beauty
12 Feb 2020
Mindful Skincare Bisa Bikin Kulit dan Dompetmu Membaik!
Bukan rahasia lagi kalau Korea Selatan adalah kiblat bagi sebagian skincare enthusiast, terutama dengan 10-steps skincare routine. Tapi sebenarnya, apakah kulit kita benar-benar butuh begitu banyak produk skincare untuk mencapai titik terbaiknya?
Pertanyaan ini dimulai saat saya merapikan rak skincare saya, berantakan dan dipenuhi produk yang tidak pernah saya gunakan lagi. Tidak semua skincare tersebut saya gunakan secara konsisten, bahkan kebanyakan hanya menjadi ‘photo props‘ yang tidak pernah saya pakai buat foto juga!
Sejak 2019, saya mulai mengurangi ‘hoarding‘ pembelian produk skincare setiap bulannya dengan menerapkan mindful skincare. Beruntungnya, kondisi kulit saya justru semakin membaik setelah saya berhenti mengikuti 10-step skincare routine dan menerapkan mindful skincare. Menurut saya pribadi, rutinitas 10-step skincare itu memakan waktu dan justru membuat saya malas menggunakan skincare. It is not a self-care when you feel it like a self-burden, is it?
Baca juga: Penting: Ingredient Skincare yang Nggak Bisa Dipakai Barengan
Ternyata saya tidak sendiri, salah satunya setelah membaca cerita Kak Anya menghentikan penggunaan hydrating toner selama 2 bulan. Saya percaya bahwa kulit telah diciptakan sedemikian rupa untuk memiliki pertahanan dari pengaruh internal dan eksternal. Memang sih, skincare dibutuhkan sebagai tools yang seharusnya kita gunakan sesuai kebutuhan, tapi ada satu hal yang perlu kita ingat: skincare diciptakan oleh perseorangan atau perusahaan yang profit oriented. Semakin banyak produk yang mereka buat, semakin besar juga marketing strategy yang akan dikeluarkan, dan semakin banyak produk yang ‘dianggap‘ diperlukan oleh kamu. Hasilnya? Kita semakin ingin membeli produk ini itu tanpa memikirkan apakah kita benar-benar butuh! Coba deh simak video dari Liah Yoo berikut ini.
Saya sendiri masih melihat banyak brand yang memaksa penggunaan 10-step skincare routine demi mendapatkan kulit yang sehat dan glowing. Padahal sih, menggunakan skincare berlapis-lapis belum tentu akan membuat kondisi kulit membaik. Kembali lagi, setiap brand tentunya memiliki tim marketing yang berusaha membuat konsumen untuk terus menerus membeli produknya dan mendapatkan keuntungan tanpa memikirkan efek lainnya.
Baca juga: Kamu Team Skincare Minimalis atau Berlapis-Lapis?
Memang tidak ada aturan main dalam mindful skincare itu sendiri. Menurut saya pribadi, memang sesungguhnya tahapan skincare yang kita butuhkan adalah: cleanse – moisturize – protect. Selanjutnya barulah kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu. Misalnya kamu setiap hari menggunakan waterproof makeup atau foundation, berarti kamu membutuhkan makeup remover atau oil cleanser. Kamu juga bisa menambahkan serum jika kamu memiliki permasalahan kulit. Selain kamu akan lebih mengerti kebutuhan kulitmu, tentunya kamu akan lebih bijak dalam masalah keuangan. Mengikuti cara seperti ini, saya hanya membeli skincare 6 bulan sekali dan tentunya saya bisa menjajal brand skincare yang selama ini hanya menjadi angan-angan saya seperti Drunk Elephant karena saya berhasil menyisihkan uang setiap bulannya.
Mungkin terdengar sepele, tapi mindful skincare ini justru membuat saya lebih relaks dan menikmati setiap rutinitas penggunaan skincare. Nggak ada lagi terburu-buru di pagi hari untuk menggunakan skincare ini itu, ya saya hanya menggunakan apa yang saya butuhkan hari itu. Kalau saya lagi malas, ya skip sekali dua kali nggak masalah, apalagi di akhir pekan yang cuma dihabiskan dengan membersihkan rumah dan nonton drama Korea!
Semoga dengan adanya istilah mindful skincare ini, kalian bisa lebih bijak dalam hal menggunakan produk dan tentunya manajemen keuangan ya. Nggak cuma itu, termasuk juga menghentikan kebiasaan hoarding skincare yang berimbas pada lingkungan.
Coba deh dihitung, berapa jumlah skincare yang ada di meja rias atau rak skincare kalian, dan mau diapakan tas belanja, kemasan pembungkus, hingga botol kosongnya nanti? Good luck ya! Semoga artikel ini membantumu untuk mulai bertanggung jawab dengan barang-barang yang kamu beli.
Foto: Freepik.com