backstage beauty
16 Apr 2018
FD Insight: Indie Brand Lokal Butuh Toko Offline?
Ternyata, mass brand masih jadi brand lokal berjaya di mata perempuan Indonesia. Brand apa aja? Simak di sini!
Beberapa waktu lalu, saya melalukan polling di Instagram FD, dengan pertanyaan “Apa top of mind brand lokal versi kamu?”
Tujuannya, simpel aja. Brand lokal dengan jam terbang yang lama, atau marketing canggih brand indie sih, yang lebih nempel di kepala beauty enthusiasts?
Lebih dari 1000 FD-ers memberikan jawaban mereka. Setelah mengeliminasi jawaban yang kurang tepat, dan menyaring brand paling pertama dari jawaban yang berisi lebih dari satu brand, berikut hasilnya:
Ada brand favorit kamu? Yang bisa saya simpulkan di sini adalah top 3 band dengan suara terbanyak adalah mass brand dengan harga terjangkau. Top 3 brand terpilih, Wardah, Make Over dan Purbasari, juga bisa didapat secara offline di hampir seluruh Indonesia.
Sudah setahun berlalu sejak kami menulis artikel FD Insight tentang produk complexion lokal, dan ternyata nama-nama lawas memang masih berjaya.
Kombinasi harga yang terjangkau dan mudah didapat ternyata masih membuat brand-brand ini menjadi pilihan. Apalagi, pembaca FD memang banyak berasal dari kalangan anak muda. So, budget friendly factor jadi kunci penting brand-brand bisa menggaet pasar yang lebih besar. Dalam hal ini, anak-anak muda/ remaja.
Gimana dengan dua indie brand, BLP dan Rollover Reaction? First of all, rasanya dua brand ini memang bisa diprediksi sebagai dua brand lokal indie yang paling punya cult followings, dengan image millennials yang kuat dan pilihan produk yang berkualitas. Kuat dengan produk pertama mereka, BLP dan Rollover Reaction nggak stuck di trend liquid lipstick dan merilis produk lain dengan kualitas yang tetap konsisten.
1. Banyak FD-ers yang menganggap Pixy dan Focallure adalah brand lokal. Pixy adalah brand Jepang (di bawah grup Mandom), sedangkan Focallure adalah produksi Cina.
2. Banyak pemilih Viva hanya memakai produk skincare-nya saja, seperti cleansing milk dan toner. Hebatnya, nama lawas brand ini membuat Viva masih menjadi brand yang identik dengan label “brand lokal” di kepala banyak orang.
3. Penjawab yang menyertakan alasan, biasanya akan menyebut faktor produk yang cocok dan harga yang murah, serta “cinta pertama” saat ketemu brand tersebut bertahun-tahun lalu.