ic-fd

Ngobrolin Tentang Skincare Muslim Friendly Bareng Kinanti Ambar

beautiful people
author

saraccil・04 Sep 2019

detail-thumb

As a skincare enthusiast, saya suka cari referensi tentang produk-produk skincare dari ulasan atau review. Selain dari halaman Reviews Female Daily, saya juga sering cari inspirasi tentang skincare dari review yang ditulis oleh beauty influencer atau beauty blogger.

Salah satu sosok beauty blogger yang review-nya acap saya jadikan referensi sebelum coba produk skincare baru adalah Mbak Kinanti Ambar. Nggak cuma review produk, wanita yang akrab disapa Kinan ini juga aktif sharing ilmu-ilmu tentang skincare, mulai dari yang basic sampai intermediate. Buat newbie yang masih bingung soal skincare routine dan istilah-istilah dalam dunia skincare, bisa banget contek ilmunya dari akun Instagram @kinans.review dan blog kinansreview.com untuk indepth review dari skincare yang ingin dicoba.

KINAN'S REVIEW - SKINCARE MUSLIM FRIENDLY 2

Baca juga: Alasan Saya Lebih Suka Beauty Vlogger Indonesia dibanding Luar Negeri

Sebagai salah satu followers-nya, saya excited banget karena baru-baru ini berkesempatan untuk “ngobrol online” dengan beauty influencer yang berdomisili di Pangkal Pinang ini. Mbak Kinan sangat concern dengan skincare yang Muslim friendly dan sering pula me-review produk skincare lokal.  Gimana sih pandangan Mbak Kinan tentang skincare yang Muslim firendly dan apa pendapatnya tentang skincare lokal? Simak perbincangan seru kita di berikut ini, ya!

Sejak kapan, sih mulai tertarik dengan dunia skincare dan mulai aktif menulis review di Instagram dan Blog?

“Sebenarnya aku sudah tertarik dengan skincare sejak lama. Sejak SMP atau SMA aku sudah senang coba skincare dan makeup Ibuku. Tapi karena dulu belum punya uang sendiri untuk beli skincare, aku jadi nggak bisa banyak bereksperimen. Review di Instagram sendiri sudah mulai sejak tahun 2016 dan blog sejak tahun 2018 lalu.”

NGOBROLIN TENTANG SKINCARE MUSLIM FRIENDLY - 2

Gimana sih cerita lika-likunya sampai bisa jadi beauty influencer seperti sekarang?

“Sebenarnya aku merasa kurang pas kalau disebut sebagai beauty influencer, karena beauty influencer itu kesannya wow banget gitu ya, hehe. Aku lebih suka disebut sebagai skincare enthusiast atau skincare blogger. Aku hanyalah seorang ibu yang suka nyobain skincare dan menulis. Qadarullah, tulisanku dibaca oleh orang banyak.

Pengalaman paling berkesan, selama jadi skincare blogger adalah bisa kerja sama bareng beberapa brand dan online shop besar yang dulunya aku adalah konsumen mereka. Alhamdulillah sekarang mereka percayakan untuk bisa kerja sama bareng!

Selama menulis review, Mba Kinan punya komitmen untuk nggak menampilkan wajah di media sosial, padahal nggak jarang followers mengharapkan adanya bukti berupa foto before-after, misalnya, dalam pemakaian produk skincare. Lalu gimana caranya dalam membangun kredibilitas dan personal branding sebagai skincare blogger?

“Terkait kredibilitas, jawabannya simpel: cukup jadi orang yang jujur aja. Kita harus menginfokan sebenar-benarnya soal pengalaman kita dengan produk yang sedang kita review. Kalau cocok, ya cocok. Kalau enggak cocok, ya harus bilang nggak cocok. 

Durasi dan frekuensi pemakaian produk skincare juga harus diinfokan ke para readers, berapa lama aku cobain skincare ini. Pokoknya, usahakan untuk mengulas sedetail mungkin. Jadi, walaupun mereka nggak bisa lihat wajahku tapi mereka bisa dapat gambaran lengkap soal produk dan bagaimana proses pemakaian serta hasil yang aku rasakan.

Aku percaya, kalau segala sesuatu yang kita bangun di atas kejujuran itu akan sampai ke dalam hati para pembaca. Walaupun ada beberapa orang yang nggak percaya, tapi ya sudah. Toh bukannya kita memang nggak bisa memaksakan pandangan hidup kita dan nggak bisa juga memuaskan semua orang, kan?”

NGOBROLIN TENTANG SKINCARE MUSLIM FRIENDLY - 3

Apa aja sih, yang jadi pertimbangan dalam bekerjasama dengan brand untuk review produk dan bentuk kerjasama lainnya?

“Yang pertama aku tanyakan pastinya adalah soal ingredients, apakah ada ingredients yang mengandung unsur hewani. Kalo ada, hewan apa yang digunakan oleh brand tersebut? Selain itu aku pasti minta product knowledge yang ingin di-review seperti apa klaim dari brand untuk manfaat dari produk tersebut, apakah sudah produknya sudah mendapat izin dari BPOM, dan lainnya. Kalau produknya menarik, baru aku memutuskan untuk bekerja sama dengan brand tersebut.

