Nama-nama ini sering muncul di label bahan kosmetik dan skincare over the counter. Tapi, kamu udah tahu belum artinya?
Apa aja yang harus diperhatikan dalam membeli skincare? Nomor satu pastinya wajib tahu jenis kulit (normal, berminyak, kering, kombinasi) dan skin concern (jerawat, aging, sensitif, kusam, dsb.) kamu. Setelah itu, biasakan membaca daftar komposisi produk sebelum membeli. Sebagai contoh, saya yang udah paham banget kalau kulit saya sensi terhadap mineral oil dan kandungan parfum, akan jeli membaca label bahan kosmetik dan skincare untuk memastikan apakah ada dua bahan kosmetik ini di dalamnya.
Berikut sejumlah bahan kosmetik dan skincare populer beserta penjelasannya. Taruhan, pasti ada komposisi yang selama ini kamu pikir “kimia” banget karena namanya, namun ternyata tergolong alami dan aman 😀 Hope you find this helpful!
Cetearyl Alcohol
Alkohol alami dari tumbuhan, maupun sintetis, yang berfungsi untuk menyatukan minyak dan air dalam campuran bahan dasar skincare. Aman digunakan sebagai kosmetik.
Tocopheryl Acetate
Menunjukkan kandungan vitamin E sintetis dalam produk. Menurut banyak sumber, tocopheryl acetate lebih kecil kemungkinannya untuk menyebabkan jerawat dibanding tocopherol, alias vitamin E alami.
Shea Butter
Lemak kacang dari tumbuhan asal Afrika, populer sebagai pelembap untuk kulit kering. Hati-hati bagi pemilik kulit clog prone, shea butter tinggi oleic acid, yang bisa (bukan berarti pasti) memicu produksi sebum yang lebih thick, sehingga berpotensi menyumbat pori. Tapi masalah ini lebih untuk kulit wajah sih; untuk dryness kulit tubuh I think nggak usah terlalu khawatir dengan shea butter.
Gliserin
Diambil dari tumbuhan, hewan maupun sintetis, berfungsi untuk menahan kadar air pada kulit. Tubuh manusia juga secara alami memiliki gliserin untuk menjaga kulit dari kekeringan. Bagus untuk semua jenis kulit.
Minyak bening yang diekstrak dari lapisan bumi dan disuling, digunakan pada skincare sebagai pelembap. Walau efektif, bahan ini cukup kontrovesial karena murah, sehingga sering “di-abuse” sebagai filler ingredient di saat banyak kandungan pelembap lainnya yang jauh lebih menutrisi kulit.
Proses trial and error yang panjang membawa saya pada kesimpulan kalau mineral oil bikin saya beruntusan. Bahan satu ini sering banget “dituduh” pro clogging, tapi menurut saya ya harus dicoba sendiri dulu untuk menentukan apakah kamu sensi terhadap mineral oil atau nggak.
Xanthan Gum
Dibuat dari gula, berfungsi sebagai pengawet dan pengental pada skincare, serta sedikit manfaat conditioning.
AHA
Singkatan dari Alpha Hydroxy Acid, asam yang membantu proses pengangkatan sel kulit mati. Cocok untuk masalah tekstur kulit lapisan atas seperti kerutan halus dan flek. AHA juga bisa membantu meningkatkan kadar air pada kulit.
Asam yang membantu proses pengangkatan sel kulit mati dan bekerja lebih dalam ke lapisan kulit. Cocok untuk membantu masalah jerawat dan komedo.
Niacinamide
Nama lain dari vitamin B3 pada skincare. Bermanfaat sebagai pencerah, anti-inflamasi dan antioksidan bagi kulit. One of my favorite ingredients! Niacinamide akan efektif kalau dipakai dalam konsentrasi minimal 4% . Sejumlah produk terjangkau yang mengandung vitamin B3 adalah Olay Total Effects dan Hada Labo Perfect 3D Gel. Mau yang murah? Coba cari Niacef Gel di apotek. Sayangnya saya nggak cocok sama brand generik ini.
Titanium Dioxide
Mineral alami bumi yang biasa digunakan pada skincare maupun makeup sebagai physical sunscreen, alias melindungi kulit dari sinar UV A dan B dengan cara memantulkannya dari kulit. Cocok untuk kulit sensitif.
Sulfate
Sodium lauryl sulfate, ammonium lauryl sulfate, sodium laureth sulfate, dan ammonium laureth sulfate adalah sejumlah variasi sulfate yang bayak digunakan sebagai foaming agent atau deterjen untuk mengangkat minyak dari kulit atau rambut. Efektif, namun bisa menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit. Hindari pada skincare jika muncul di bagian atas ingredients list.
Baca juga: 10 Istilah Makeup dalam Bahasa Inggris yang Paling Sering Diucapkan