banner-detik

industry news

Dampak Coronavirus Terhadap Industri Kecantikan

seo-img-article

Belajar Tips Makeup Tahan Lama Bareng The Body Shop-3

Bukan cuma sektor kesehatan saja yang terpukul oleh pandemik COVID-19 ini, tapi industri kecantikan juga ikutan goyah.

Sebelum coronavirus ini menghantui dunia, bisa dibilang industri kecantikan adalah salah satu sektor yang paling sedikit terkena imbas perekonomian. Apalagi kalau dibandingkan dengan industri fashion, pertumbuhan industri kecantikan itu bisa dibilang cukup tinggi. Menurut data yang saya dapat dari Personal Care Products Council, industri kecantikan di Amerika sendiri telah menyumbang lebih dari $235 billion untuk GDP, dan mempekerjakan hampir 3,6 juta orang. Sayangnya, semenjak pandemik COVID-19 merebak di seluruh penjuru dunia, industri kecantikan, termasuk Indonesia pun merasakan dampak yang sangat signifikan.

Saat ini beberapa negara juga sudah mulai melakukan lockdown, melarang adanya acara dengan jumlah massa yang banyak, hingga melarang restoran, gyms, bar dan beberapa bisnis lainnya untuk membuka toko. Kalau di Indonesia sendiri, memang toko-toko masih belum diminta untuk tutup sih, tapi jam operasional mall sudah mulai dibatasi.

Kebutuhan akan membeli produk-produk kecantikan memang bisa dibilang adalah kebutuhan tersier. Sekarang di Indonesia sendiri, orang sudah lebih sibuk membeli Dettol antiseptik cair, Bayclin, hingga hand sanitizer. Makeup, skincare dan produk kecantikan lainnya pun menjadi terabaikan. Lalu, di tengah pandemik ini, bagaimana sih nasib industri kecantikan kita?

Beberapa toko tutup sementara

Beauty Beats by Sephora!-6

Hal yang semakin gencar disuarakan adalah melakukan social distancing. Nggak cuma di Indonesia, tapi negara-negara lain pun melakukan hal ini. Perusahaan kecantikan mulai melakukan safe guard action bagi para pegawai, customer dan juga partner bisnis mereka. Ada beberapa brands yang sudah menutup store untuk sementara karena alasan keselamatan. Kalau di Amerika sendiri, Nordstorm, Chanel, Sephora, Glossier, Anthropologie, dan masih banyak lainnya sudah menutup diri dari dunia luar. Sementara di Indonesia, so far saya belum mendapatkan informasi ada toko offline sebuah brand beauty yang tutup karena pandemi ini. Tapi memang, sudah banyak perusahaan yang memberlakukan WFH untuk pegawainya, seperti Unilever, The Body Shop, L’Oreal Group, Estee Lauder Company, dan juga banyak beauty brand lokal melakukan hal yang sama.

Pas ngobrol sama Lizzie Parra (Ichil), Founder BLP By Lizzie Parra, dia menceritakan kalau BLP sendiri membuat kebijakan WFH mulai dari hari Selasa kemarin. Sedangkan untuk operation team tetap diminta untuk masuk kantor seminggu tiga kali supaya bisa memenuhi kebutuhan orderan yang datang dari online store mereka. Selain itu BLP juga memberlakukan office zoning, di mana team yang bekerja di lantai bawah tidak boleh berkunjung ke lantai atas (begitu pula sebaliknya) atau lokasi yang bukan merupakan area kerjanya.

blp jogja

Ichil juga menceritakan kalau sejujurnya memang penjualan BLP terkena imbas yang cukup signifikan. “Orang pasti akan menghindari mall dan area ramai. Tapi sampai detik ini, offline store kami masih beroperasi seperti biasa dengan memberlakukan SOP baru. Mulai dari melarang customer memakai produk di wajah, hingga membersihkan brush setiap kali habis dipakai menggunakan disinfektan,” ujarnya. Tester bar di BLP juga sudah ditutup, dan semua beauty crew pakai card di dada yg isinya temperatur badan mereka.

Lain halnya dengan brand yang memiliki basis utama online store, seperti Carl & Claire dan Avoskin. Mereka memang merasakan adanya penurunan sales, tapi efeknya tidak begitu terasa karena mereka memang mengawali penjualannya via virtual store. Nouva, Co-Founder dari Carl & Claire menceritakan bahwa dari segi business memang terasa kontribusi offline to online menjadi lebih bergeser. “Yang tadinya penjualan online:offline adalah 50:50, sekarang jadi bisa 90:10!” serunya. Nouva juga menceritakan kalau traffic di mall memang semakin hari semakin sepi, jadi pastinya hal itu mempengaruhi offline store mereka. Hal serupa juga diceritakan oleh Erny Kurniawati, Associate Brand Officer dari Avoskin Beauty, bahwa untuk Avoskin sendiri so far nggak merasakan dampak apapun selain membatalkan semua event. Hal ini terjadi karena memang penjualan produk mereka 90% adalah online.