Kepada brand pun aku infokan kalau syarat untuk bekerja sama denganku salah satunya adalah, aku nggak bisa untuk menunjukkan foto before-after karena alasannya yang aku sebutkan tadi. Alhamdulillah sampai sekarang belum ada brand yang mempermasalahkan keputusan tersebut. Mungkin ada yang memang ingin akunya tampil untuk mempromosikan produk mereka. Tapi sepertinya diawal mereka sudah “mengeliminasi” aku sebagai reviewer yang nggak masuk kualifikasi untuk bekerja sama dengan mereka.”

Dalam menggunakan skincare, tentunya halal adalah aspek yang harus diperhatikan oleh teman-teman Muslim, tapi masih banyak brand yang belum jelas kehalalannya. Gimana sih, tips dalam menghadapi keragu-raguan untuk mencoba skincare untuk Muslim?

“Menurutku, ilmu adalah intinya. Dulu sebelum aku belajar lebih dalam tentang Islam, aku selalu ragu untuk pakai skincare. Maunya yang udah ada label halal MUI-nya aja. Tapi setelah mempelajari sedikit demi sedikit dan lebih mendalam tentang Islam, ternyata Islam memang tidak menyulitkan.

 Baca juga: Semua Hal yang Perlu Diketahui Tentang Produk Halal

Alkohol masih boleh dipakai diluar tubuh. Bahkan alkohol yang banyak orang pikir adalah khamr (minuman keras) seperti wine, sake, dan lain-lain, tetap boleh kita pakai untuk luar tubuh karena khamr memang haram tapi tidak najis. Tentu saja hukumnya haram kalau diminum, ya.”

NGOBROLIN TENTANG SKINCARE MUSLIM FRIENDLY

Ternyata selain halal, suci juga merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam penggunaan skincare, ya?

“Untuk konsumsi luar tubuh, yang benar-benar harus diperhatikan adalah terkait najis atau tidaknya. Yang haram belum tentu najis. Sementara, untuk kandungan babi, selain haram juga termasuk najis. Makanya, ingredients yang mengandung babi memang harus benar-benar dihindari oleh teman-teman Muslim.

Setelah banyak konsultasi dengan Ustadz yang kompeten dan juga teman-teman, akhirnya aku tahu bahwa skincare yang belum ada label halalnya belum tentu tidak halal. Boleh kita pakai selama kaidah-kaidah tadi terpenuhi. 

Dari hasil ngobrol bareng teman-teman yang berkecimpung dalam dunia skincare pun, aku dapat penjelasan bahwa alkohol yang dipakai dalam skincare itu belum tentu berasal dari industri khamr. Wine misalnya, yang sebenarnya adalah fermentasi anggur. Yang melakukan fermentasi ya si produsen skincare-nya. Skincare hasil fermentasi ada karena partikelnya jadi lebih kecil dan harusnya lebih gampang diserap oleh kulit. Terus kenapa pakai nama wine? Karena banyak orang mengenal fermentasi anggur dengan istilahnya wine.

Ahh, sebenarnya menarik sih pembahasan halal-haram-najis ini. Kalau dibahas bisa panjang banget, hehe. Menurutku, kita memang harus lebih banyak belajar soal skincare dan hukum fiqih supaya bisa lebih bijaksana dalam menilai produk ini Muslim friendly atau tidak.”

Akhir-akhir ini banyak banget brand skincare lokal baru bermunculan, menurut Mba Kinan gimana forecasting untuk brand-brand lokal di kancah beauty kedepannya?

“Yang pasti untuk kedepannya local brand akan makin berjaya, insyaa Allah. Karena aku sebagai beauty enthusiast yang udah pernah coba memang merasakan sendiri kalau kualitasnya nggak kalah dengan produk luar negeri.”

Skincare Lokal-3

Nah, aku menantang Mba Kinan untuk sebutkan tiga produk skincare lokal terfavorit atau andalan Mba Kinan. 

“Envygreen Hydrating Treatment Toner Essence, Airinderm Advance Brightener Essence, dan Hedtutu Aloe Calming Toner. Ini semua brand lokal yang keren dan cocok banget di kulitku!”

ENVYGREEN INTENSE HYDRATING TONER ESSENCE

AIRNDER, BRIGHTENER ESSENCE

HEDTUTU ALOE CALMING FACE TONER

Adakah pesan untuk para beauty atau skincare enthusiast di luar sana?

“Belilah skincare atau makeup sesuai kebutuhan. Jangan lapar mata atau gampang “keracun”. “Keracun” boleh (aku juga sering, sih) tapi jangan sampai kita jadi hoarder, karena semua yang kita miliki ada hisabnya, termasuk beauty products. Coba terapkan metode 1 empty 1 newbie, insyaa Allaah lebih nyaman di kantong dan hisab.”

 

Wah, bincang-bincang bareng Mba Kinan seru banget ya? Sangat menambah sudut pandang baru terkait penggunaan skincare yang baik, khususnya menurut syariah Islam. Soal halal atau nggak halal memang selalu jadi topik hangat di kalangan Muslim skincare enthusiasts Indonesia. Kalau mau tahu lebih banyak tentang produk-produk skincare yang Muslim friendly dan review skincare yang jujur dan kredibel, bisa cek langsung Instagram @kinans.review dan kunjungi blog-nya.