skincare
2 days ago
Post-Treatment Skincare: Potensi Baru untuk Brand Kecantikan Lokal
Melihat treatment di klinik sudah semakin lazim dilakukan orang, apakah post-treatment skincare bisa jadi ladang bisnis baru di Indonesia?
Setelah beberapa tahun belakangan makin banyak orang teredukasi akan pentingnya merawat kulit dengan bantuan skincare, saya rasa ke depannya para beauty enthusiast akan semakin advanced lagi dengan mulai menjajaki perawatan di klinik kecantikan. Mengutip dari berita yang saya baca di Media Indonesia pada akhir tahun lalu, dr. Dessy Esa S, MMRS, Dipl CIBTAC, salah satu dokter sekaligus founder dari XFO Skin di Bandung ini mengatakan bahwa permintaan perawatan estetika mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan hal ini, kita bisa lihat bahwa kebutuhan perempuan ataupun laki-laki akan layanan kecantikan profesional tuh semakin besar.
Baca juga: Rekomendasi Klinik Affordable yang Oke untuk Mengatasi Jerawat
Oke, kita tahu beauty industry itu salah satu yang jago banget mengadaptasi tren. Mulai dari skincare, makeup, sampai treatment estetik yang sekarang udah makin normal buat dilakukan siapa saja. Nah, yang ingin saya bahas kali ini justru bukan soal berapa banyak pertumbuhan klinik kecantikan dalam lima tahun terakhir, tapi justru potensi lainnya yang bisa dikembangkan oleh brand kecantikan, khususnya brand lokal yang saya rasa bisa mengerti kulit orang-orang Indonesia dengan lebih baik. Potensi yang saya maksud adalah, produk post-treatment kecantikan, atau bisa disebut dengan aftercare skincare.
Aftercare is The New Self-Care
Walaupun memang hasil akhir dari sebuah treatment kecantikan di klinik seringkali memiliki hasil yang cenderung lebih siginifikan dan cepat dibanding aplikasi skincare, tapi justru hal ini jangan dilihat sebagai sebuah kompetisi oleh para produsen produk kecantikan. Justru harus dilihat sebagai sebuah kesempatan yang bisa membuat industri ini berkembang dengan lebih baik dan kolaboratif, serta adanya market baru yang bisa di-cater kebutuhannya.
Baca juga: Hal yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Laser di Klinik!
Setiap kali saya beres melakukan laser yang ablatif (jenis laser yang dapat menimbulkan luka sementara pada permukaan kulit), pasti dokter akan memberikan saya krim anti-iritasi racikan dari klinik dan menyarankan untuk tidak mengaplikasikan skincare yang memiliki potent active ingredients yang bisa menimbulkan potensi iritasi. Artinya, orang juga nggak cuma belajar untuk fokus ke hasil glowing di akhir, tapi juga belajar pengalaman pemulihan yang nyaman demi hasil akhir yang maksimal.
Menurut report dari Grand View Research, pasar perawatan bekas luka global aja sudah tembus $2,32 miliar di 2023 dan diprediksi bakal naik terus 11,5% tiap tahun sampai 2030. That’s huge, guys.
Lalu, dengan banyaknya orang yang mulai berani dan merasa normal untuk share journey treatment mereka di media sosial, termasuk detail aftercare-nya, saya rasa demand akan produk yang bisa membantu recovery treatment (dari laser sampai Salmon DNA) juga akan makin tinggi. Menurut data Spate, di Amerika saja ada lebih dari 56.000 pencarian soal post-treatment setiap bulan. Nah, Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih banyak, tentunya punya potensi yang nggak kalah besar sih menurut saya.
Kita sebut saja beberapa klinik besar di Indonesia yang sudah punya banyak cabang, seperti ERHA Clinic yang punya lebih dari 100 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, Natasha Skin Care Indonesia dengan juga lebih dari 100 cabangnya, Bening’s Clinic yang berkembang pesat dengan 66 cabang tersebar di Indonesia, ZAP Clinic dengan lebih dari 60 cabang, hingga Dermaster Klinik Indonesia yang punya 18 cabang termasuk di Jakarta, Manado, Makassar, hingga Jayapura. Belum lagi klinik kecantikan lain yang memang belum memiliki cabang sebanyak itu, tapi sudah mulai ramai diperbincangkan oleh para beauty enthusiast di kota-kota besar. Kebayang dong seberapa besar pasar ini bisa berkembang di Indonesia?
From the Clinic to Your Bathroom
Nggak heran sekarang banyak brand yang serius banget garap lini produk post-treatment. Kalau brand internasional, ada Dr. Rossi Derm, yang pakai teknologi biomimetic peptide buat bantu mengurangi inflamasi dan bantu kulit pulih lebih cepat. Terus ada juga beberapa brand lainnya yang sudah familiar direkomendasikan dermatologis di Indonesia untuk aftercare treatment, seperti Bioderma, La Roche Posay, atau Dermalogica. Bisa dibilang rekomendasi dermatologis ini pastinya sudah melalui penelitian yang tepat untuk membantu skin barrier kamu tetap terjaga dan dengan mudah bisa dibeli secara bebas tanpa harus pusing menebus resep. Kalau disimpulkan, skin barrier terjaga dengan baik = kulit yang sehat = pemulihan lebih maksimal = hasil treatment lebih awet!