Event kecantikan ditunda

FD-Medan-X-Beauty-General-Instagram-whole-min

Imbas dari peraturan pemerintah untuk saling menjaga jarak dan #dirumahaja adalah pembatalan event-event beauty. Mulai dari launching event, sampai large scale beauty events. Ini menjadi salah satu hal yang harus Female Daily lakukan juga, yaitu menunda Medan x Beauty, signature event kami yang tadinya akan dilaksanakan di Medan untuk pertama kalinya. Hal ini juga dirasakan oleh negara lain, event besar seperti Cosmoprof Bolognia, Expowest 2020 dengan 3.500++ exhibitor dan perkiraan 86.000 pengunjung, 2020 NYC Supplier Day, hingga Fragrance Day ikut ditunda hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Ada beberapa event yang akhirnya benar-benar ditunda, tapi ada juga yang mengalihkannya menjadi virtual beauty event, sehingga para undangan tetap bisa menikmatinya di rumah masing-masing.

Makeup Artist sepi job

Seperti yang Poppy ceritakan soal banyaknya pernikahan yang ditunda karena coronavirus, maka secara otomatis banyak juga makeup artist yang kehilangan job nya. Kalau tanggal berubahnya pas dengan schedule makeup artist sih ya nggak jadi masalah. Tapi kalau ternyata nggak cocok, artinya pekerjaan tersebut menjadi hilang karena pandemi ini. Hal ini juga berlaku untuk hair stylist yang seringkali satu paket sama makeup artist yang digunakan.

10 Hal Paling Menyebalkan yang Dialami Makeup Artist 2

Selain itu, biasanya makeup artist cukup sering dipanggil oleh para sosialita untuk merias wajah mereka sebelum event. Atau bahkan ada juga loh orang yang setiap hari memakai jasa makeup artist karena dia tidak terbiasa merias wajahnya sendiri. Hal seperti ini juga pasti akan menjadi tantangan besar buat para makeup artist di Indonesia. Beberapa makeup artist di luar negeri bahkan harus rela kehilangan pekerjaan besar, seperti film, hingga brand campaign akibat virus ini.

Spa, salon & beauty clinic mengurangi interaksi

dampak corona

Hampir sama dengan apa yang dilakukan brand kecantikan, spa dan beauty clinic pun ada yang melakukan penutupan secara temporer. Sebagai contohnya, Jakarta Asthetic Clinic tutup sementara hingga tanggal 28 Maret. Tapi lain ceritanya dengan Maharis Clinic yang tetap beroperasi secara normal, tapi memperhatikan beragam aspek untuk menjaga keselamatan pasien dan staff nya. Mulai dari mengecek temperatur pasien, tidak mengizinkan adanya penambahan tindakan treatment secara mendadak, hingga membersihkan ruangan, furniture dan alat-alat treatment dengan disinfectant. Beberapa salon dan spa juga bisa dibilang merasakan imbasnya, karena makin banyak customer yang tidak ingin bagian tubuhnya disentuh sehingga akhirnya memilih untuk diam di rumah.

Muncul banyak servis menarik

Karena keterbatasan kita untuk bisa berinteraksi, maka akhirnya brand kecantikan pun mencari jalan keluarnya. Brand internasional seperti Estee Lauder, Jo Malone London, MAC, Clinique, hingga Shu Uemura memberikan layanan delivery service dari toko, yang udah disediakan oleh department store. MAC sendiri juga meniadakan makeup service di store nya untuk menghindari kontak langsung dengan customer. Beberapa luxury brand internasional lainnya juga memberlakukan hal serupa.

efek corona

Banyak juga promo free ongkir dari brand lokal seperti Avoskin dan BLP. Looke Cosmetics juga sekarang punya aplikasi yang bisa dipakai untuk swatch warna lipstik secara virtual, jadi kita nggak perlu repot nyobain langsung. Live chat juga banyak dilakukan oleh brand lokal untuk memenuhi kebutuhan kita saat mau konsultasi, seperti yang dilakukan Votre Peau dan Make Over. Jadi, buat kalian yang menjadikan beauty sebagai pelarian di tengah-tengah suasana mencekam, beberapa servis menarik dari brands yang ada di Indonesia ini bisa jadi pilihan 🙂

Huft, cukup sedih sih melihat ternyata dampak coronavirus terhadap industri kecantikan ini memang luas banget. Sekarang hal yang bisa kita lakukan adalah benar-benar menjaga kesehatan dengan lebih baik dan berdoa semoga pandemik ini segera berlalu, sehingga semua bisa perlahan kembali normal.

Slow Down

Please wait a moment to post another comment