banner-detik

industry news

Wakili Indonesia di OSCAR 2022, Berikut 8 Fakta Unik Film Yuni!

seo-img-article

Apakah kamu sudah pernah tahu atau dengar soal film Indonesia yang satu ini? Film Yuni banyak sabet penghargaan internasional, lho!

Sebenarnya, saya sudah dengar-dengar soal film Yuni ini sejak beberapa bulan lalu ketika masih belum ditayangkan secara komersil di bioskop. Banyak banget testimoni positif yang mengatakan bahwa film Yuni itu unik dan sarat pesan-pesan feminis yang disampaikan dengan lokalitas Indonesia. Beberapa waktu lalu, film Yuni akhirnya dianugerahi beberapa penghargaan internasional bahkan akan mewakili Indonesia di Oscar ke-94! Karena penasaran, saya akhirnya mengumpulkan beberapa fakta film Yuni yang membuat film ini pantas banget ditonton!

Baca juga: Studio Ghibli Kenalkan Reed Diffuser dan Aroma Gel Lights yang Terinspirasi dari Dua Film Ikoniknya!

Sinopsis 

Sekilas soal sinopsisnya, film Yuni ini mengisahkan Yuni, seorang siswi SMA di Serang yang terkenal cerdas dan tanggap. Yuni juga memiliki pikiran yang cukup maju dan modern dibanding teman-teman atau lingkungan di sekitarnya, karena Yuni berniat untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang perkuliahan. Namun sayangnya, Yuni dihadapkan dengan dilema untuk melanjutkan pendidikannya atau menuruti keinginan orang-orang di sekitarnya untuk menikah setelah lulus sekolah, karena, Yuni sudah mendapatkan dua lamaran pernikahan. Tidak gentar dengan tekadnya, Yuni akhirnya menolak kedua lamaran itu. Tak disangka, ternyata datang lamaran ketiga! Mitos yang berkembang di daerahnya mengatakan bahwa pamali untuk menolak sampai tiga lamaran karena dikatakan tidak akan pernah menikah. Gosip soal penolakan lamaran oleh Yuni ini pun ramai digunjingkan.

Bicara soal mitos patriarki

Film Yuni sengaja diproduksi untuk mengangkat isu perempuan khususnya di daerah yang masih sering mendapat perlakuan-perlakuan tidak adil karena lingkungan dan tradisi yang cenderung patriakal. Contohnya, keharusan untuk menikah setelah lulus sekolah, atau mitos tidak bisa menikah karena menolak lamaran. Isu-isu ini semuanya disematkan dan dibebankan kepada perempuan dan bukan laki-laki. Faktanya, masih banyak sekali perempuan yang jadi terkekang dan terhambat kreativitas dan kecerdasannya berkat nilai-nilai ini. Film Yuni berusaha membongkar dan membawa realitasnya ke hadapan penonton, keren banget

Disutradai perempuan, Kamila Andini!

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kamila Andini (@kamilandini)


Bukan hanya mengangkat tentang perempuan, sutradara film satu ini juga seorang perempuan, lho! Kamila Andini sudah menyutradarai beberapa film sebelumnya, salah satunya berjudul ‘The Mirror Never Lies’ (2011) yang dibintangi oleh Nadine Chandrawinata, Atiqah Hasiholan, dan Reza Rahardian. Film ini juga mendapat beberapa penghargaan nasional dan internasional, lho. Beberapa tahun setelahnya, Andini menyutradarai film ‘The Seen and the Unseen’ (2017) yang mengangkat latar Bali. Pemenang nominasi Best Director di Indonesian Film Festival (IFF) tahun 2011 ini sepertinya memang sering mengangkat isu-isu dan keunikan daerah Indonesia. Di film Yuni, Andini memilih latar tempat Serang dan isu perempuan; sebuah project dari perempuan untuk perempuan!

Satu-satunya film Indonesia yang menggunakan bahasa Jawa Serang


Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, film Yuni mengambil latar belakang tempat di Serang, Banten. Tentu agar latar tempat dan suasana dalam film lebih hidup, akhinya bahasa Jaseng atau Jawa Serang yang digunakan untuk berkomunikasi oleh para pemain. Ini menjadi yang pertama kali bagi film Indonesia untuk menggunakan bahasa Jawa Serang, lho. Pemeran utamanya, Arawinda Kirana, sampai harus latihan menggunakan bahasa Jaseng sehari-hari!

