banner-detik

beauty clinic dermatologist

Ingin Filler? Kenali FOS (Facial Overfilled Syndrome) Dulu!

seo-img-article

Nggak cuma botox yang punya efek samping, terlalu banyak melakukan dermal filler juga dapat menyebabkan FOS (Facial Overfilled Syndrome)! Mau tau apa itu FOS? Simak artikel ini ya!

Siapa sih yang nggak tau filler? Filler adalah salah satu perawatan yang masih booming hingga saat ini, menempati posisi kedua perawatan terfavorit setelah botox.  Gimana nggak jadi favorit, sekarang tampilan wajah bisa berubah seketika tanpa harus melakukan operasi.  Hanya dalam hitungan menit kantong mata menghilang, garis senyum makin pudar, dagu dan hidung juga jadi lebih lancip dan mancung! Siapa yang nggak mau?

138197_penjelasan-mengenai-perawatan-ultherapy-dari-dr-olivia-ong-kepada-stylo-gridid

Nah, tapi seperti operasi bedah plastik dan treatment botox, filler juga bisa menimbulkan kecanduan.  dr. Olivia Ong, founder dari Jakarta Aesthetic Clinic sekaligus aesthetic & anti-aging doctor menyatakan, “Penyuntikan filler dapat menimbulkan efek ketagihan yang akan membawa mereka ingin memenuhi standar kecantikannya tertentu tapi lepas dari keunikannya masing-masing.  Bahkan kebablasan dalam mencari kesempurnaan sampai wajahnya mulai terlihat kepenuhan atau aneh, yang dikenal dengan sebutan Facial Overfilled Syndrome (FOS)”.

Baca juga: Kantung Mata? Hilang seketika dengan Filler! 

Apa itu FOS? Well, sebelum memahami yang namanya FOS atau disebut juga ‘Pillow Face’, pertama-tama kita perlu tau dulu kalau lapisan kulit kita ini adalah struktur 4 dimensi nyang terdiri dari beberapa lapisan.  Setiap lapisan butuh perawatan masing-masing dan butuh treatment lebih dari sekedar filler saja kalau tetap ingin menjaga tampilan awet muda.  Sayangnya, ternyata banyak calon pasien yang seringkali kurang research terlebih lanjut sebelum melakukan treatment.  Banyak pasien klinik estetika yang  punya permintaannya sendiri-sendiri terhadap treatment yang akan dilakukan, dengan pemahaman bahwa wajahnya cuma punya 2 dimensi yang cukup dirawat hanya dengan filler.

blog2

“Dengan pandangan dua dimensi ini pasien berkeliling klinik estetika memenuhi keinginan mereka sendiri, mencari dokter yang mampu menghilangkan garis dan cekungan yang ada dengan filler, terus merasa kurang, nggak sadar kalau mukanya mulai melebar dan dan pipinya jadi semakin tinggi yang nggak wajar,” ujar dr. Olivia Ong.

Hal ini penting untuk diperhatikan siapapun yang mau menjalakan filler, atau bahkan yang mungkin sudah melakukan treatment filler, tapi nggak sadar bahwa dirinya terkena FOS! Jadi, gimana sih ciri-ciri orang yang terkena FOS?

Ilustrasi FOS [2] copy

Pertama-tama gejala FOS jarang bisa terdeteksi jika pasien berada dalam posisi wajah netral atau sedang diam.  FOS akan lebih bisa terdeteksi ketika pasien berada dalam posisi tersenyum atau tertawa.  Pada mereka yang umurnya lebih muda, akan terjadi ‘Chipmunk Cheeks’, atau pipi yang terlalu menonjol.  Sedangkan pada mereka yang umurnya lebih tua, FOS dapat dideteksi dengan ‘Sunset Eyes’, atau mata yang  semakin mengecil bahkan cenderung layu.  Nggak cuma di pipi dan mata, FOS sering terjadi di hidung (avatar nose), dagu (witch chin/pharaoh’s chin), dahi (flowerhorn forehead), bahkan sampai di bibir (duck lips/sausage lips).

Gejala FOS sudah banyak dialami, bahkan pada selebriti level Hollywood sekalipun.  FOS dapat dikembalikan perlahan-lahan ke bentuk yang semula, jika filler yang disuntikkan sebelumnya berbahan dasar asam hialuronat.  Tapi, ada beberapa FOS yang hanya bisa dipulihkan dengan jalan operasi.

fillerUntuk mencegah FOS tentunya kamu harus betul-betul melakukan research terhadap dokter estetika mana yang ingin kamu kunjungi.  Pastikan bahwa kamu akan ditangani oleh dokter yang tepat, yang bisa kamu lihat dari apa saja pengalamannya, latar belakang pendidikannya, perhatikan juga wajah-wajah hasil dari pasien lamanya. Ini penting! Jangan mudah juga terbuai dengan iming-iming “treatment herbal” karena belum tentu yang herbal juga lebih baik.  Karena saat ini, dokter yang melakukan filler dengan iming-iming “herbal” sudah mulai menjamur.

Baca juga : Botox Vs Filler: Mana yang Cocok Buatmu?

Yang terakhir, bersabarlah. Kalau kamu merasa dalam sekali filler hasilnya belum terlalu terlihat, jangan langsung buru-buru melakukan filler lagi.  Karena seringkali, hasil dermal filler baru akan terlihat lebih bagus seiring berjalannya waktu.  A little goes a long way.  Jangan melakukan filler karena kamu ingin memenuhi standar kecantikan tertentu, tapi jadilah versi dirimu yang lebih baik.  Kita semua diciptakan dengan keunikan wajah masing-masing, jangan sampai keunikan itu hilang ya karena kita nggak PD sama diri sendiri!

Well, itu dia mengenai FOS.  Gimana? Semoga kita semakin berhati-hati kalau menjalankan perawatan, ya!

Slow Down

Please wait a moment to post another comment