Gara-gara Covid-19, banyak pasangan yang akhirnya terpaksa menunda acara pernikahan sampai waktu yang belum ditentukan. Ada juga pasangan yang tetap melangsungkan akad nikah dan menunggu waktu yang tepat untuk menggelar resepsi. Apakah kamu salah satunya?
Pertanyaannya, harus sampai kapan acara pernikahan ini di-postpone? It seems like this pandemic stays more longer than we think. Pandemi ini memaksa kita untuk bertahan ditengah-tengah uncertainties. Namun belakangan pemerintah sudah mulai mencanagkan wacana masa transisi menuju new normal. Pastinya akan ada beberapa kebijakan yang diubah dan dilonggarkan, termasuk soal menggelar acara. Hal ini sepertinya akan memberikan angin segar buat pasangan yang akan melangsungkan pernikahan di tahun 2020 ini.
New normal, jelas bukan berarti bisa menjalankan kehidupan seperti sebelum terjadinya pandemi ini. Tetap saja akan ada catatan yang harus dipenuhi jika ingin menggelar resepsi pernikahan ala new normal. Apa saja suka duka pernikahan di masa pandemi yang harus dipertimbangkan?
Baca juga: “Tren” Menunda Pernikahan Karena Corona, Emma Stone dan Katy Perry Juga Ikut!
Menggelar pesta pernikahan dimasa pandemi artinya ada beberapa hal yang harus kamu relakan, sebab nggak semuanya bisa berjalan sesuai rencana semula.
Nggak dihadiri Teman-Teman
Jika merujuk pada protokol kesehatan yang ada, jumlah tamu di acara pernikahan harus dibatasi. Di beberapa kota, pemerintah mengeluarkan peraturan pernikahan hanya boleh dihadiri sebanyak 50% dari kapasitas gedung atau venue yang digunakan. Misalnya, jika venue berkapasitas 1000 orang, pernikahan hanya boleh dihadiri maksimal 500 orang. Namun masih ada juga aturan yang mengharuskan pernikahan digelar dengan dihadiri maksimal 30-50 orang saja. Sekalipun diadakan di rumah sendiri, bukan berarti kamu bisa ngadain pesta suka-suka.
Artinya, kamu nggak bisa mengundang semua orang yang sudah ada dalam guest list-mu. Mungkin saja, kamu terpaska nggak bisa mengundang beberapa teman-teman dekat. Apa lagi, saudara dan teman-teman dari luar kota mungkin akan kesulitan untuk menghadiri pernikahan karena ribetnya urusan traveling dimasa pandemi ini.
Insecure dan Paranoid
Tingkat insecurity saat pandemi, bagi sebagian orang, terasa makin tinggi. Sesederhana ke super market untuk grocery shopping saja rasanya was-was dan paranoid. Nggak kebayang jika ditengah insecurity ini kita harus bertemu orang banyak, yang who knows, adalah carrier di pesta pernikahan kita. Bukannya nakut-nakutin, ya. Tapi memang akhir-akhir ini kenyataannya jumlah positif Covid-19 di Indonesia sedang melambung. Bahkan nggak disangkal pula, makin banyak saja masyarakat yang menyepelekan Covid-19, duh! Rasa insecure ini mungkin bukan hanya dialami oleh pengantin, tamu-tamu pun bisa saja merasa insecure buat datang ke pesta pernikahan kamu.
No Honeymoon, Honey
Kamu juga terpaksa merelakan rencana honeymoon setelah resepsi karena kegiatan traveling ke dalam dan luar negeri yang jadi restricted selama pandemi. Kamu jadi nggak bisa memanfaatkan cuti pernikahan yang panjang untuk liburan bareng pasangan deh.
Baca juga: Makeup Simpel untuk Pernikahan, Why Not?
Tapi, menikah di masa pandemi ini nggak sepenuhnya buruk, lho. Dibalik kesulitan, pasti ada kemudahan.
Intimate Wedding Pro
Menikah di masa pandemi adalah kesematan emas buat kamu yang menyukai konsep intimate wedding. Kondisi pandemi kurang lebih nggak terlalu mempengaruhi acara pernikahanmu. Well, nggak dalam situasi inipun, kamu tetap bisa mengadakan intimate wedding.
Namun, banyak juga pasangan yang nggak bisa mengadakan intimate wedding, karena tuntutan orang tua yang ingin bikin pesta besar-besaran, atau bahkan karena tuntutan budaya dan adat-istiadat.
Lebih Hemat
Banyak wedding organizer dan vendor-vendor lain yang mengadakan promo dan package khusus new normal, dengan harga yang sangat miring. Ini menjadi kesempatan untuk ngadain pesta impian on budget.
Manfaatkan Kelebihan Budget Untuk Kebutuhan Lain
Banyak yang bilang, pernikahan yang sebenarnya bukanlah pada saat hari H, tapi the days after. Couldn’t agree more! Setelah pernikahan akan banyak kebutuhan rumah tangga yang harus dipersiapkan. Berhubung budget pernikahan di masa pandemi bisa ditekan, kelebihan budet bisa banget dialokasikan untuk kebutuhan lainnya. Nyicil furniture baru, atau cicil rumah, maybe?
Gimana, masih ingin menggelar pernikahan di masa pandemi? Yang pasti, apapun keputusannya, kesehatan harus tetap jadi prioritas utama. Bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang tua dan kerabat yang lebih vulnerable. Diskusikan rencana pernikahan dengan pasangan dan kedua belah keluarga secara bijak.
Dear para bride to be sharing, dong pengalaman kamu mempersiapkan pernikahan di masa pandemi ini!
Image source: instagram.com/dorihusodo dan instagram.com/arindakristie