industry news
07 Aug 2025
Yuk, Lindungi Industri Kecantikan Lokal dari Black Campaign!
Industri kecantikan Indonesia terlalu berharga untuk dibiarkan tumbuh dalam atmosfer yang saling menjatuhkan. Maka dari itu, kita harus sama-sama melindunginya dari praktik black campaign.
Sejak tahun 2018, setiap bulan Agustus Female Daily pasti selalu hadir dengan campaign FD Local Power, di mana kita selalu merayakan, mengapresiasi, dan mendukung brand atau produk dengan cara yang tepat. Kayaknya kita sama-sama menyaksikan gimana industri kecantikan lokal tuh memang bertumbuh dengan sangat pesat, makin inovatif, dan bahkan sudah mulai ada yang bisa bersaing dengan pemain global. Artinya, standar dan kualitas produk lokal tuh sudah semakin membaik dan bisa mengubah mindset banyak orang untuk mulai percaya pada kreasi anak bangsa.
Tapi, di tengah pertumbuhan industri yang sangat pesat ini, ada satu isu serius yang rasanya perlu dibahas secara lebih terbuka, yaitu black campaign. Di sini saya nggak perlu menyebutkan brand-nya apa aja, karena kalau kalian buka social media, hal ini juga sudah ramai jadi perbincangan.
Sebenarnya praktik ini sangat disayangkan, karena nggak hanya merugikan brand, tapi bisa juga membahayakan kepercayaan konsumen dan ekosistem industri secara keseluruhan. Di sini, saya ingin membahas apa itu black campaign, dampaknya, dan bagaimana semua pihak; brand, marketer, KOL, dan konsumen, bisa melawannya bersama-sama.
Apa Itu Black Campaign?

- Konten yang secara terselubung menyindir kompetitor
- Brief terhadap KOL/Influencer yang terang-terangan wajib membandingkan produk secara tidak objektif
- Narasi menyesatkan yang dibungkus dalam konten “edukatif”
- Kampanye yang memanfaatkan isu sensitif untuk menciptakan persepsi buruk terhadap kompetitor
Saya juga sempat baca sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengenai black campaign yang dilakukan oleh brand kecantikan lokal, masih ada 28% responden dari penelitian mereka yang menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar istilah black campaign. Hal ini memperlihatkan bahwa ternyata masih ada orang-orang yang clueless dan tidak menyadari bahwa mereka sedang terpapar kampanye seperti ini, sehingga memiliki potensi sebagai konsumen yang mudah dimanipulasi oleh narasi yang disusun dengan sengaja.
Black campaign sendiri juga bukan hal baru di dunia marketing. Praktik ini memang memiliki beragam tujuan, mulai dari menciptakan persepsi buruk, bikin penjualan kompetitor jadi turun, atau bahkan cuma sekadar mancing engagement tapi pakai cara yang nggak etis.
Kenapa Kita Harus Kritis dan Peduli?
Karena efeknya nggak bercanda.
Industri kecantikan lokal sudah berkembang jauh dibandingkan satu dekade lalu. Sudah banyak juga konsumen yang mulai berani memilih produk lokal karena kualitasnya terbukti mampu bersaing. Tapi kalau kita terus disuguhi konten yang menjelekkan satu sama lain, nggak menutup kemungkinan kalau banyak orang akan berpikir “brand lokal cuma jago adu drama”.
Brand yang sebenarnya punya purpose dan kualitas yang baik akan kehilangan kepercayaan publik atau bahkan bisa jadi gulung tikar hanya hanya karena framing dan narasi toksik yang nggak adil. Sementara kepercayaan itu adalah fondasi utama supaya konsumen loyal terhadap sebuah produk. Energi dan biaya yang harusnya bisa dilakukan untuk R&D, bikin formulasinya jadi lebih baik, kemasan jadi lebih bermutu, atau bikin komunitas jadi lebih kuat, malah dihamburkan untuk gimmick menjatuhkan kompetitor. I think we’re better than that, right?

