Pernah terbayang sebuah beauty store yang terbuat dari sampah? Bisa nggak sih barang-barang daur ulang tetap keren untuk dekorasi toko kecantikan? Bersama The Body Shop, jawabannya bisa!
The Body Shop Indonesia berhasil membuktikan bahwa reuse, recycle dan upcycle merupakan konsep yang bisa dibuat menjadi indah dan artistik, bermanfaat serta membantu mengurangi sampah. Disebut “Change-making Beauty Store”, konsep gerai terbaru yang diusung oleh The Body Shop ini menggunakan hampir 100% bahan-bahan yang berkelanjutan (sustainable).
Dalam membangunnya, The Body Shop juga berkolaborasi dengan social impact business partners yang memiliki visi misi yang sama tentang sampah dan sustainability. Pusat dari aktivitas Change-making Beauty Store ini adalah Act Corner, sebuah area spesial yang membuat para pengunjung bisa bereksplorasi untuk mendapatkan inspirasi baru dalam mencintai Bumi.
“Tahun ini, The Body Shop Indonesia melakukan gebrakan dengan meluncurkan konsep gerai terbaru kami yang lebih berkelanjutan dimana konsep ini berkaitan erat dengan tujuan The Body Shop, yaitu selalu berkomitmen terhadap isu lingkungan dan menjadi beauty brand pertama di Indonesia yang berkomitmen penuh atas program yang berkelanjutan.
Konsep ini kami namakan Change-making Beauty Store, gerai brand kecantikan pertama yang terbuat dari sampah. Seperti yang bisa dilihat hampir 100% materi yang dipakai dalam membangunnya terbuat dari bahan bekas yang kami olah dan pakai kembali. Hal ini membuktikan bahwa reuse, recycle dan upcycle itu merupakan konsep yang bisa dibuat menjadi indah dan artistik, bermanfaat serta membantu mengurangi sampah”, ungkap Suzy Hutomo, Executive Chairperson & Owner The Body Shop Indonesia.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun Change-making Beauty Store ini sangat unik dan beragam, lho! Ada yang terbuat dari bekas palet kayu yang biasanya digunakan untuk mengemas produk, ada puntung rokok yang diolah menjadi pot terracotta cantik, dan juga kemasan plastik bekas produk yang didaur ulang menjadi materi yang bisa digunakan lagi.
Selain terbuat dari bahan-bahan yang sustainable, di dalam Change-making Beauty Store ini terdapat Act Corner yang merupakan bagian terpenting dalam peran menyuarakan perubahan gaya hidup menjadi lebih berkelanjutan.
Jadi, dengan dibuatnya Change-making Beauty Store ini, The Body Shop ingin memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda bagi para pelanggan, yang memiliki nilai tersendiri dan tidak hanya bersifat transaksional. The Body Shop ingin mengajak konsumennya untuk bereksplorasi, terhubung, serta teredukasi terhadap berbagai kampanye aktivisme yang mendorong perubahan yang berarti.
“Di tempat saya berdiri sekarang adalah titik terpenting dari store ini, yaitu Act Corner. Di area ini konsumen dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai program-program aktivisme yang kami lakukan seperti kampanye Bring Back Our Bottle yang telah berjalan sejak tahun 2008, dan sejauh ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 9 juta kemasan yang kembali dari konsumen. Seni Mural yang bisa lihat di sini, khusus kami buat untuk semakin menarik minat konsumen agar lebih tergugah lagi untuk turut membantu menyampaikan program-program aktivisme yang telah kita lakukan bersama, dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Semua konsumen kami ajak untuk melakukan selfie di area ini, serta membagikan foto dan pengalaman dan keseruan Anda selama berada di Act Corner ini”, lanjut Suzy Hutomo menjelaskan tentang pentingnya fungsi dari Act Corner.
Social Impact Business Partner merupakan salah satu kunci terpenting yang memungkinkan The Body Shop Indonesia melahirkan Change-making Beauty Store yang pertama di Mal Kota Kasablanka ini. Mitra-mitra ini memberikan kontribusi yang besar dalam mengolah dan membuat limbah yang tidak berguna, menjadi suatu barang yang memiliki fungsi serta nilai estetika yang tinggi.
Contohnya, tatakan dan wadah untuk memajang produk, serta pot tanaman yang terbuat dari puntung rokok. Barang-barang ini dibuat oleh Parongpong Raw Lab, sebuah organisasi daur ulang dan manajemen sampah pertama di Indonesia yang mengolah sampah menjadi barang secara terintergrasi berbasis komunitas yang didirikan oleh Rendy Aditya Wachid.
Ada pula eCollabo8 yang mempunyai visi mengumpulkan sebanyak mungkin sampah plastik sehingga dapat didaur ulang kembali menjadi barang-barang yang memiliki kegunaan seperti tatakan, cermin, gantungan, dan lain-lain. Di Change-making Beauty Store ini, eCollabo8 membuat meja display serta wadah makeup dari kemasan botol plastik bekas The Body Shop yang dikembalikan oleh konsumen dalam kerangka program Bring Back Our Bottle.
Di akhir acara, Aryo Widiwardhono, CEO The Body Shop Indonesia juga mengajak audiens untuk mengukur seberapa besar kontribusi tiap orang dalam mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, dengan mengikuti quiz “How Sustainable Are You?” Penasaran? Kamu bisa ikutan juga dengan klik di sini! Dari hasil yang didapatkan, kita diharapkan dapat terus terinspirasi dan terdorong untuk lebih memelihara dan mencintai kelestarian lingkungan dan bumi ini.
“Kolaborasi bersama Social Impact Business Partners merupakan elemen yang sangat penting agar kita semua dapat bersinergi dan menjadi agents of change dalam menyelamatkan bumi kita dari kondisi darurat sampah, terutama sampah plastik yang memberikan berbagai dampak negatif yang sangat signifikan terhadap kelestarian planet kita, di antaranya adalah perubahan iklim. Konsep sustainability yang menjadi komitmen The Body Shop, semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Mulai dari bahan dasar alaminya yang dibeli dari berbagai komunitas petani yang berkelanjutan, proses pembuatan, packaging, sampai gerainya sudah mengusung konsep sustainability”, tutup Aryo Widiwardhono.
Wah, The Body Shop memang totalitas banget ya perihal eco-friendly! Gimana menurut kamu dengan tampilan gerai di Kota Kasablanka yang banyak menggunakan produk-produk dari bahan daur ulang? Tetap keren, kan? Segera kunjungi store-nya biar bisa merasakan sendiri pengalaman belanja yang lebih ramah bumi!
Image: Dok. The Body Shop