Pijat memang jadi salah satu cara membuat tubuh dan pikiran lebih rileks. Tapi, sebenarnya ada “aturan”nya, nggak bisa sembarangan. Apa ya?
Everybody loves massage, right? Apalagi saat liburan begini! Pijat dapat jadi “me-time” yang menyenangkan setelah perjalanan mudik yang melelahkan atau bersih-bersih rumah karena asisten mudik. Bahkan, nggak musim liburan saja saya pasti body massage di salon, panggil terapis ke rumah, atau main ke tempat reflexology, paling sedikit sebulan sekali. Siapa yang seperti saya?
Baca juga: Menikmati Couple Spa di Mandarin Oriental Hotel
Pijat memang mampu melenturkan otot-0tot yang tegang, meredakan letih, bikin kita lebih nyaman dan rileks. Satu jam saja terasa sangat berarti jika dilakukan di tengah kesibukan dan kepenatan, apalagi kalau kamu tinggal di kota besar yang segalanya bergerak cepat. Tapi, apa sih yang nggak boleh dilakukan sebelum, saat, dan setelah pijat? Simak beberapa hal berikut ini!
Ada beberapa kondisi kesehatan yang nggak disarankan untuk melakukan pijat, misalnya sedang demam, flu, punya gangguan kulit, hipertensi, hernia, osteoporosis, dan varises. Kalau kamu tetap ingin melakukannya, sebaiknya kamu konsultasi ke dokter dulu ya!
Stimulasi yang fokus pada area kaki ini memang sangat menyenangkan. Tapi ada lho, yang nggak boleh melakukannya. Siapa?
Perempuan yang sedang hamil sebaiknya nggak melakukan refleksi, apalagi di trimester pertama, karena tekanannya dapat memicu kontraksi. Lebih baik coba pijatan ringan di spa khusus ibu hamil saja ya!
Ketika kaki sedang luka, cedera, atau punya penyakit asam urat, hindari dulu pijat refleksi karena bisa memperparah kondisnya.
Kalau kamu punya masalah kesehatan seputar pembekuan darah, pijat ini juga sebaiknya dihindari ya, supaya peredaran darah nggak terhambat atau ada gumpalan.
Secara medis, pijatan di area perut nggak dianjurkan. Apalagi kalau kamu sedang menstruasi. Tubuh memang pasti jadi lebih pegal menjelang atau saat menstruasi, dan pijat bisa meredakannya, tapi sebaiknya jangan menyentuh area perut untuk mencegah hal-hal yang nggak diinginkan. Kalau kamu ingin meredakan kram di perut, coba kompres perut menggunakan botol berisi air hangat.
Baca juga: Pilihan Profesi di Dunia Beauty: Massage Therapist
Boleh, kok. Apalagi biasanya saat pijat tubuh jadi lengket karena pakai massage oil. Tapi, sebaiknya gunakan air hangat, atau tunggu sampai 30 menit setelahnya biar tubuh “nggak kaget”. Kalau kamu sedang kurang sehat, setelah mandi bisa langsung mengaplikasikan minyak kayu putih ke tubuh.
Jarak antara makan dan pijat usahakan nggak terlalu dekat. Misalnya, ada jeda sekitar 1 jam. Kalau setelah makan langsung pijat, tubuh dikhawatirkan nggak maksimal dalam mencerna makanan dan bikin kamu mual karena setelah makan, metabolisme tubuh sedang aktif sekali. Tapi usahakan juga nggak pijat dalam kondisi lapar ya!
Banyak orang menganggap bahwa pijat yang sukses adalah yang terasa sakit. Padahal nggak begitu, lho. Kalau ada bagian tubuh yang terasa sakit saat dipijat, artinya area tersebut memang sedang letih, otot yang terlalu banyak bergerak, atau sering jadi pusat tumpuan. Sebaiknya pemijatan jangan terlalu lama di area yang sakit ya!
Kalau sepanjang pemijatan tubuhmu nggak terasa sakit, malah nyaman, dan kamu terlelap, itu bisa jadi salah satu tanda tubuhmu sehat atau sedang baik-baik saja, cuma sedang kelelahan.
Minyak natural seperti minyak zaitun, minyak kelapa murni, minyak almond, atau minyak jojoba akan lebih bermanfaat untuk kulit dibandingkan minyak sintetis.
Yuk, sempatkan pijat secara rutin (sebulan sekali atau dua kali) biar tubuh dan pikiranmu lebih nyaman dan tetap semangat melakukan berbagai kegiatan!
Foto: Preepik