health wellness
04 Aug 2021
5 Hal yang Bikin Orang Enggan ke Psikolog
Lima tahun lalu ,yang namanya seperti depresi, stres akut atau panic attack, hanya dianggap sebuah respon berlebihan yang dialami seseorang.
Biasanya kalau ada kerabat dekat yang mengalami hal seperti ini, kita suka menyepelekannya. Atau memberi respon dengan suruh banyak berdoa dan mendekatkan diri ke Tuhan.
Padahal rasa sedih mendalam, stres, depresi, anxiety, bukan karena hubungan seseorang dengan Tuhannya tidak terjalin dengan baik. Hal-hal ini bisa terbentuk karena traumanya terhadap suatu hal. Bisa karena trauma masa kecil, merasa diabaikan, atau nggak pernah didengarkan. Seseorang bisa depresi karena perlakuan lingkungan terhadap dirinya.
Persepsi-persepsi seperti inilah yang bikin orang-orang enggan datang ke psikolog untuk sekadar cek kesehatan mental atau terapi. Nggak jarang juga lho, ada yang menganggap kalau ke psikolog itu sama dengan, Orang Dengan Masalah Kejiwaan atau Orang Dengan Gangguan Jiwa.
Selain hal-hal di atas, ada 5 faktor lainnya yang bikin seseorang enggan untuk datang ke psikolog. Ini dia 5 alasannya:
Stigma
Jangan pernah menganggap kalau kesehatan mental adalah hal yang tabu. Menurut Della Nova Nusantara, M.Psi., Psikolog, salah satu psikolog dari aplikasi Riliv, mengatakan bahwa,
“Gangguan kesehatan mental itu bukanlah hal yang tabu, bukan pula aib, sama seperti saat fisik kita kalau sedang terluka, capek, kadang butuh istirahat, butuh treatment yang tepat sesuai dengan kebutuhannya saat itu mungkin istirahat mungkin olahraga. Begitu juga dengan kesehatan mental diperlukan treatment yang tepat untuk menjaga kesehatannya.”
Kurangnya pemahaman kesehatan mental
Karena ini sakit yang nggak kelihatan, banyak orang yang suka menyepelekan dan mempertanyakan kebenaran dari ketidak sehatan mental seseorang. Padahal seperti yang dikatakan oleh Della Nova Nusantara, M.Psi., Psikolog, sakit mental atau fisik, sama-sama menimbulkan rasa sakit dan butuh diobati. Nyatanya ya, sakit mental itu bisa mengancam nyawa seseorang.
Ketakutan tersendiri
“Perlu ke psikolog nggak ya? Sepertinya aku nggak apa-apa dan sehat-sehat saja.” Itu adalah dua pikiran yang sering muncul ketika seseorang ingin konsultasi. Kalau kamu sudah memiliki perasaan seperti itu, coba datang ke psikolog hanya untuk sekadar ngobrol saja, mungkin malah setelahnya kamu merasa lebih lega dan happy.”
Minimnya akses psikolog
Menurut Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK), jumlah psikolog klinis yang ada saat ini adalah 3.232. Jumlah ini bisa dibilang sedikit apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki 106,500 psikolog. Apalagi jumlah tersebut terpusat di Pulau Jawa. Namun untungnya sekarang sudah lebih mudah untuk mengakses konseling online. Salah satunya bisa kamu coba di aplikasi Riliv.
Biaya yang mahal
Selain keterbatasan akses psikolog, faktor biaya juga harus dipertimbangkan. Kebanyakan psikolog punya harga di atas Rp150.000 sebagai biaya sekali konsultasi. Tidak semua orang dapat mengeluarkan uang sebesar itu. Tapi sebenarnya, BPJS kesehatan bisa memberikan akses psikolog di rumah sakit terdekat. Jika kamu memiliki asuransi atau BPJS kesehatan, kamu bisa mencoba mencari tahu apakah rumah sakit terdekat kamu bisa menawarkan layanan psikolog yang ditanggung asuransi.
Nah, itulah 5 alasan yang bikin banyak orang merasa enggan ke psikolog, padahal mereka membutuhkannya. Bagaimana menurut kamu? Bila kamu sudah membutuhkan bantuan expert seperti psikolog bahkan psikiater, sebaiknya jangan ditunda-tunda ya. Stay safe, stay healthy!
Image: Freepik