Black campaign bukan sebuah hal yang patut kita normalisasi. Kenapa? Karena hal ini tuh dampaknya bukan cuma dirasakan sama brand yang dijatuhkan, lho. Kita sebagai konsumen juga ikut kena dampaknya. Apalagi kalau konten dengan intensi menjatuhkan itu dikemas dengan gaya “edukatif”, kebayang nggak sih kita bisa jadi salah arah, purchasing decision kita dimanipulasi, dan bisa jadi kita kehilangan kepercayaan terhadap industri lokal secara keseluruhan. Bahkan nggak menutup kemungkinan ini juga bisa jadi celah buat kompetitor asing yang masuk dengan narasi lebih profesional, rapi dan strategis. Impact-nya? Industri kecantikan lokal bisa jadi mengalami kemunduran lagi.
Industri yang sehat seharusnya mendorong inovasi dan kolaborasi, bukan drama. Persaingan boleh ketat, tapi harus tetap etis dan transparan. Apa kita nggak sayang ya sama industri kecantikan lokal yang sudah berusaha dibangun dengan susah payah selama ini?
Apa yang Bisa Kita Lakukan Bersama?

Pastinya untuk bikin ekosistem beauty bertumbuh dengan sehat nggak bisa dilakukan sendiri. Semua pihak yang ada di dalamnya harus berkolaborasi dengan baik.
Bagi brand lokal, saya rasa ini waktunya untuk saling berlomba di jalur kualitas. Daripada buang energi untuk saling menjatuhkan, lebih baik kasih lihat ke masyarakat Indonesia kalau produk kalian itu punya R&D yang baik dan bisa menjawab kebutuhan konsumen. Suarakan dengan jelas kalau brand kalian punya value dan purpose, campaign yang punya arti, dan komunitas yang bisa bertumbuh bersama kalian. Hindari juga untuk menyisipkan narasi untuk saling menjatuhkan satu sama lain.
Black campaign juga bisa dicegah oleh para marketers. Yuk, bisa kok menciptakan strategi yang etis dan berdampak positif. Ini waktunya untuk melakukan evaluasi brief campaign yang dengan sengaja membandingkan kompetitor secara negatif dan memprioritaskan storytelling yang lebih berbobot, menghibur, dan punya manfaat lebih baik bagi banyak orang.
KOL dan influencers juga punya peranan yang sangat penting. Hal yang kalian sampaikan bisa membentuk opini dan keputusan ribuan, bahkan jutaan orang. Jadi, integritas adalah hal krusial untuk dimiliki seseorang yang punya kekuatan dalam suaranya, tolak campaign yang berpotensi memanipulasi audiens, dan gunakan pengaruh kalian untuk membentuk opini yang adil dan jujur.

Lalu memerangi black campaign juga jadi peranan kita sebagai konsumen. Jangan langsung percaya semua yang viral. Lakukan fact checking sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu atau bahkan saat kalian hanya ingin sekadar share sebuah konten, be a smart audience and buyer. Kalian juga punya kekuatan lho untuk mendukung majunya industri kecantikan di Indonesia dengan cara memilih brand-brand yang mengedepankan transparansi dan kualitas yang baik.
Last but not least, untuk memberantas black campaign, Female Daily juga pastinya akan berkomitmen untuk selalu menjaga ekosistem beauty di Indonesia tetap sehat. Kami akan terus menyampaikan berita yang kredibel, serta memantau dan mengeliminasi setiap ulasan di FD Beauty Review yang terdeteksi menjatuhkan brand atau produk tertentu secara tidak adil. Melalui campaign FD Local Power kami harap Female Daily juga bisa membantu memajukan potensi brand kecantikan lokal agar semakin bersinar.
Hopefully, dengan adanya artikel ini, saya bisa membantu teman-teman untuk lebih paham tentang black campaign dan kenapa kita nggak bisa tinggal diam. Semua punya peranan penting. Jangan sampai brand yang kita sayang tiba-tiba menghilang karena persaingan yang tidak sehat, jangan sampai kamu jadi korban salah beli produk, dan yang pasti jangan sampai kita secara tidak langsung ikut menormalisasi budaya untuk saling menjatuhkan satu sama lain.
Industri kecantikan Indonesia ini menurut saya terlalu berharga sih untuk dibiarkan tumbuh dalam atmosfer yang toksik. Karena, black campaign bukan sekadar strategi pemasaran yang agresif, tapi ini adalah bentuk manipulasi yang bisa merusak fondasi industri kecantikan kita. Industri yang sehat itu bukan cuma soal siapa yang paling cuan, tapi juga siapa yang punya impact nyata untuk komunitas, dan siapa yang paling lama bisa jaga kepercayaan konsumen.
Image: Bimo Wicaksono for iStock Photo, Gwengoat for iStock Photo, Dok. Female Daily.



