banner-detik

bath n body

Diet Artis 500 Kalori Bisa Cepat Kurus, Aman Nggak Sih?

seo-img-article

Pernah ikut-ikutan diet artis yang lagi viral? Hati-hati, diet viral belum tentu baik. Apa lagi, kalau diet tersebut mengharuskan kamu untuk membatasi asupan kalori secara ekstrim. Diet sangat rendah kalori seperti ini ternyata berbahaya bagi tubuh, lho.

Diet ala Tya Ariestya,lagi heboh di media sosial akhir-akhir. Dietnya banyak dikritik oleh fitness influencer dan dokter gizi. Yang bikin diet ini kontroversial, adalah asupan kalori hariannya yang kurang dari 500 kkal! Angka ini bahkan lebih kecil, dibanding kebutuhan kalori balita! Sehingga diet yang dilakukan Tya Ariestya, masuk ke dalam kategori diet  Very Low Calorie Diet (VLCD).

Baca juga: Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Tentang Diet DEBM yang Lagi Viral di TikTok

Berapa Asupan Kalori Harian Seharusnya?

Di setiap kemasan makanan, biasanya tercantum informasi nilai gizi yang menunjukkan, persentasi angka kebutuhan gizi (AKG) berdasarkan kebutuhan energi 2.150 kkal. Tapi, apakah setiap orang membutuhkan 2.150 kkal tiap harinya?Well, AKG ini sebetulnya adalah kebutuhan rata-rata gizi yang dianjurkan untuk masyarakat, dan tertuang dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia, nomor 28 tahun 2019,tentang angka kecukupan gizi, yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Kebutuhan kalori untuk laki-laki usia 16-29 tahun adalah 2.650 kkal. Sementara, perempuan usia 16-29 tahun membutuhkan 2.100-2.250 kkal.

Namun, sejatinya kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda. Tergantung pada Basal Metabolic Rate (BMR), dan intensitas aktivitas harian. BMR sendiri adalah jumlah energi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap bekerja optimal (saat tidak melakukan aktivitas apapun).

Untuk mengetahui berapa kebutuhan kalorimu, kamu perlu mengetahui jumlah Total Daily Energy Expenditure (TDEE), yakni banyaknya kalori yang harus dibakar tubuh setiap hari. Mudah sekali untuk mengetahui TDEE. Kamu tinggal pakai TDEE calculator di internet, atau berbagai fitness app di smartphone, dan mengisi tinggi badan, berat badan, usia, serta aktivitas harianmu.

Contohnya, saya menggunakan tdeecalculator.net untuk mengetahui angka TDEE. Ternyata di usia 26 tahun, dengan berat badan 53 kg, tinggi badan 158 cm, dan aktivitas light exercise 1-3 kali seminggu, saya butuh sekitar 1.686 kkal per harinya. Kebutuhan kalori pun akan makin besar, jika aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari lebih tinggi.

Baca juga: Weight Loss Tips: Diet Saja Nggak Cukup!

Konsekuensi Diet Sangat Rendah Kalori

Bicara tentang menurunkan berat badan, pasti nggak akan lepas dari kalori defisit, atau mengonsumsi kalori lebih sedikit. Berat badan bisa naik karena konsumsi kalori berlebih setiap harinya, ditambah kurangnya aktivitas fisik. Ini juga yang menyebabkan banyak orang yang mengalami kenaikan berat badan selama pandemi.

Makanya, untuk menurunkan berat badan, mengurangi jumlah kalori  itu diperlukan. Namun, defisit kalori sebaiknya hanya 500 kkal dari TDEE, tidak lebih. Lalu apa yang akan terjadi kalau melakukan diet sangat rendah kalori (500kkal/day)  dalam jangka waktu yang panjang?

Dengan 500 kkal, anggota tubuh dan organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, otak, serta kulit dan rambut nggak mendapatkan cukup energi untuk melakukan tugasnya. Bukan cuma soal jumlah energinya. Diet yang terlalu rendah kalori, bikin kamu kekurangan zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein dan serat. Akibatnya, kekurangan kalori terus-menerus, bisa berakibat rambut rontok, berkurangnya elastisitas kulit, sampai jadi susah mikir! Masalah kesehatan serius, juga dapat muncul karena diet terlalu rendah kalori seperti sakit kepala, pusing, diare, konstipasi, menstruasi tidak teratur, batu empedu, penyakit kardiovaskular, sampai yang paling parah, kematian.

Bukan Diet Untuk Semua Orang

Diet sangat rendah kalori bukannya nggak diperbolehkan. Hanya saja, diet seperti ini nggak applicable untuk semua orang. Diet ala Tya Ariestya pun adalah program yang dirancang oleh nutritionist, untuk Tya Ariestya pribadi. Diet sangat rendah kalori ini dianjurkan untuk penderita obesitas, diabetes dan hipertensi. Namun, tentu saja diet seperti ini harus dibawah pengawasan dokter, dan nggak boleh dilakukan sembarangan. Apa lagi untuk anak-anak dan remaja.

Untuk menurunkan dan menjaga berat badan, kamu bisa melakukan defisit kalori tanpa harus berlebihan. Pastinya, kamu tetap harus memperhatikan asupan macro dan micronutrients dalam makananmu. Sebab, bakalan percuma melakukan defisit kalori, kalau asupan nutrisi tidak seimbang (misalnya kelebihan karbohidrat, kelebihan lemak, atau kekurangan protein). Tentunya, sebaiknya diet disertai dengan olahraga secara teratur.

Diet is not about starving yourself. Diet nggak cuma tentang menurunkan berat badan dengan cepat, lho. Kesehatanmu jauh lebih penting daripada sekadar angka di timbangan. Sebelum ikut-ikutan diet yang viral, lakukan riset kecil-kecilan, atau lebih baik konsultasikan pada dokter atau nutritionist terlebih dahulu. 

Referensi:

Atkinson, R. (1989). Low and Very Low Calorie Diets. Medical Clinics of North America, 73 (1), 203-215. https://doi.org/10.1016/S0025-7125(16)30699-X.

 

Slow Down

Please wait a moment to post another comment