Adakah Peluang untuk Brand Lokal?
Ada banget! Dengan semakin banyaknya orang yang sudah mulai tidak sungkan membagikan apa saja treatment yang mereka lakukan di klinik kecantikan, saya rasa produk yang diformulasikan khusus untuk pasca perawatan pun bisa berkembang dengan baik di Indonesia. Apalagi kalau produk tersebut juga tetap bisa digunakan untuk kebutuhan kulit sehari-hari walau kita tidak sedang menjalani perawatan setelah prosedur laser atau injeksi salmon DNA.
Bahkan salah satu brand yang beberapa kali direkomendasikan setelah saya melakukan treatment di klinik kecantikan adalah LABORÉ. Mereka juga punya edukasi medis yang konsisten dan biasa melakukan kerjasama dengan klinik atau dokter, sehingga menjadikan brand ini udah punya posistioning yang setengah jalan ke arah post-treatment care. Salah satu contoh produk yang sering direkomendasika dokter adalah, LABORÉ BiomeRepair Barrier Revive Cream yang memang punya fokus untuk bantu perbaiki skin barrier, sehingga cocok buat diaplikasikan pada kulit yang baru kena treatment seperti laser atau peeling.
ERHA Skinsitive juga bisa jadi opsi yang pas buat digunakan post-treatment. Formulanya yang diciptakan untuk membantu menjaga skin barrier kulit yang sensitif tuh pas banget buat memaksimalkan pemulihan kulit dengan lebih baik. Apalagi mereka memang bisnis mereka juga diawali dari klinik kecantikan, sehingga sinergi teknologi dan penelitiannya bisa dilakukan dengan lebih mudah dan tentunya terpercaya.
Baca juga: Atasi Bopeng Bekas Jerawat dengan Beragam Treatment di Klinik Kecantikan Ini!
Selain itu, Somethinc juga punya beberapa produk yang fungsinya untuk bantu menenangkan kulit. Plus mereka juga sekarang mengembangkan bisnisnya ke ranah klinik kecantikan. Avoskin juga punya rangkaian produk dengan kandungan Centella Asiatica dan ceramide yang memang proven bagus untuk bantu menenenangkan dan healing kulit. Ini bisa diadaptasi juga sebagai skincare yang digunakan pasca prosedur.
Lalu, pas kemarin saya sempat treatment laser Lavien untuk bantu memperbaiki tekstur kulit. Post treatment nya itu memang bikin kondisi kulit jadi lebih kasar dan lebih rentan terkena bakteri. Jadi nggak boleh terlalu berkeringat dalam jangka waktu 1-3 hari after treatment. Saat itu selain mewajibkan saya untuk pakai krim anti-iritasi, dokter merekomendasikan untuk pakai Duvaderm MSM Face Mist karena formulanya bisa bantu untuk melindungi kulit dari bakteri dan jamur yang berbahaya. Menurut saya, beberapa produk Duvaderm juga bisa banget sih jadi post-treatment skincare yang aman digunakan, karena memang mereka punya fokus di penelitian ilmiah dan formulasi yang aman, seperti Hyaluronic Calming Serum, Microfoam Cleanser, dan Moisturizing Cream. To be honest, brand ini punya potensi yang besar banget juga untuk memasuki pasar perawatan kulit pasca-prosedur sih.
Last but not least, the dark horse with serious potential adalah, Skingame. Brand ini tuh salah satu yang menurut saya berani minimalis, tapi impactful dan paham science. Skingame bisa jadi brand yang pas banget buat Gen Z atau young millenials yang udah rutin melakukan treatement dan pingin produk aftercare yang nggak berasa kaku. Brand ini punya Kind Cream Moisturizer dan Kind Hydrating Facial Wash yang secara formula juga menenangkan dan skin-barrier friendly. Jadi, IMHO kalau Skingame masuk ke dalam kategori ini dengan strategi yang pas, mereka bisa jadi “surprise winner” yang akan merebut hati market yang selama ini belum banyak disentuh, yaitu konsumen yang membutuhkan aftercare tapi dengan style yang nggak terlalu kaku atau medis banget.
Nah, kalau kamu suka melakukan treatment di klinik, biasanya produk apa yang kamu pakai setelah prosedur dilakukan? Masih lebih merasa aman kalau pakai krim dokter saja, atau udah mulai beralih ke produk OTC yang diklaim aman buat recovery? Lalu, kira-kira brand apa lagi ya yang akan jump in ke dalam kategori ini di kemudian hari?
arindakristie
Since 2009, she has been at the forefront of the beauty industry, evolving from the glossy pages of magazines to mastering the digital media space with Female Daily as the Editor in Chief. She's also the brainchild behind the #FDSustainabeauty campaign, illustrating her commitment to making beauty a force for good.