Aktrisnya buat akun Instagram untuk latihan

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Sri Wahyuni (@yunihhh__1006)


Fakta unik yang satu ini baru terbongkar berkat kejelian netizen nih. Ternyata untuk mendalami perannya sebagai Yuni si perempuan desa dari Serang, Arawinda sampai benar-benar membuat akun Instagram layaknya karakter Yuni yang beneran hidup! Di akun Instagramnya, Arawinda (atau Yuni di sini), menampilkan kesehariannya yang ‘biasa-biasa saja’ layaknya penduduk biasa. Mulai dari story, post, dan caption-nya juga mencermikan keseharian Yuni yang suka banget sama warna ungu. Menarik ya inisiatifnya!

Posternya punya makna sendiri

Berdasarkan postingan @fourcoloursfilms, poster Yuni yang khas sebenarnya punya makna sendiri, lho. Dalam posternya, Yuni terlihat berdiri membelakangi mosaik foto karakter wanita lain yang terdapat di dalam adegan film beserta coretan-coretan berisi opini dan stigma yang disematkan pada perempuan di dinding. Selain itu, baik di dalam poster maupun film, Yuni sangat identik warna ungu bahkan dikatakan punya ‘penyakit ungu’. Ternyata, penggambaran ini menjadikan Yuni sebagai simbol dari suara perempuan yang berani menjadi dirinya sendiri. Sementara warna ungu, memiliki makna gerakan perempuan yang biasa digunakan dalam peringatan Hari Perempuan Internasional.

Tampil di Festival Film Internasional Busan 2021


Sebelum tampil secara luas di bioskop, film Yuni sebelumnya sempat tayang di Busan International Film Festival (BIFF) awal Oktober 2021 lalu. Film Yuni masuk dengan kategori A Window on Asian Cinema. Beberapa film Indonesia lain yang berhasil tayang di BIFF di antaranya adalah ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’, ‘Laut Memanggilku’, ‘Penyalin Cahaya’, ‘Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak’, ‘Kucumbu Tubuh Indahku’, ’27 Steps of May’, dan ‘Everyday is a Lullaby’. Ternyata sineas Indonesia saat ini sudah begitu berkembang sampai banyak yang bisa tayang di kancah internasional ya!

Bersaing di festival film internasional

Baru-baru ini, film Yuni raih penghargaan internasional di Red Sea International Film Festival yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Jeddah, Arab Saudi. Arawinda maju sebagai perwakilan dari film Yuni dengan kategori Best Actress, bersaing dengan Wulan Guriitno, Nirina Zubir, dan Shenina Cinnamon! Sebelumnya juga film Yuni berhasil menyabet penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021, salah satu kategori penghargaan bergengsi di industri sinema internasional! Ini jadi kali pertama bagi Asia Tenggara, lho.


Beberapa penghargaan internasional lain yang diraih oleh Yuni adalah Snow Leopard dari Asian World Film Festival, Silver Hanoman Award dari Jogja Netpac Asian Film Festival, dan penghargaan nasional lainnya. Yuni juga telah ikut masuk dalam berbagai nominasi di festival film internasional lainnya, seperti BIFF, Vancouver International Film Festival (VIFF), The Chicago Intenational Film Festival, dan lain sebagainya.

Mewakili Indonesia untuk Oscar ke-94

Nggak tanggung-tanggung dengan berbagai penghargaan dan nominasi, film Yuni berhasil terpilih secara remi untuk mewakili Indonesia di ajang Oscar ke094 tahun 2022 mendatang. Film Yuni masuk dalam kategori Best International Feature Film. Kamila Andini selaku sutradara ikut membagikan kebahagiaannya lewat postingan Instagram. Bangga banget kan?

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kamila Andini (@kamilandini)


Bagaimana tanggapan kamu? Menurut saya, kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus lebih peduli dan bangga dengan sineas-sineas asli Indonesia. Nyatanya, sangat banyak film-film Indonesia yang tayang dan mendapat berbagai nominasi internasional, artinya kualitas dan penceritaannya juga bagus banget sampai diakui secara profesional! Untuk kamu yang tertarik, kamu sudah bisa menonton Yuni di bioskop kesayangan sejak tanggal 9 Desember kemarin. Jangan lupa patuhi protokol kesehatan yang berlaku ya!

 

Images: Yuni Film

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment