Membahas koneksi antara industri kecantikan dan green living nggak ada matinya. Topik ini lagi hangat-hangatnya jadi perhatian di seluruh dunia, alasannya terutama karena minat konsumen pada segala hal yang berhubungan dengan kecantikan makin meroket beberapa tahun terakhir ini. Sunscreen adalah salah satu produk yang juga kena imbasnya.
Teori ekonomi standar, kalau minat nambah, permintaan ikut meningkat, yang bikin produksi barang juga membengkak. Beberapa perusahaan kecantikan mulai sadar akan hal tersebut dan nggak sedikit beauty enthusiasts yang ikut beralih mencoba green beauty.
Baca juga: Selain Green Beauty, Pernah Dengar Blue Beauty?
Mengedukasi diri atas green beauty dan menerapkannya ke kehidupan sehari-hari memang nggak gampang. Salah satu hal penting yang perlu disadari adalah bukan hanya packaging produk kecantikan yang bisa jadi limbah, tapi kandungan produk dalam suatu produk kecantikan juga bisa jadi masalah untuk kelestarian lingkungan hidup.
Salah satunya, sunscreen! Sebagai beauty junky, tentu kamu sudah pernah dengar atau bahkan coba yang namanya chemical sunscreen dan mineral sunscreen, kan? Ternyata oh ternyata, dari kedua jenis tersebut, terselip kandungan tertentu yang kurang ramah lingkungan di dalamnya! Kandungan apa dan dari jenis sunscreen yang mana kah ia berasal? Penasaran? Baca terus artikel ini!
Apa sih bedanya mineral dan chemical sunscreen? Pertama, perbedaannya ada di cara kerjanya: mineral sunscreen melindungi kulit dengan memantulkan sinar UV sedangkan chemical sunscreen bekerja dengan menyerap sinar UV.
Kedua, jenis sunscreen tersebut punya dua tekstur yang berbeda. Mineral sunscreen lebih kental, lebih berminyak dan cenderung sulit dibaur karena akan meninggalkan white cast atau warna keputihan pada kulit. Kurang oke ya, untuk dipakai kalau pengen selfie-selfie di pantai? Kalau chemical sunscreen lebih ringan di kulit, cepat menyerap, dan nggak buat warna muka jadi berubah. Karena kelebihannya itu, maka para perusahaan kecantikan lebih suka pakai chemical sunscreen di produk-produk mereka. Let’s face it, siapa juga yang mau beli produk yang kurang nyaman atau nggak terlihat cantik di kulit?
Baca juga: 3 Sunscreen Nggak Lengket untuk Kulit Kombinasi
Now let’s discuss about the ingredients! Mineral sunscreen memiliki kandungan aktif seperti zinc oxide, yang berasal dari mineral dan titanium dioxide, unsur kimia yang aman digunakan untuk berbagai kebutuhan manusia. Kedua kandungan tersebut, zinc atau seng dan titanium, melewati proses oksidasi untuk dibentuk jadi bubuk putih yang memiliki kekuatan melapisi permukaan dari sinar UV. Kandungan aktif dalam mineral sunscreen ini sudah teruji aman untuk kulit.
Sedangkan chemical sunscreen memiliki kandungan oxybenzone dan octinoxate. Kedua kandungan ini yang dikhawatirkan oleh para ahli memiliki kekuatan untuk merusak terumbu karang. *Shocked emojis* Dalam penelitian yang diprakarsai oleh C. A. Downs tahun 2015 menunjukkan bahwa warna karang memudar dan mati setelah pengaplikasian oxybenzone. Skalanya cukup mengkhawatirkan. Cuma butuh satu tetes oxybenzone untuk merusak terumbu karang dalam jangkauan seluas 325m!
Seperti yang kita sudah tahu, terumbu karang tidak hanya cantik dipandang, tapi juga memiliki tugas besar dalam ekosistem. Terumbu karang berjasa dalam melindungi pesisir laut, menghindari erosi dan kebanjiran, serta pusat nutrisi dan tempat tinggal bagi para binatang laut. Duh, kebayang nggak sih, kalau terumbu karang banyak yang rusak dan mati cuma karena kita kurang bijak dalam memilih produk kecantikan? 🙁
Baca juga: Review Krave Beauty Beet The Sun SPF 47 PA+++
Lalu, bagaimana kalau kita pakai chemical sunscreen untuk berenang di kolam renang di tengah kota? Kan nggak dekat-dekat terumbu karang? Well, para ahli menyatakan bahwa produk kimiawi dari chemical sunscreen amat sulit untuk terdekomposisi atau hancur secara natural. So, kandungan berbahaya tersebut tetap akan jadi limbah yang mengalir ke selokan, sungai, hingga ke laut. Wah!
Agar terumbu karang tetap terlindungi, menghentikan penggunaan chemical sunscreen saja tidak cukup. Para ahli menyarankan agar produk dengan kandungan tersebut sebaiknya dihilangkan dari peredaran. Oh, no! Well, walau belum bisa seekstrim itu, nggak ada salahnya kita mulai tunjukkan kepedulian pada bumi dengan nggak hanya mengurangi plastik dari packaging kecantikan tapi juga dengan kritis, cek dulu kandungan produk kecantikan sebelum membeli atau menggunakan, dan hindari penggunaan produk yang memiliki kandungan berbahaya untuk lingkungan.
Apa pendapat kamu tentang hal ini? Boleh langsung share di bawah, ya.