banner-detik

backstage beauty

Beauty Stereotype Apa yang Ingin Kamu Ubah?

seo-img-article

Setuju kan kalau cantik itu nggak harus bikin kita tertekan? Apa beauty stereotype yang pingin kamu ubah?

Bagi kamu yang belum tahu nih, setiap tanggal 8 Maret ada peringatan International Women’s Day alias Hari Perempuan Internasional. Mungkin feed Instagram dan medsos kamu juga udah ramai ya, sama foto-foto Women’s March Jakarta di Thamrin, dan berbagai postingan kreatif yang pro equality terhadap perempuan.

Tema peringatan tahun ini sendiri adalah #beboldforchange, di mana gagasan utamanya adalah perempuan harus berani bikin perubahan positif di lingkungannya terhadap isu sosial yang mengganggu perempuan; jangan cuma main kritik sana-sini, atau merasa sebagai victim aja, tapi harus berani memulai perubahan itu sendiri.

Pikiran saya langsung ‘terbang’ ke berbagai kasus pemerkosaan sadis yang ada di tahun 2016. Tapi kalau ngomongin “bold for change”, kita tim Female Daily naturally langsung peka terhadap isu-isu sekitaran beauty. Apart from the convenience, di zaman yang (katanya) udah maju ini, belenggu stereotype masih ada dan dunia beauty nggak lepas dari masalah ini.

international-womens-day-jakarta-indonesia-1

Tim editorial FD, alias saya, Dara dan Ochell, pingin banget mengubah sejumlah stereotype  di kalangan perempuan dan beauty berikut lewat konten-konten FD yang sudah kita buat.

Hijab Stereotype

The other day, saya nobar El-Clasico Real Madrid-Barcelona bareng temen-temen, dan sukses diliatin saat masuk ruangan. Mungkin sebagian orang mikirnya “Wuih, cewek suka bola!”, tapi saya ngerti banget kok, ada yang pandangannya “penuh arti”. Mungkin heran, kok, cewek jilbaban kelayapan lewat jam 12 malem?

Di negara-negara di mana Muslim masih jadi minoritas, menurut orang dekat saya, stereotype-nya adalah kalau cewek berhijab (dan gaya berpakaian yang menunjukkan atribut agama) itu dianggap “memberontak”, pingin dianggap, lewat “sinyal” dari penampilan mereka. Nah, kalau di Indonesia, menurut saya masih ada pandangan cewek berhijab itu harus suci, manis. Salah sedikit, langsung deh, hijabnya jadi kambing hitam. “Nggak malu sama hijab, Mbak?”, dan komen serupa, masih banyak dilontarkan. Kesannya hijabers itu  angels. Padahal, bukannya menjaga sikap itu keharusan bagi semua orang tidak terkecuali? Hijab membantu perempuan lebih menjaga diri, yes, dan di sisi lain ada pepatah Arab “Manusia tempat salah dan lupa.”

WhatsApp Image 2017-03-08 at 06.13.06

Jadi bagian tim editorial FD, saya juga jadi paham bahwa masih banyak brand-brand kecantikan yang enggan pakai model berhijab di segala bentuk promonya, karena nggak mau brand-nya dianggap brand Muslimah, dan in result jadi nggak dilirik. Padahal menurut saya justru banyak perempuan Indonesia akan merasa lebih relate dengan brand-brand ini, kalau aja strategi marketing-nya nggak seperti itu.

Sampe jam tayang bola berubah ke jam bobo siang (yang mungkin terjadi saat tinggi saya jadi 180 cm), ya saya bakal tetap nonton bola, pake smokey eyes siang-siang whenever I’m feeling edgy, dan terus berusaha membuat konten-konten yang bisa empowering komunitas hijab.

Dara, Editor: Kulit Putih = Cantik

“Saya benar-benar kepingin suatu hari nanti (hopefully soon) perempuan Indonesia akan stop bertanya bagaimana cara memutihkan kulit. Meskipun jumlahnya nggak banyak, tapi masih ada satu atau dua comment di blog maupun Youtube FD yang menanyakan cara memutihkan kulit. Itu cuma di FD, sementara di Instagram sana saya yakin masih banyak banget remaja yang follow online shop penjual krim pemutih nggak jelas dengan bahan-bahan yang sama nggak jelasnya.

mencerahkan-kulit-1

“Dari semua artikel dan video yang sudah dibuat di Female Daily, sama sekali nggak ada yang menyebutkan bahwa kulit sehat itu harus putih. Sebaliknya, kita pun nggak pernah memberikan tips untuk berjemur berjam-jam demi mendapatkan kulit tan seksi ala Eva Mendes. Resikonya kanker kulit, lho! Semua perempuan di FD percaya bahwa kulit sehat adalah kulit sehat, terlepas dari apapun warnanya.

With a little bit of makeup (or not!) here and there, kita bisa berkreasi dengan warna kulit yang dianugerahkan pada kita sejak lahir. Wacana ‘kulit putih cantik’ memang sudah beredar dari zaman baheula, tapi selama selebriti masih menerima endorse krim pemutih dan beauty brand masih mengasosiasikan kulit gelap sebagai kulit kusam, wacana ini nggak akan pernah selesai. ”

Ochell, Associate Editor: Stop Jadi Brand Kecantikan yang Kuno

“Belakangan ini saya lumayan sering diajak untuk menjadi pembicara FD Goes to Campus dan FD Goes to Office. Dalam setiap presentasi, saya selalu mengajarkan untuk mencari foundation yang sama dengan warna kulit, bukan yang lebih terang atau yang lebih gelap. Nah, ternyata para perempuan ini sudah mulai sadar kalau complexion ya nggak harus yang lebih terang, tapi sayangnya di Indonesia mencari foundation dengan warna terang yang nggak nge-pink atau warna sawo matang yang benar itu susah bahkan nggak ada. Jadi mereka menjadi kesulitan untuk mencari warna bedak atau foundation yang tepat untuk diri mereka sendiri. So, kalau brand lokal aja nggak mulai membuka mata, kalau ternyata produk-produk mereka kurang ‘menjamah ‘rakyatnya sendiri, gimana perempuan Indonesia ngerti kalau cantik itu ya mencintai fitur diri sendiri?”

beauty-hacks-foundation-keputihan-featured

Baca juga: Tips-tips untuk kulit sawo matang

Bagi kamu yang masih bingung gimana caranya untuk aktif membuat perubahan yang mendukung cewek-cewek di sekitar kamu, website resmi International Women’s Day punya banyak ide simpel untuk #beboldforchange.

Kamu sendiri, apa beauty stereotype yang bikin kamu gemes? Have you done something about it?

Slow Down

Please wait a moment to post another comment