeluruh. Setelah jaringan yang dicurigai diambil, maka akan diperiksa menggunakan mikroskop untuk mengetahui karakter selnya, apakah normal, pra-kanker, atau kanker.

Nah, itulah lima jenis pemeriksaan kanker payudara yang umum dipakai. Mulai dari yang bisa kamu lakukan sendiri (SADARI), sampai yang sangat teknis dan canggih seperti biopsi. Intinya dan yang paling penting, jangan menunggu gejala besar dulu! Kamu perlu melakukan deteksi diri rutin dan berkonsultasi dengan dokter kalau ada sesuatu yang “aneh” di payudara, serta mengikuti saran dokter apakah perlu pemeriksaan lanjut. Dengan begitu, kita semua bisa mendeteksi kanker payudara secara dini dan meningkatkan peluang menemukan kanker lebih awal.
Image: iStock