Filler wajah jika dilakukan sembarangan bisa menyebabkan kebutaan.
Filler adalah salah satu prosedur kecantikan yang banyak ditemukan di mana-mana saat ini. Tapi berhubung banyak peminatnya, nggak sedikit juga praktik filler ‘gadungan’ yang menjamur demi memperoleh keuntungan. Kalau kamu coba lihat prosedurnya, memang kelihatannya gampang pengerjaannya. Tinggal suntik aja di beberapa titik dan hasilnya pun langsung jadi. Tapi sayang, sedikit yang tahu kalau pengerjaan filler secara sembarangan dapat mengakibatkan kebutaan.
Sumber Foto: La Belle Vie
Baca juga: Ingin Filler? Kenali FOS (Facial Overfilled Syndrome) Dulu!
Kejadian filler yang mengakibatkan buta ini pernah dialami seorang perempuan berumur 30 tahun di Makassar. Perempuan ini awalnya berencana melakukan filler untuk memancungkan hidungnya. Tapi sayang, filler yang tadinya ingin buat hidungnya mancung malah mengakibatkan perempuan ini mengalami kebutaan di mata sebelah kiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of the American Society of Plastic Surgeons juga menyatakan bahwa ada sekitar 9 kasus perempuan di Korea yang mengalami kebutaan setelah melakukan filler injeksi hyaluronic acid.
Salah satu alasan filler bisa menyebabkan kebutaan adalah materi yang diinjeksi untuk filler masuk ke dalam pembuluh darah dan mengakibatkan penyumbatan. Kalau hal itu terjadi, akibatnya bisa fatal. Karena tersumbat, oksigen dan nutrisi yang seharusnya mengalir di pembuluh darah juga jadi terhambat. Jadi, pengaruhnya bisa bermacam-macam. Kalau penyumbatan yang terjadi ada di daerah kulit, maka bisa terbentuk scar atau bekas luka. Nah, kalau salah satu pembuluh darah yang menuju ke mata yang tersumbat, bisa menyebabkan kebutaan.
Sumber Foto: Meetings.Ami.Org
Gambar anatomi pembuluh darah di atas menunjukkan banyaknya pembuluh darah yang terletak di wajah. Beberapa area bahkan lebih rentan dibandingkan dengan area lainnya. Bagian-bagian yang paling rentan biasanya penyuntikan di area dekat alis dan daerah dekat hidung. Khusus untuk di bagian-bagian ini, beberapa dokter menganjurkan melakukan botox dibandingkan dengan filler.
Memang sih, kasus ini sangat jarang terjadi. Menurut American Society of Plastic Surgeons, dari 2.6 juta orang yang melakukan filler selama setahun, yang mengalami kebutaan bisa dihitung dengan jari. Tapi, ini tetap sesuatu yang perlu kita ketahui dan sadari!
Baca juga: Botox Vs Filler: Mana yang Cocok Buatmu?
Pertama, tentunya kamu harus memastikan bahwa tempat kamu melakukan prosedur filler benar-benar terpercaya, dan merupakan seorang DOKTER. Akhir-akhir ini banyak ‘dokter gadungan’ berkeliaran, menawarkan perawatan filler yang lebih murah dibandingkan dengan para dokter asli. Tapi, ingat dengan anatomi pembuluh darah di wajah kita tadi. Akan sangat berbahaya kalau prosedur filler dilakukan oleh orang sembarangan yang tidak mengerti tentang anatomi tubuh.
Kedua, kalau setelah kamu melakukan prosedur filler, kamu merasakan sakit yang menusuk, kulit jadi berwarna keunguan, atau timbul bercak-bercak merah keunguan seperti memar, segera hubungi doktermu agar segera ditangani.
Ketiga, seperti yang sudah dibahas di atas, konsultasikan ke dokter bagian-bagian mana dari wajah kita yang perlu dibotox, bagian mana yang perlu di filler. Don’t act like we know everything! Balik lagi, kondisi kulit dan wajah setiap orang berbeda-beda. So, trust the experts!
Intinya, setiap prosedur medis – termasuk filler, semua punya risiko-nya masing-masing. Jadi sebelum melakukan prosedur filler, make sure you did a thorough background and portofolio check mengenai klinik dan dokter yang kamu pilih. Konsultasikan kepada dokter tentang efek samping yang mungkin terjadi, dan treatment mana yang paling cocok buat diri kita.
Jadi, masih tertarik untuk coba filler yang murah atau sembarangan?