beauty
07 Aug 2024
‘Aged Filter’ Sempat Viral di TikTok, Apa Dampaknya untuk Psikologis Kita?
Meski menyenangkan untuk dicoba, aged filter di TikTok bisa berdampak pada kondisi psikologis. Tentunya karena pengaruh standar kecantikan di masyarakat.
Dari pertengahan tahun lalu, For Your Page (FYP) TikTok saya ramai dengan pengguna yang mencoba aged filter. Filter ini menampilkan wajah kita di berbagai era: tahun 2034, 2044, 2054, 2064, dan 2074. Penggunanya pun beragam—ada yang memakai aged filter bareng mamanya, mencoba sendiri, ada juga yang membandingkan dengan public figure.
Baca juga: 5 Makeup & Skincare Lokal Andalan Tim Editorial Female Daily. Ada Favoritmu Juga?
Nggak mau ketinggalan, saya pun mencoba dan melihat perubahan wajah dari setiap dekade. Di dua dekade pertama, tentu nggak banyak perubahan. Hanya garis senyum tampak lebih kentara. Sedangkan tahun 2064 dan 2074, saya melihat diri sendiri versi tua: kerutan di dahi dan bawah mata, pipi mengendur, dan kantong mata semakin turun.
Mungkin kamu punya pemikiran yang sama soal akurasi aged filter, karena awalnya saya nggak begitu percaya dengan augmented intelligence ini. Tapi, Lindsey Zubritsky—seorang ahli dermatologi di TikTok dengan handle Dermguru—mengonfirmasi ketepatan filter itu.
“Filter penuaan ini representasi akurat dari proses penuaan,” katanya. “Tapi kamu bisa menua lebih cepat atau lambat, tergantung dari apa yang dilakukan pada kulit dan gaya hidup.” Buat sebagian orang, aged filter hanya digunakan untuk bersenang-senang, dan ingin tahu seperti apa wajahnya ketika menua. Namun, bagi yang lainnya justru bisa berdampak pada kondisi psikologis.
Dampaknya pada kondisi psikologis
Sebenarnya, filter penuaan—maupun filter kecantikan lainnya, bisa memengaruhi cara pandang seseorang terhadap body image. Misalnya jadi nggak puas dengan bentuk dan ukuran tubuh, lalu ingin terus berusaha terlihat cantik sesuai keinginan.
Menurut American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery, 72 persen bedah plastik menyebutkan, ada permintaan pasien untuk melakukan prosedur kecantikan meningkat. Katanya, pasien lebih aware dengan penampilannya di media sosial. Dan mereka ingin melakukan perawatan, biar kelihatan lebih cakep kalau selfie.
Sementara kata neuropsikolog Sanam Hafeez, filter ini mengaburkan pandangan orang-orang tentang apa yang menarik secara fisik, normal, dan natural, sampai mereka nggak menyukai wajah aslinya. “Tanpa filter, mereka nggak menyukai dirinya sendiri,” ujar Hafeez pada Well+Good.
Kondisi kesehatan mental itu bernama gangguan dismorfik tubuh—atau body dysmorphic disorder. Yang adalah kondisi, saat seseorang terobsesi dengan penampilan fisiknya yang dianggap “nggak cukup sempurna”. Padahal, orang lain belum tentu menganggap demikian.
Pandangan tersebut lalu menimbulkan tekanan emosional hingga mengganggu keseharian. Contohnya nggak ingin bersosialisasi dengan orang lain, enggan berhubungan seks dengan pasangan, atau mencari validasi dari orang lain. Penyebabnya, adalah perasaan cemas dan rendah diri yang ekstrem, bahkan berpikir untuk bunuh diri.
Baca juga: Waspada, Girls! Ini Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Menopause Sebelum Usia 40-an
Sebenarnya, ada insecurity di balik kondisi mental dan keinginan merekonstruksi wajah itu. Entah terhadap penolakan pasangan, orang di sekitar, atau masyarakat luas kalau penampilan nggak sesuai dengan standar tertentu. Jadinya selalu ingin terlihat muda. Terutama bagi perempuan, yang berhadapan dengan berbagai standar kecantikan dan pandangan masyarakat terkait penuaan. Seperti dinilai sudah nggak prima dan nggak berharga.
Anggapan itu juga didukung oleh budaya populer. Contohnya film dan acara televisi yang lebih mengagungkan laki-laki, menyebut mereka aging like fine wine. Sedangkan perempuan lanjut usia dipandang nggak menarik. Bahkan, ada subgenre horor bernama hagsploitation, yang menggambarkan perempuan tua sebagai sosok menyeramkan dan membahayakan, karena penampilannya nggak menarik lagi.
Nggak heran, kalau aged filter di TikTok pun bisa mengganggu kondisi psikologis seseorang. Lalu, apa yang bisa dilakukan supaya kita bisa memakai filter untuk senang-senang, dan tetap percaya diri?
Tips memakai aged filter untuk bersenang-senang
Pertama, memonitor self-talk kamu. Secara nggak sadar, ketakutan atau kekhawatiran soal penuaan terlihat dari caramu bicara dengan diri sendiri. Misalnya: “Aduh kerutan di dahiku kelihatan banget,” atau “Kayaknya perlu facelift deh buat ngangkat garis senyum.” Mungkin kalimat-kalimat itu bentuk kesadaran terhadap penampilan, tapi bisa membentuk keyakinan negatif soal penuaan.
Baca juga: Ini 5 Penyebab Produksi Kolagen Berkurang di Usia 40-an!
Kedua, cari tahu hal yang kamu sukai dari versi dirimu yang menua. Sebagian orang justru menyukai diri mereka karena mirip dengan anggota keluarga. Kamu juga bisa melakukannya, dengan melihat ciri fisik yang berbeda dari dirimu yang sekarang.
Ketiga, lihat influencer usia lanjut di media sosial dan jadikan mereka role model. Beberapa di antaranya ada Jenny Kee, Grece Ghanem, Iris Apfel (mendiang), dan pasangan Bon Pon. Mereka adalah contoh bahwa penuaan nggak menghalangi untuk ekspresif dan berpenampilan menarik!
Lebih dari itu, you should remember that getting older is a privilege! It’s something to be grateful for and celebrated. Yang penting, kamu tetap merawat diri sendiri, so you’ll age with grace!
Images: Dok. TikTok/@dermguru, Dok. iStock, Dok. Instagram/@greceghanem, @bonpon511