makeup
11 Apr 2020
Apa yang Salah dari Postingan Viral #MugshotChallenge ?
Konten #MugshotChallenge yang viral ternyata menjadi isu yang sensitif di antara para feminis & korban KDRT.
Baru aja sore ini saya nonton IG Live nya Female Daily yang isinya battle makeup EXO & BTS antara Kristi dan Ochell. Pas ngobrol di comment section nya, ada yang bahas soal #mugshotchallenge dan ternyata banyak yang memandang challenge itu sebagai sesuatu yang negatif dan jadi isu sensitif.
Awalnya saya nggak tahu apa itu #mugshotchallenge karena seharian emang ga pegang hp, makanya saya diam saja dan nggak komentar apa-apa soal obrolan tadi. Sampai akhirnya pas beres nonton IG Live, saya baca direct message (dm) dari teman saya yang merupakan seorang feminis, Poppy Dihardjo. Pas banget, ternyata isi dari dm tersebut mengangkat konten viral #MugshotChallenge yang justru dirasa menyinggung teman-teman yang menjadi korban kekerasan.
#MugshotChallenge Bisa Mengembalikan Trauma
Pas saya cek hashtag dari challenge ini, ternyata memang banyak banget influencer ataupun beauty enthusiast yang mengunggah foto mugshot ini dengan makeup babak belur, seperti habis dipukulin. Jujur, sebagai salah satu orang yang pernah menjadi korban kekerasan, saya merasa nggak nyaman banget sama postingan ini. Walau memang kejadiannya sudah lama banget, tapi trauma itu masih tetap ada sih.
Padahal, kalau dipikir-pikir, mugshot itu kan nggak selalu harus ditampilkan dengan makeup yang kesannya babak belur. Rambut berantakan, bagian bawah mata rada gelap, lipstik smudge, atau maskara luntur, saya rasa bisa banget kok merepresentasikan #MugshotChallenge yang oke. Dan rasanya lebih tepat juga sih. Kalau menurut Poppy, “Mugshot itu bukan babak belurnya, tapi menonjolkan tampilan unflattering nya.” Dan dari ratusan foto yang saya lihat di #MugshotChallenge , saya baru berhasil nemu 1 yang posting challenge ini tanpa makeup babak belur.
Jadi, boleh nggak posting ini?
Kalau kalian tetap mau posting #MugshotChallenge ini boleh-boleh aja kok. Tapi harus dipikirkan juga kontennya. Walaupun cuma seru-seruan di tengah kebosanan kita karena disuruh diam di rumah, tapi coba pikirkan lagi efeknya buat orang yang mengalami KDRT atau hubungan yang abusive. Tunjukkan empati dan rasa menghargai kalian dengan menuliskan disclaimer: “TRIGGER WARNING, ini adalah hasil makeup buat bikin #mugshotchallenge,” atau pesan lainnya yang tidak menyinggung dan memang sesuai dengan challenge nya, yaitu for FUN.
Karena pas saya lihat di beberapa postingan, ada orang yang nulis caption kayak nggak mikir aja sih. “Oh, ini ya rasanya digebukin”, “Aku tuh kurang sabar apa? Digebukin masih sempet foto-foto”. Poppy juga bilang kalau sebenarnya dia nggak masalah sih kalau melihat postingan yang ada disclaimer nya, cuma yang jadi masalah adalah saat ada komentar yang nyerempet ke kekerasan, lalu ditanggapi dengan becandaan oleh yang posting foto. Dude, it’s not funny. Teman-teman perempuan kita ada yang benar-benar hidup dan mengalaminya, lho.
Lebay? Nggak sih. Menurut saya, apa yang saya tuliskan hanya menyuarakan perasaan teman-teman yang mengalami abusive relationship. Please show some respect and be more sensitive. Sayang aja sih sebenarnya, karena skill keren yang kalian punya, bisa banget dipakai buat challenge yang lebih uplifting dan nggak dark kayak gini. Seperti yang saya bilang tadi, foto-foto itu bisa mengembalikan trauma dalam diri, dan itu tuh rasanya nggak nyaman. Apalagi dengan masa isolasi di rumah gini, kasus KDRT juga menjadi semakin meningkat, lho.
IMHO, ada baiknya kita berpikir lebih panjang sih untuk ikut challenge seperti ini. Bukannya mau melarang kalian buat eksplorasi makeup sih, tapi masalahnya nggak semua orang bisa menerima konten yang dianggap lucu-lucuan ini. Jadi, make sure kalian menyajikan konten yang sesuai dan tidak menyinggung ya 🙂
Foto: Instagram @evatasia.m, @lawanpatriarki, @poppydihardjo