banner-detik

lifestyle

Pentingnya Edukasi Menstruasi Sejak Awal?

seo-img-article
Sustainable Menstruation

Credit: Woman photo created by freepik – www.freepik.com

Wajib tahu, namun masih tabu. Manajemen Kebersihan Menstruasi di Indonesia masih terbatas. Start talking about it!

Kamu tahu nggak kalau tanggal 28 Mei merupakan Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia? Meski dilalui hampir semua perempuan, menstruasi masih menjadi hal yang tabu di berbagai negara. Termasuk juga Indonesia. Kurangnya percakapan yang terbuka seputar menstruasi membuat banyak perempuan dari berbagai kalangan usia yang masih belum mempraktikan Manajemen Kebersihan Menstruasi dengan benar dan masih kurang pengetahuan tentang reproduksi in general. Padahal hal ini sangat penting dan bisa mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental.

Dalam rangka memperingati Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia, Yayasan Plan International Indonesia melakukan studi bersamaT he SMERU Research Institute di SD & SMP, Provinsi DKI Jakarta, NTT, dan NTB tentang situasi Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di Indonesia. Hasilnya ditemukan bahwa pengetahuan siswa tentang kebersihan menstruasi masih buruk, dalam sehari hanya mengganti pembalut tiga kali, banyak juga yang masih belum membuang pembalut dengan benar.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui Sebelum Mencoba Menstrual Cup

And even worse, 79% anak perempuan nggak pernah mengganti pembalut di sekolah karena merasa nggak nyaman dan sekolah nggak punya toilet terpisah antara murid perempuan dan laki-laki. 39% murid perempuan pernah diejek temannya saat menstruasi, 63% orang tua murid perempuan nggak pernah menjelaskan tentang menstruasi kepada anaknya, dan 45% orang tua murid laki-laki menyatakan nggak perlu menjelaskan menstruasi kepada anaknya karena menganggap hal tersebut nggak pantas. Miris sekali kan?

Salah satu faktor utama tentang keterbatasan pengetahuan soal menstruasi adalah karena kebanyakan orang hanya mendapatkan informasi ini di sekolah saja. Itu pun kalau gurunya juga membahas secara mendalam. Ditambah lagi di rumah masih banyak orang tua yang merasa awkward untuk ngomongin tentang reproduksi. Padahal anak perempuan masih banyak yang bingung saat melalui menstruasi pertamanya dan butuh support. Ini hanya bisa terjadi melalui komunikasi yang terbuka.

Praktik Manajemen Kebersihan Menstruasi, dipengaruhi juga dengan terbatasnya sarana, harga produk sanitasi yang mahal, hingga terbatasnya air bersih di berbagai daerah di Indonesia. Terlebih lagi saat pandemi seperti sekarang di mana ruang gerak kita jadi lebih terbatas. Plan International melakukan survei online kepada pekerja di bidang sanitasi dan kesehatan reproduksi dan anak-anak perempuan di 30 negara, 50 responden di antaranya dari Indonesia. 75% responden mengatakan bahwa pandemi COVID-19 bisa meningkatkan risiko kesehatan bagi perempuan yang menstruasi karena sumber daya yang mereka butuhkan (seperti air) dialihkan untuk kebutuhan lain.

Baca juga: Tantangan Dalam Menerapkan Sustainable Menstruation di Indonesia

Untuk mengubah keterbatasan ini, Plan Indonesia melalui proyek Water for Women (WfW), Women and Disability Inclusive and Nutrition Sensitive WASH Project (WINNER) berupaya dalam memastikan produk dan fasilitas MKM tersedia, terjangkau, dan inklusif, terutama di Provinsi NTT dan NTB. Selain itu, Plan Indonesia juga bekerja sama dengan Konsepsi, Transform, YSLPP, Lombok Disability Center, Yayasan Pijar Timur, dan Persani, proyek WINNER di NTT dan NTB.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment