ic-fd

Intip Cara Atur Keuangan ala Flip di Tengah Tarif Hidup yang Meningkat!

lifestyle
author

diaan_acil・23 Oct 2022

detail-thumb

Resesi is coming, udah tau cara atur keuangan belum? Yuk, simak tips berikut supaya saldo nggak mudah tipis! 

Belakangan ini, sudah banyak harga yang mengalami kenaikan. Beberapa di antaranya yaitu bahan makanan, hingga bahan bakar minyak yang membuat para pekerja mengeluhkan hari-harinya. “BBM naik, tapi gaji nggak naik,” begitulah kasarnya. Makanya, penting banget mengelola keuangan. Nggak cuma untuk yang berkeluarga kecil, tapi juga bagi anak muda yang belum memiliki banyak tanggungan yang sering memiliki keinginan untuk menggunakan uang sebanyak mungkin untuk kesenangan. Supaya rekening kamu tiba-tiba nggak Rp10.000, ada baiknya untuk simak tips berikut yang sudah dirangkum oleh Flip, perusahaan penyedia jasa pembayaran berbasis teknologi di Indonesia. 

Baca juga: 5 Alasan Penting Kenapa Asuransi Wajib Dimiliki Gen Z dan Milennial Saat Ini

Bedakan kebutuhan dan keinginan 

Kalau sudah berkeluarga, rasanya sudah paham betul bagaimana membedakannya karena situasi ekonomi setiap manusia berbeda-beda. Maka dengan dua orang yang bersatu, setidaknya ada diskusi sebelum mengeluarkan uang. Namun, berbeda dengan milenial atau generasi Z yang masih tinggal bersama orang tua dan belum ada tanggungan. Sebagian orang mungkin sudah menerapkan konsep hemat dan minimalis dalam hidupnya, namun sebagian lainnya masih menganggap keinginan adalah kebutuhan yang nggak bisa dibiarkan. Rasanya sulit dikendalikan bagi sekelompok orang yang memiliki keinginan kuat. 

Bagaimanapun juga, kamu tetap harus membedakan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang sifatnya esensial, seperti pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Sementara, di luar itu adalah keinginan, seperti membeli smartphone terbaru, beli tiket konser musik terkini, hingga barang-barang K-Pop yang bernilai jutaan.

Baca juga: Bingung Cari Kado untuk Gen Z? Ini 5 Rekomendasi Kado yang Unik, Tapi Pasti Disukai!

Tentukan prioritas kebutuhan 

Memprioritaskan pengeluaran kebutuhan sangat penting. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar. Kamu bisa memulainya dari menentukan apa yang paling penting, hal yang perlu dihilangkan atau dikurangi, hingga solusi untuk pengeluaran opsional lainnya. Dalam menyusun prioritas kebutuhan, kamu perlu membaginya menjadi lima kategori, yakni: 

1. Kebutuhan dasar: makanan sehari-hari, tempat tinggal, listrik, pulsa, transportasi, dan pakaian. 

2. Kebutuhan wajib: Cicilan KPR (kalau mau KPR), motor, iuran BPJS atau asuransi, dan uang sewa kos atau kontrakan (bagi yang mengontrak). 

3. Kebutuhan masa depan: menabung untuk dana darurat, menikah, liburan, uang muka KPR (kalau mau beli rumah). 

4. Kebutuhan sosial: bantuan keluarga dan sedekah. 

5. Kebutuhan pribadi: hobi, fashion, dan gadget baru. 

Lebih bagus lagi jika kamu sudah mengetahui harga yang akan kamu beli, supaya bisa menyiapkan uang yang akan dipakai. 

Melakukan budgeting pendapatan 

Melakukan pembagian anggaran pendapatan sangat membantu keuangan lebih terencana, lho. Salah satunya dengan rumus 50-30-10-10 yang cukup populer. Misalnya, pendapatan berjumlah Rp 4,5 juta, maka alokasikan 50% (Rp2,25) digunakan untuk kebutuhan dasar dan kebutuhan wajib. Lalu, 30% pendapatan (Rp1,35 juta) digunakan untuk membayar cicilan utang atau arisan. Sedangkan 10% pendapatan (Rp450 ribu) ditabung untuk dana darurat dan 10% lainnya digunakan untuk keperluan pribadi atau sosial.

Baca juga: Mengenal Fenomena Healing ala Gen Z yang Berubah Makna

Mengamankan dana darurat 

Namanya dana darurat, pasti dibutuhkan ketika hal terdesak terjadi. Dana ini diperlukan untuk antisipasi kebutuhan uang mendesak saat pendapatan turun. Nilai dana darurat harus dimiliki idealnya sebesar 3 kali nominal pengeluaran rutin bagi yang belum menikah dan 6 kali nominal pengeluaran rutin bagi yang sudah menikah. Mengumpulkan dana darurat sebaiknya disisihkan 5%-10% dari pendapatan dan bentuknya bisa disimpan dalam tabungan, emas, atau deposito. 

Tarif hidup yang terus meningkat mendorong masyarakat untuk selalu berhemat dalam mengeluarkan biaya sehari-hari. Selain melakukan hal-hal di atas sebagai cara untuk berhemat, kamu juga perlu menyadari bahwa biaya tersembunyi (hidden cost) pada transaksi keuangan bisa dikurangi.

Nah, itulah beberapa tips dari Flip yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi gejolak perekonomian yang sedang tidak baik. Semoga bermanfaat! 

 

Image : freepik.com