ic-fd

Mulai FOMO atau Sudah Koleksi? Simak Sejarah Blind Box yang Perlu Kamu Tahu!

backstage beauty
author

marie annabelle・30 Sep 2024

detail-thumb

Belakangan ini, blind box lagi digandrungi. Ada yang ikutan beli karena lihat tren di media sosial, ada juga kolektor yang mengoleksi semua series-nya. Tapi kamu tahu nggak sih, kenapa mainan ini populer?

 

Pernah dengar soal blind box? Kalau jalan-jalan ke mal atau scrolling media sosial dan e-commerce, mungkin kamu familier dengan benda satu ini. Sesuai dengan namanya, mainan ini berisi karakter yang nggak ketebak, karena terbungkus oleh kemasan—alias surprise!

Kejutan itu jadi ciri khasnya, bikin konsumen ingin beli atau bahkan mengoleksi. Soalnya, ada yang termasuk common dan rare item. Bahkan nggak sedikit kolektor yang menukar, atau menjual koleksinya dengan kolektor lain. Salah satunya karena udah punya item yang sama.

smiski blind box

Mungkin kamu masih penasaran, mainan apa aja sih yang termasuk blind box? Ada Sonny Angel, Smiski, dan Pop Mart—yang merilis Labubu. Kamu juga bisa menemukan karakter lain di one-stop shopping store seperti Oh! Some dan Miniso. Ada juga konsep unik seperti Dearbox, yang menjual paket kopi plus mystery gift.

Tapi, dari mana sih asalnya? Dan kenapa mainan ini populer?

 

Sejarah blind box

Awalnya, konsep mainan ini berasal dari Jepang pada tahun 1980-an. Waktu itu disebut sebagai fukubukuro—atau tas keberuntungan—karena kemasannya belum berupa box, melainkan tas. Isinya pun beragam, bukan cuma mainan. Ada miniatur mainan, alat tulis, perhiasan, perangkat elektronik, dan barang berharga lainnya. Biasanya pembeli akan diberi tahu, barang apa yang ada di dalam tas tersebut.

China pun mengadaptasi konsep blind box pada era 1990-an. Bedanya, yang dikoleksi adalah kartu. Dari situ, konsumen dari kalangan pelajar dan orang dewasa muda pun meningkat.

Lama-lama, target pasarnya meluas ke skala internasional. Misalnya Pop Mart, perusahaan asal China yang khusus menjual blind box mainan sejak 2010. Mereka juga memperluas pasarnya hingga ke Eropa, karena belum lama ini Pop Mart buka pop up store di London dan toko permanen di Paris.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by POP MART (@popmartglobal)

Meluasnya ketertarikan konsumen pada blind box didorong oleh Gen Z, yang jadi pembeli terbesar. Ini disebutkan oleh peneliti Yutong Gao lewat risetnya pada 2021. Perusahaan pun menargetkan mereka sebagai konsumen, karena Generasi Z terdiri dari pelajar yang berpenghasilan, rela mengeluarkan uang untuk hal-hal yang disuka, dan berani untuk membeli—terutama yang berkaitan dengan kepuasan diri atau demi self-reward.

Baca juga: Tampilan Stylish NewJeans Sebagai Global Ambassador Terbaru Calvin Klein!

Apalagi jenis blind box semakin beragam dan masing-masing punya konsep atau tema tertentu. Contohnya Sonny Angel, ada yang series Dog Time, Sweets, Vegetable, Animal Version, Birthday Gift, dan Dinosaurs. Kemudian Pop Mart yang merilis edisi Friends, Minions, dan Harry Potter.

Tema-tema itu semakin menambah keinginan konsumen untuk mengoleksi. Kira-kira, ada alasan psikologisnya nggak ya, dari ketertarikan orang terhadap blind box?

 

Faktor psikologis dan tren mengoleksi blind box

Bagi kolektor, ada kesenangan tersendiri bagi mereka—dari menentukan mana yang akan dibeli, berburu series tertentu, sampai penasaran dan gembira dengan jenis yang didapatkan. Di momen ini, tubuh menghasilkan dopamin yang membuat seseorang merasa senang. Kemudian mendorong kolektor untuk berburu demi melengkapi series tersebut.

Perusahaan-perusahaan blind box memahami kondisi psikologis konsumennya ini. Mereka memanfaatkan hal tersebut sebagai strategi untuk meraup keuntungan, yaitu merilis mainan-mainan limited edition supaya konsumen terus mencari karena ingin keep up dengan tren.

Baca juga: Cari Ransel untuk Kerja? Cek Favoritnya FD Babes Ini Deh!

Menariknya, media sosial juga berkontribusi besar, yaitu lewat followers para kolektor yang melihat postingan koleksi blind box. Alhasil, mereka juga ingin mengikuti tren, impulsive buying, dan ikutan posting di media sosial. Lingkaran ini yang membuat harga mainan ini meningkat, hingga banyak reseller atau jastip (jasa titip) yang berani menjual dengan harga tinggi untuk mendapatkan untung.

Kalau kamu gimana, ikutan mengoleksi, atau cukup mantau tren ini dari media sosial?

 

Images: Dok. Instagram / @popmartglobal, @popmartid